Dadih, Kuliner Minangkabau Harumkan Indonesia di Belanda

Dadih, panganan lokal suku Minangkabau, Sumatera Barat, sukses diperkenalkan di Negeri Kincir Angin Belanda.

oleh Liputan6 diperbarui 26 Jun 2015, 03:35 WIB
Diterbitkan 26 Jun 2015, 03:35 WIB
Dadih, Kuliner Minangkabau Harumkan Indonesia di Belanda
Dadih, panganan lokal suku Minangkabau, Sumatera Barat, sukses diperkenalkan di Negeri Kincir Angin Belanda.

Citizen6, Jakarta Dadih, panganan lokal suku Minangkabau, Sumatera Barat, sukses diperkenalkan di Negeri Kincir Angin Belanda. Tak hanya itu, produk asli Indonesia tersebut berhasil dimenangkan dalam kongres mahasiswa biomedik internasional, International Student Congress of bio (Medical) Science (ISCOMS) pada 2—5 Juni 2015 di University of Medical Centre Groningen (UMCG) Belanda, sebagai penelitian dengan abstrak terbaik dalam ranah sains.

Dadih yang merupakan  produk fermentasi susu kerbau dengan konsistensi seperti tahu, berwarna putih, dengan bau dan rasa yang asam masih kurang populer di masyarakat khususnya di luar Sumatera Barat. Rasanya yang asam tersebut membuat dadih kurang diminati. Dadih mengandung banyak nutrisi yang penting bagi kesehatan tubuh. Berdasarkan segala potensi baik dari dadih, dadih dapat diolah menjadi produk yang tentunya tak hanya sehat namun lebih dapat diminati, yakni dalam bentuk ice cream.  

Karya inovatif olahan dadih ice cream muncul dari ide kreatif mahasiswa Indonesia, Aa Noval Ubaedillah dengan 4 orang rekan dan dibimbing oleh seorang dosen (dr. Andani Eka Putra, M.Sc), dari Fakultas Kedokteran, Universitas Andalas. Noval, sebutan akrabnya, mewakili salah satu paper ilmiah dengan judul, “Dadih ice cream modulates peritoneal macrophage activity: An experimental study using in-vitro model” pada ISCOMS 2015. Ia diberikan kesempatan dalam sesi presentasi oral di bidang Rheumatology & Immunology.

Noval, dengan paper ilmiah yang telah dipresentasikannya, berhasil memenangkan kategori Best Abstract Award on Basic Science yakni penelitian dengan menyajikan abstrak terbaik. Mahasiswa yang juga masuk dalam 15 finalis mahasiswa berprestasi (mawapres) nasional 2015 ini berhasil membawa nama Indonesia sebagai pemenang setelah bersaing dengan 350 mahasiswa dari lebih 60 negara di dunia. Keberhasilannya membawa kemenangan tersebut memberikan kesempatan baginya untuk mempublikasikan hasil penelitiannya dalam jurnal internasional. Hal tersebut tentunya juga menjadi kebanggaan bangsa Indonesia dalam mengenalkan produk dadih di kancah Internasional.

Tidak hanya dadih sebagai produk asal Indonesia yang diperkenalkan dalam kongres internasional tersebut, namun beberapa potensi bahan alam indonesia juga turut dipresentasikan oleh sejumlah mahasiswa. Beberapa bahan alam indonesia tersebut antara lain pohon manggis dan ginseng jawa. Sebanyak 22 orang mahasiswa asal Indonesia turut diundang untuk  mempresentasikan hasil penelitiannya, diantaranya mahasiswa dari Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Airlangga, Universitas Brawijaya dan Universitas Jember.

Pengirim:

Dia Septiani

 **Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya