Liputan6.com, Jakarta - Karena adanya perbedaan condong permukaan bumi, setiap tempat pasti memiliki rentang waktu siang dan malam yang berbeda. Karena itulah setiap umat muslim di dunia akan berpuasa dengan jangka waktu berbeda pula.
Baca Juga
Advertisement
Berbeda dengan beberapa negara kutub lainnya yang masih memiliki kapasitas waktu malam, midnight sun yang merupakan bagian dari lingkaran arktik, tidak punya waktu malam saat musim panas. Hingga pertengahan Agustus, matahari terus bersinar dan tidak pernah redup.
Lalu, bagaimana cara berpuasa jika dalam satu hari matahari bersinar selama 24 jam penuh?
Pendapat Wakil Ketua Pusat Islam Kanada
Meskipun jumlah umat muslim di tempat tersebut sangat sedikit, hal tersebut bukan berarti mereka lalai untuk beribadah. Dilansir dari Theatlantic.com, Muhammad Asif Mirza selaku wakil ketua pusat Islam di Yellowknife, Kanada, menjelaskan bahwa umat muslim di sana tidak perlu berpuasa secara terus-menerus tanpa henti.
Ada dua pilihan untuk menghadapi fenomena alam ini. Pertama, yakni mengikuti waktu matahari terbit dan terbenam dari kota besar terdekat. Sedangkan yang kedua adalah mengikuti waktu puasa di Mekah, Arab Saudi.
Advertisement
Mirza Mengikuti Waktu Puasa dengan Kota Terdekat
Mirza bersama keluarga yang bertempat tinggal di midnight sun, saat berpuasa selalu mengikuti waktu matahari terbit dan terbenam di Edmonton, ibu kota Provinsi Alberta, Kanada. Di kota itu, umat muslim berpuasa selama 19 jam 15 menit, lebih lama dari jangka waktu puasa di Mekah, yakni 14 jam.
Penulis:
Latif Munawar
Reporter Sahabat Liputan6.com
Jadilah bagian dari Komunitas Sahabat Liputan6.com dengan berbagi informasi & berita terkini melalui e-mail: SahabatLiputan6@gmail.com serta follow official Instagram @sahabatliputan6 untuk update informasi kegiatan-kegiatan offline kami.