Tujuan Pembelajaran IPS yang Sebenarnya, Tak Cuma Menghafal Saja

Tujuan pembelajaran itu berbeda-beda setiap jurusannya.

oleh Liputan6.com diperbarui 23 Jan 2019, 23:37 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2019, 23:37 WIB
Tujuan Pembelajaran IPS
Tujuan Pembelajaran IPS (sumber: Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta Ada banyak mitos-mitos yang berseliweran di luar sana tentang anak jurusan IPA (Ilmu Pengetahuan Alam) dan IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial). Anak jurusan IPA dipandang sebagai anak pintar, rajin belajar, banyak menghabiskan waktu di tempat bimbel, sementara anak IPS dipandang sebelah mata, mulai dari nakal hingga level kepintarannya dibawah anak jurusan IPA.

Miskonsepsi seperti ini seolah memang sudah mendarah daging, nggak cuma di kalangan pelajar sekolah tapi juga orang tua dan guru. Miskonsepsi di atas malah sudah jadi mitos yang berkembang luas di masyarakat. Pada dasarnya tujuan pembelajaran baik yang jurusan IPA maupun IPS adalah semata mata untuk memberikan pemahaman pelajaran yang dirasa cocok oleh siswa.

Penyebab miskonsepsi ini beragam, mulai dari tingkat kesulitan pelajaran, kualitas guru yang berbeda, gengsi kalangan orangtua dan lain-lain. Hal ini berlangsung simultan hingga menyebabkan pandangan terhadap kedua jurusan. Sehingga tujuan pembelajaran yang sebenarnya tidak bisa terpenuhi dan hanya bisa menimbulkan kerugian tertentu pada siswa.

Tujuan pembelajaran itu berbeda-beda setiap jurusannya. Tidak terkecuali tujuan pembelajaran IPS dan tujuan pembelajaran IPA. Namun, pada kesempatan kali ini Liputan6.com akan membahas lebih rinci tujuan pembelajaran IPS.

Pengertian IPS (Ilmu Pengetahuan Sosial)

Pelajaran IPS di Sekolah Dasar merupakan nama mata pelajaran yang berdiri sendiri sebagai integrasi dari sejumlah konsep disiplin ilmu sosial, humaniora, sains bahkan berbagai isu dan masalah sosial kehidupan (Menurut Sapriya, 2009).

Sedangkan menurut Somantri (Sapriya:2008:9) menyatakan IPS adalah penyederhanaan atau disiplin ilmu ilmu sosial humaniora serta kegiatan dasar manusia yang diorganisasikan dan disajikan secara ilmiah dan pedagogis/psikologis untuk tujuan pendidikan. Adapun yang menjadi ruang lingkup pelajaran IPS menurut Taneo (2009:36) adalah manusia sebagai anggota masyarakat atau manusia dalam konteks sosial.

Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya menekankan pada aspek pengetahuan saja, melainkan juga pembinaan peserta didik untuk mengembangkan dan menerapkan nilai-nilai pengetahuan tersebut di tengah masyarakat. Nilai-nilai tersebut misalnya tenggang rasa dan tepo sliro, kepedulian terhadap sesama dan lingkungan, disiplin, ketaatan, keteraturan, etos kerja, dan lain-lain.

Selain itu tujuan pembelajaran IPS adalah untuk mengembangkan potensi peserta didik atau siswa agar peka terhadap masalah sosial yang terjadi di masyarakat, memiliki sikap mental positif terhadap perbaikan segala ketimpangan yang terjadi, dan terampil mengatasi setiap masalah yang terjadi sehari-hari baik yang menimpa dirinya sendiri maupun yang menimpa masyarakat.

Mitos tentang anak IPS

Anak IPA pintar berhitung, IPS pintar menghafal. Mitos ini adalah stigma yang selama ini menempel kuat di kalangan masyarakat. Seolah tujuan pembelajaran IPS dan IPA hanya dinilai dari tingkat kecerdasan seorang siswa melalui tolak ukur yaitu berhitung dan hafalan. Kalau diperhatikan lebih jelas lagi sebenarnya konsep berhitung lebih dekat dengan pelajaran Akuntansi di jurusan IPS. Tujuan pembelajaran IPS tidak hanya sebatas untuk menghafal melainkan lebih banyak membutuhkan pemahaman konseptual yang komprehensif.

Bloom's Taxonomy menjelaskan bahwa kemampuan manusia dalam domain kognitif tak hanya berhitung dan menghafal saja, ada 3 aspek yang mempengaruhinya.

Level 1: Knowledge, tujuan pembelajaran adalah pengetahuan kita mengenai fakta-fakta atau terminologi yang spesifik meliputi pengetahuan mengenai metode-metode tertentu, dan pengetahuan mengenai prinsip-prinsip dan teori-teori universal.

Level 2: Comprehension,tujuan pembelajaran merupakan kemampuan kognitif yang melibatkan kemampuan untuk memahami konsep, membandingkan konsep, menginterpretasikan suatu fenomena atau abstraksi tertentu, dan dapat menyimpulkan ide inti dari pembahasan-pembahasan tertentu.

Level 3: Critical Thinking, tujuan pembelajaran terdiri dari beberapa dimensi, yaitu: analysis, evaluation, synthesis. Analysis: menguji dan menguraikan informasi dan/atau pengetahuan dengan cara mengidentifikasi komponen-komponen dari informasi tersebut, misalnya: penyebab, efek, dan prevalensi.

Evaluation: mengajukan dan mempertahankan opini dengan cara membuat penilaian mengenai informasi dari gagasan berdasarkan dengan kriteria-kriteria tertentu. Synthesis: mengumpulkan informasi-informasi terkait suatu gagasan tertentu untuk membuat suatu kesimpulan dan menghasilkan gagasan alternatif.

Tujuan pembelajaran IPS

Program-program pembelajaran IPS di sekolah dapat dicapai jika diorganisasikan secara baik dan tepat. Dari rumusan tujuan tersebut dapat dirinci sebagai berikut (Awan Mutakin, 1998).

1. Memiliki kesadaran dan kepedulian terhadap masyarakat atau lingkungannya, melalui pemahaman terhadap nilai-nilai sejarah dan kebudayaan masyarakat.

2. Mengetahui dan memahami konsep dasar dan mampu menggunakan metode yang diadaptasi dari ilmu-ilmu sosial yang kemudian dapat digunakan untuk memecahkan masalah-masalah sosial.

3. Mampu menggunakan model-model dan proses berpikir serta membuat keputusan untuk menyelesaikan isu dan masalah yang berkembang di masyarakat.

4. Menaruh perhatian terhadap isu-isu dan masalah-masalah sosial, serta mampu membuat analisis yang kritis, selanjutnya mampu mengambil tindakan yang tepat.

5. Mampu mengembangkan berbagai potensi sehingga mampu membangun diri sendiri agar survive yang kemudian bertanggung jawab membangun masyarakat. pengembangan keterampilan pembuatan keputusan.

6. Memotivasi seseorang untuk bertindak berdasarkan moral.

7. Fasilitator di dalam suatu lingkungan yang terbuka dan tidak bersifat menghakimi.

8. Mempersiapkan siswa menjadi warga negara yang baik dalam kehidupan-nya “to prepare students to be well-functioning citizens in a democratic society’ dan mengembangkan kemampuan siswa mengunakan penalaran dalam mengambil keputusan pada setiap persoalan yang dihadapinya.

9. Menekankan perasaan, emosi, dan derajat penerimaan atau penolakan siswa terhadap materi Pembelajaran IPS yang diberikan.

Reporter: Heri Setiawan

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya