Khawatir Makin Marak Disinformasi di X, Puluhan Kampus di Jerman Setop Unggah Konten

Lebih dari 55 universitas dan lembaga penelitian di seluruh Jerman telah mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan unggahan konten di platform media sosial milik Elon Musk, X, atau yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter.

oleh Adyaksa Vidi diperbarui 12 Jan 2025, 18:00 WIB
Diterbitkan 12 Jan 2025, 18:00 WIB
Ilustrasi: Aplikasi X alias Twitter
Ilustrasi: Aplikasi X alias Twitter (Liputan6.com/ Agustin Setyo Wardani)

Liputan6.com, Jakarta - Lebih dari 55 universitas dan lembaga penelitian di seluruh Jerman telah mengumumkan keputusan mereka untuk menghentikan unggahan konten di platform media sosial milik Elon Musk, X, atau yang sebelumnya dikenal sebagai Twitter. Mereka khawatir platform tersebut mendorong ujaran kebencian, disinformasi, dan manipulasi.

Dalam sebuah pernyataan yang dilaporkan oleh RBB, Asosiasi Komunikasi Universitas Federal mengecam platform tersebut,

"Kondisi untuk pertukaran pendapat terbuka tidak ada lagi. Pintu telah terbuka untuk kebencian, disinformasi, dan manipulasi dengan kedok kebebasan berekspresi."

Universitas Potsdam merupakan salah satu institusi yang mengambil tindakan. Menurut Silke Engel, juru bicara universitas, administrasinya memutuskan pada hari Jumat untuk menutup akun resminya setelah lebih dari 13 tahun berada di platform tersebut.

"Kami telah mengamati X untuk waktu yang lama dan tidak seaktif dulu selama beberapa bulan, karena perkembangan politik. Kami berkata kepada diri sendiri bahwa kami adalah tempat untuk pertukaran fakta, wacana terbuka, dan transparansi dan itu tidak terjadi lagi di X."

Sebelumnya, langkah serupa juga diambil oleh dua serikat buruh utama Jerman, Unified Service Sector Union (Verdi) dan Education and Science Union (GEW), yang meninggalkan platform tersebut setelah aktif selama sekitar 15 tahun. Kedua organisasi tersebut mengkritik X karena diduga memperkuat narasi anti-demokrasi.

"X merupakan forum untuk penyebaran posisi ekstremis sayap kanan, kebencian dan agitasi, permusuhan terhadap demokrasi, dan disinformasi. Algoritma platform tersebut memberikan preferensi pada narasi anti-demokrasi."

Ikuti Kuis Cek Fakta Liputan6.com di Aplikasi Youniverse dan menangkan saldo e-money jutaan rupiah.

Caranya mudah:

* Gabung ke Room Cek Fakta di aplikasi Youniverse

* Scroll tab ke samping, klik tab “Campaign”

* Klik Campaign “Kuis Cek Fakta”

* Klik “Check It Out” untuk mengikuti kuisnya

 

Tentang Cek Fakta Liputan6.com

Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.

Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi partner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.

Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.

Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya