Dua Bersaudara Siksa dan Bunuh Temannya Hanya karena Snapchat

Sebuah studi menyatakan media sosial sangat berpengaruh terhadap emosi remaja. Tidak hanya di Indonesia.

oleh Azwar Anas diperbarui 29 Des 2016, 13:14 WIB
Diterbitkan 29 Des 2016, 13:14 WIB
Dibunuh karena snapchat
Dua Bersaudara Siksa dan Bunuh Temannya Hanya Karena Snapchat

Liputan6.com, Jakarta Sebuah studi menyatakan media sosial sangat berpengaruh terhadap emosi remaja. Tidak hanya Indonesia, Amerika pun mengalami permasalahan yang sama. Bahkan, remaja di Amerika melakukan hal dengan sadis karena telah tega membunuh temannya sendiri karena hal sepele.

Dilansir Metro.co.uk, baru-baru ini seorang pria remaja asal Pennsylvania dipaksa makan kotoran kucing sebelum dipukul sampai mati. Penyebabnya sangat sepele, yakni karena mengganggu saat temannya sedang mengunggah video ke Snapchat.
 
Pria itu diketahui bernama Delvin Mendoza Chaparro (20). Ia ditemukan tak bernyawa di gang sempit usai dipukuli, dikencingi, dan ada sejumlah luka di tubuhnya. Korban ditemukan dengan celana jeans, tanpa sepatu, dan mengenakan hoodie bertuliskan Marquette University.

Tetangga korban, Sarah Zakzesky (20), bersaksi melihat aksi pembunuhan tersebut. Ia menduga Mendoza dianiaya oleh dua teman wanitanya.  “Pelaku bergantian menganiaya Mendoza di apartemen teman wanitanya sebelum dibuang di gang,” ujarnya.

Setelah polisi melacak kejadian tersebut, akhirnya pelaku pembunuhan ditemukan, yakni dua orang wanita bersaudara bernama Devin Katzfey (20) dan Branden Katzfey (19).

Mereka divonis dengan kategori tindakan sembrono dan pelaku kejahatan. Mereka melakukan pembunuhan tersebut secara bergantian untuk menyiksa korban. Devin memaksa korban untuk makan kotoran kucing, sementara Branden mengencingi korban.

Zakzesky mengatakan dua saudara itu menyeret Mendoza ke dapur dan mulai memotret wajah korban, memukuli, dan menendang.

“Saya melihat Mendoza dipukuli sekitar lima kali,” ujar Zakzesky.

Yang pertama, saat Mendoza dipukuli ia luka parah dan sangat lemah berbaring di lantai, tetapi rupanya ia masih hidup.

Karena pelaku terlalu emosi, akhirnya Mendoza  tergeletak tidak berdaya di dekat pintu hingga akhirnya dibuang.

Penulis:

Wenti Ayu Apsari
Politeknik Negeri Jakarta

 

**Ingin berbagi informasi dari dan untuk kita di Citizen6? Caranya bisa dibaca di sini

**Ingin berdiskusi tentang topik-topik menarik lainnya, yuk berbagi di Forum Liputan6

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya