Jokowi Maju di Pilpres 2019, Cawapresnya Akan Dibahas Partai Pengusung

Jokowi kembali akan mencalonkan diri sebagai Presiden RI di Pilpres 2019. cawapresnya akan dibahas partai pengusung.

oleh Liputan6.com diperbarui 28 Feb 2018, 11:45 WIB
Diterbitkan 28 Feb 2018, 11:45 WIB
[Bintang] Jokowi
Pesiden Jokowi saat menonton film Dilan 1990. foto: Instagram (@falconpictutes_)

Liputan6.com, Jakarta - Jokowi menjadi kandidat presiden yang akan berlaga di Pilpres 2019. Dia diusung oleh 5 partai yakni PDIP, Golkar, PPP, Nasdem, dan Hanura. Namun hingga kini, nama calon wakilnya belum ditentukan.

Sekjen Partai Nasdem Johnny G Plate mengatakan, sosok yang akan mendampingi mantan Gubernur DKI Jakarta itu akan dikomunikasikan bersama partai pengusung. Dengan demikian, ada kesepakatan sosok pasangan calon yang akan dideklarasikan.

"Agar bisa sama-sama memilih seseorang yang sesuai untuk Presiden," kata Johnny saat dihubungi Liputan6.com di Jakarta, Selasa (27/2/2018).

Dia mengatakan, setidaknya sosok pendamping Jokowi harus memenuhi empat karakteristik. Pertama, cawapres itu harus mempunyai kecocokan atau chemistry dengam mantan Wali Kota Surakarta itu.

Kedua, sosok cawapres harus paham mengenai visi dan misi Jokowi, sehingga dapat memberikan efek elektoral peningkatkan elektabilitas keduanya.

"Dan pertimbangan dalam rangka regenerasi politik. Semua faktor itu akan jadi pertimbangan yang mana yang dominan. Akan dibicarakan kombinasi mana yang paling cocok melalui putra atau putri terbaik Indonesia," papar Johnny.

Tak hanya itu, dia mengharapkan ego parpol pengusung Jokowi menginginkan kadernya saja untuk diusung menjadi cawapres. Sebab hal terpenting yakni memenangkan kontestasi lima tahunan itu.

Kriteria dari Rakernas

Jokowi sarapan bersama Surya paloh
jokowi mengundang Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh sarapan di Istana Merdeka (Setpres/Biro Pers)

Sebelumnya, Rapat Kerja Nasional (Rakernas) III PDIP sempat menyinggung 3 kriteria calon wakil presiden untuk Joko Widodo atau Jokowi yang akan maju di Pilpres 2019.

Wakil Sekjen PDIP Eriko Sotarduga mengatakan, salah satu kriteria tersebut adalah harus mempunyai chemistry atau cocok dengan Jokowi.

"Kedua menambah elektabilitas beliau tentunya di pemilu yang akan datang," ucap Eriko di Sanur Bali, Minggu 25 Februari 2018.

Selain itu, masih ada kriteria ketiga, yakni pasangan yang maju bersama Jokowi menggambarkan NKRI. Artinya, kata Eriko, pasangan yang maju nanti menggambarkan keberagaman di Indonesia.

"Jadi ada 3 alasan kuat yang dibicarakan dalam rakernas ini. Baik secara formal maupun nonformal," imbuh Eriko.

Namun, ia masih belum mau mengungkap siapa tokohnya yang cocok dengan tiga kriteria itu. Menurut Eriko, hal itu merupakan wewenang Jokowi dan Ketum PDIP Megawati.

"Serta harus dibicarakan dengan siapa nanti partai-partai yang mendukung beliau ke depannya," jelas Eriko.

JK Masih Berpeluang

Putu Merta Surya Putra/Liputan6.com
Jokowi dan JK makan siang bersama di Kantor Wapres.

Politikus PDIP yang juga Menko PMK Puan Maharani tak memungkiri nama Jusuf Kalla (JK) masuk dalam kajian calon wakil presiden (cawapres) mendampingi Jokowi di Pilpres 2019.

"Ya Pak JK masuk dalam pengkajian itu, walau kita ketahui secara undang-undang konstitusi memang ada batasan jabatan. Tapi kita lihat juga kemudian Pak JK masih berkenan, kita juga belum pernah tanya," ungkap Puan di kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa 27 Februari 2018.

Namun, Puan mengaku pengkajian terhadap sejumlah tokoh, termasuk JK masih terus dilakukan partainya dan partai koalisi untuk disandingkan dengan Jokowi. Yang pasti, kata dia, ada sejumlah kriteria yang masih dipertimbangkan.

Saksikan Video Pilihan di Bawah Ini:

 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya