6 Hoaks Sepekan, dari Politik hingga Pulau Rempang

Kita harus waspada agar tidak terjebak dalam informasi yang salah

oleh Pebrianto Eko Wicaksono diperbarui 09 Jan 2024, 17:29 WIB
Diterbitkan 24 Sep 2023, 19:00 WIB
Tangkapan layar salah satu hoaks seputar kerusuhan
Hoaks seputar kerusuhan dapat memainkan emosi pihak yang mempercayainya

Liputan6.com, Jakarta- Media sosial telah dibanjiri beragam informasi, namun tidak semuanya dapat dipercaya sebab terdapat hoaks yang bisa menyesatkan.

Keberadaan hoaks tersebut harus diwaspadai sebab dapat membuat kita terjerumus pada informasi yang salah. Untuk menghindarinya bisa dengan mengenali ragam hoaks yang beredar.

Cek Fakta Liputan6.com pun telah mendapati sejumlah hoaks yang beredar di media sosial, mulai dari seputar peristiwa hingga politik.

Berikut kumpulan hoaks yang beredar dalam sepekan.

1. Foto Baliho Ganjar Pranowo Bertuliskan 'Ganja Untuk Semua'

Sebuah foto yang diklaim baliho Ganjar Pranowo bertuliskan "GANJA UNTUK SEMUA" beredar di media sosial. Foto tersebut disebarkan salah satu akun Facebook pada 15 September 2023.

Dalam foto baliho tersebut terlihat ilustrasi wajah Ganjar Pranowo dengan narasi bertuliskan "GANJA UNTUK SEMUA".

"GANJA UNTUK SEMUA CEBONG

Saking semangat 45 pasang baliho, lupa satu huruf jadi lain artinya...hahahaah BeginiLah KaLau Mau Menipu Rakyat ... Akhirnya SaLah Tulis Nama , PadahaL Percetakan yg Bust , ko" Bisa Matanya Manusia yg Banyak Padang gak Bisa Baca...Tulisan Namanya Ganjar Pranowo....!!! 😂🤣😄😁🤭😅🥹😎🥸👁️," tulis salah satu akun Facebook.

Konten yang disebarkan akun Facebook tersebut telah beberapa kali direspons dan mendapat beragam komentar warganet.

Benarkah dalam foto baliho tersebut bertuliskan "GANJA UNTUK SEMUA"? Simak hasil penelusurannya dalam halam berikut ini.....

 

2. Ada Penjadwalan Pandemi 2.0 Akibat Polusi Udara

Beredar di media sosial postingan yang mengklaim akan ada pandemi 2.0 yang dijadwalkan pada akhir tahun 2023 dengan alasan polusi udara. Postingan itu beredar sejak awal bulan ini.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 6 September 2023.

Berikut isi postingannya:

"Dokter tifaPandemi 2.0 yang dijadwalkan tahun 2025, ternyata dimajukan, bukan di 2024, tetapi di 2023.

Dalam sebulan dua bulan, akan ada peraturan Lockdown, WFH, dan aturan pakai Masker.

Pertama agar masyarakat tidak protes, maka alasannya adalah Polusi Udara. Chemtrails terus ditaburkan, DEW dengan hasil kebakaran hutan dan gedung-gedung, Langit dibuat jadi Forecast, seakan-akan menghitam karena jelaga Batubara atau BBM. Pesan saya:

Satu Tingkatkan Imunitas baik-baik.Sudah saya berikan metodenya di postingan saya yang lalu.

Dua Beli Ivermectin dan Hydroxychloroquine. Untuk jaga-jaga.

Tiga Jadilah orang baik, perbaiki Ibadah, sholat ditambah khusyu dan tepat waktu, rajin-rajin sedekah, perbanyak amal jariyah."

Lalu benarkah postingan yang mengklaim akan ada pandemi 2.0 yang dijadwalkan pada akhir tahun 2023 dengan alasan polusi udara? Simak hasil penelusurannya dalam halaman berikut ini....

 

3. PKS Tolak Cak Imin Sebagai Cawapres Anies Baswedan karena Perbedaan Ideologi dengan PKB

Beredar di media sosial postingan video yang mengklaim PKS menolak Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan karena perbedaan ideologi dengan PKB. Postingan itu beredar sejak akhir pekan lalu.

Salah satu akun ada yang mengunggahnya di Facebook. Akun itu mempostingnya pada 17 September 2023.

Dalam postingannya terdapat video dengan narasi sebagai berikut:

"Keputusan PKS menolak PKB. PKS menyatakan menolak Cak Imi sebagai Cawapres Anies pada Pilpres 2024.

Penolakan tersebut berkaitan dengan perbedaan ideologi antara PKS dengan PKB."

Akun itu menambahkan narasi "Keputusan PKS Menolak PKB"

Lalu benarkah postingan video yang mengklaim PKS menolak Cak Imin sebagai Cawapres Anies Baswedan karena perbedaan ideologi dengan PKB? Simak dalam artikel berikut ini...

Hoaks Berikutnya

4. Video Helikopter Jatuhkan Kawanan Nyamuk Rekayasa Genetik

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk rekayasa genetik, informasi tersebut diunggah sakah satu akun Facebook, pada 2 September 2023.

Unggahan klaim helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk rekayasa genetik menampilkan sebuah helikopter yang terbang berputar sambil mengeluarkan sesuatu berwarna gelap.

Dalam video tersebut terdapat tulisan "Helicopter Dropping Mosquitoes".

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk ke banyak orang di Baltimore selama konser Afram 2023.

---

BillGates memposting video iniSetelah pembebasan lebih dari satu miliarnyamuk yang telah direkayasa secara genetika."

Benarkah klaim helikopter menjatuhkan kawanan nyamuk rekayasa genetik? Simak hasil penelusuran Cek Fakta Liputan6.com dalam halaman berikut ini...

 

5. Video Kerusuhan di Rempang Batam

Cek Fakta Liputan6.com mendapati klaim video kerusuhan di Rempang Batam, informasi tersebut diunggah salah satu akun Facebook, pada 14 September 2023.

Unggahan kliam klaim video kerusuhan di Rempang Batam menampilkan suasana luar ruangan yang dipadati sejumlah orang yang sebagian sedang mengibarkan bendera, terlihat juga kobaran api dan flare.

Video tersebut diberi keterangan sebagai berikut.

"Suasana di Batam Island terus memanas, kisruh Rempang Batam berlarut"

Benarkah klaim video kerusuhan di Rempang Batam? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com simak hasil penelusurannya di sini...

 

6. BNI Terapkan Kenaikan Biaya Transfer Jadi Rp 150 Ribu

Cek Fakta Liputan6.com mendapati informasi PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk. atau (BNI) terapkan kenaikan biaya transfer menjadi Rp 150 ribu per bulan. Informasi tersebut beredar lewat aplikasi percakapan WhatsApp.

Informasi BNI terapkan kenaikan biaya transfer menjadi Rp 150 ribu per bulan dikirim oleh akun WhatsApp dengan foto profile logo BNI.

Akun WhatsApp tersebut membagikan file yang berisi informasi pengumuman BNI melakukan perubahan tarif transaksi, dari Rp 6.500 per transaksi dan BI FAST Rp 2.500 akan diubah menjadi Rp 150.000 per bulan.

Pengumuman tersebut juga memberikan penerima pesan pilihan untuk menolak kenaikkan perubahan biaya transaksi, dengan mengisi formulir digital.

Berikut informasi BNI terapkan kenaikan biaya transfer menjadi Rp 150 ribu per bulan.

"INFO BANK BNI

Yth. Bpk/Ibu nasabah mohon konfirmasi jawaban mengenai yang Surat Ketetapan yang kami kirimkan di atas, RESPON SECEPATNYA AGAR TIDAK DIBERLAKUKAN TARIF BARU secara otomatis oleh sistem.

1. SETUJU (Rp150.000/bulan)2. TIDAK SETUJU (Rp6.500/transaksi)

Silakan pilih tarif sesuai kebutuhan Anda dengan klik tautan di bawah ini:

https://aktivasi-perubahan-tarif-bni.wb-app.com/"

Benarkah informasi BNI terapkan kenaikan biaya transfer menjadi Rp 150 ribu per bulan? Simak penelusuran Cek Fakta Liputan6.com simak hasil penelusurannya di sini.....

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

  Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya