Catat, Ini 4 Tipe Penguntit yang Harus Kamu Waspadai

Guna meminimalisir korban dari penguntitan, berikut cara mengenali penguntit berdasarkan latar belakang yang dialaminya.

oleh Liputan6dotcom diperbarui 04 Agu 2020, 18:12 WIB
Diterbitkan 04 Agu 2020, 18:12 WIB
Ilustrasi Stalker di Medsos
Stalker Tipe Pengganggu

Liputan6.com, Jakarta - Sebagian besar seseorang merasa nyaman dan senang untuk bepergian sendiri karena merasa bebas. Namun nyatanya, kebiasaan tersebut bisa mengancam keselamatan diri jika ada seseorang iseng maupun jahil dan dengan sengaja membututimu.

Tentu tak mudah bagi seseorang membedakan mana orang jahat atau tidak. Pasalnya penguntit bisa saja mengelabuhi target dengan penampilan layaknya individu lainnya tanpa meninggalkan jejak yang mencurigakan.

Namun, penting bagi seseorang untuk tidak terlena dengan gaya penampilannya. Dengan kesuksesannya memanipulasi target menjadi titik terang bagi penguntit melakukan aksinya. Mereka bahkan tak segan mengeluarkan gerak-gerik yang mengintimidasi korban. Seorang wanita seringkali menjadi korban bidikan si pelaku di jalanan.

Guna meminimalisir korban dari penguntitan, berikut cara mengenali penguntit berdasarkan latar belakang yang dialaminya, dikutip dari Street Roots, Selasa (4/8/2020), sebagaimana diungkapkan psikiater asal Australia, Paul Mullen dan Psikolog Rosemary Purcell Michele Pathe:

Saksikan Video Pilihan Berikut Ini:

Penguntit dari Hasil Penolakan

Ilustrasi Stalker di Medsos
Stalker Tipe Psycho

Rasa penolakan yang meninggalkan luka dapat menjadi faktor yang melatarbelakangi penguntit untuk beraksi membuntuti korban yang menolaknya. Indikasi korban biasanya masih memiliki hubungan kerabat dan dekat, seperti keluarga, sahabat dan rekan kerja.

Maksud dan tujuan dari si penguntit awalnya hanya ingin memperbaiki keretakan hubungan. Hal ini dimanfaatkan penguntit untuk mendapatkan kepercayaan kembali dan melancarkan upayanya untuk balas dendam atas penolakan yang diterima.

Penguntit Hasil Kekesalan

Viral di Medsos, Cerita Soal Bocah Korban "Predator" di Toilet
Seorang bocah laki-laki jadi korban pelecehan anak oleh pria tidak dikenal di toilet mall.

Hampir sama dengan sebelumnya, yang membedakan hanyalah motif awal si penguntit sangat jelas untuk balas dendam. Kemarahan si penguntit berawal dari tindak penganiayaan yang dilakukan korban. Pelaku menganggap hal ini sebagai bentuk ketidakadilan dan penghinaan.

Sikap ini mengindikasikan bahwa si penguntit mengalami penyakit mental yang akut dengan berbagai usaha paranoidnya untuk memiliki kontrol atas korban yang terintimidasi.

Penguntit Hasil Kesepian

ilustrasi kecewa
ilustrasi kecewa (Sumber: Unsplash) / Steven Spassov

Untuk memenuhi hasratnya, penguntit lebih condong mencari keintiman hubungan dengan membidik orang asing bahkan kenalannya.

Hal ini dipengaruhi oleh penyakit mental penguntit yang menghasilkan delusi terhadap si korban dengan berharap berada di dalam suatu hubungan yang secara nyata tidak terwujud.

Penguntit Predator

[Fimela] Ilustrasi korban
Ilustrasi korban pelecehan | unsplash.com/@anthonytran

Tipe ini merupakan penguntit yang berbahaya karena mengalami tingkat kepuasan seksual yang menyimpang.

Korban yang menjadi buruan pelaku ialah seorang perempuan tak dikenal, yang dimaksudkan untuk memenuhi minat seksual si pelaku. Taktik yang ditempuh pelaku biasanya menjelajahi informasi tentang target yang menjadi senjata penguntitan.

Penulis:

Ignatia Ivani

Universitas Multimedia Nusantara 

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Tag Terkait

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya