Ahli: Berpuasa Dapat Membantu Mencegah Berbagai Masalah Kesehatan

Para ahli menemukan bahwa membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan.

oleh Camelia diperbarui 09 Apr 2022, 08:01 WIB
Diterbitkan 09 Apr 2022, 08:01 WIB
Ilustrasi Puasa
Ilustrasi Berbuka Puasa Credit: pexels.com/pixabay

Liputan6.com, Jakarta Umat muslim di seluruh dunia tengah menjalani ibadah puasa di bulan Ramadhan. Saat berpuasa umat muslim dilarang makan, minum, merokok hingga berhubungan intim dari fajar hingga matahari terbenam, dengan harapan bahwa itu akan mengarah pada taqwa atau keimanan. 

Muslim diperintahkan untuk berpuasa selama Ramadhan lebih dari 1.400 tahun yang lalu. Rupanya orang Yunani kuno merekomendasikan puasa untuk menyembuhkan tubuh, dan hari ini beberapa ilmuwan menganjurkan puasa yang dimodifikasi lantaran bermanfaat bagi mental dan fisik manusia.

Dikenal sebagai puasa intermiten, puasa yang dimodifikasi ini datang dalam beberapa bentuk yang mengharuskan tidak makan selama 12, 16, atau 24 jam pada suatu waktu. Bentuk lain, yang dikenal sebagai puasa 5:2, menganjurkan pembatasan kalori (makan hanya antara 500 dan 600 kalori) selama 36 jam, dua kali seminggu.

Eat Stop Eat, sebuah buku oleh Brad Pilon yang diterbitkan pada tahun 2007, merekomendasikan untuk tidak makan selama 24 jam sekali atau dua kali seminggu, memberikan individu kebebasan untuk memutuskan kapan harus memulai dan mengakhiri puasa mereka.

Pada 2012, Michael Mosley merilis film dokumenter TV-nya Eat, Fast and Live Longer dan menerbitkan buku terlarisnya The Fast Diet, keduanya didasarkan pada konsep 5:2 puasa intermiten.

"Dalam The Fast Diet saya menganjurkan bentuk puasa yang disebut 'makan dengan waktu terbatas," kata Mosley kepada Al Jazeera.

Ini melibatkan hanya makan dalam jam-jam tertentu, mirip dengan bentuk puasa yang dilakukan oleh umat Islam selama Ramadhan. Manfaat yang terbukti termasuk peningkatan kualitas tidur dan bukti pengurangan risiko beberapa jenis kanker, khususnya kanker payudara,” ujarnya.

* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dapat membantu mencegah berbagai masalah kesehatan

Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur
Ilustrasi Muslim, puasa, buka puasa, sahur. (Photo by Michael Burrows from Pexels)

Para ahli juga menemukan bahwa membatasi asupan makanan di siang hari dapat membantu mencegah masalah kesehatan seperti kolesterol tinggi, penyakit jantung dan obesitas, serta meningkatkan kesehatan mental dan kesejahteraan.

Dengan tidak mengonsumsi makanan apa pun, tubuh kita dapat berkonsentrasi untuk membuang racun, karena kita memberikan istirahat pada sistem pencernaan.

Ahli gizi Claire Mahy juga mengatakan kepada Al Jazeera, “Puasa memungkinkan usus untuk membersihkan dan memperkuat lapisannya. Itu juga dapat merangsang proses yang disebut autophagy, di mana sel membersihkan diri dan menghilangkan partikel yang rusak dan berbahaya.”

Para ilmuwan juga telah mempelajari hubungan antara diet, kesehatan usus dan kesejahteraan mental dan, seperti yang dijelaskan Mosley, puasa dapat menyebabkan pelepasan BDNF (faktor neurotropik yang diturunkan dari otak) di otak.

"Ini telah terbukti melindungi sel-sel otak dan dapat mengurangi depresi dan kecemasan, serta risiko mengembangkan demensia," tambah Mosley.

Lebih banyak manfaatnya

Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur
Ilustrasi puasa, buka puasa, sahur. (Photo by Meruyert Gonullu from Pexels)

Banyak orang yang telah memeluk puasa juga menemukan bahwa, jika dilakukan dengan benar, itu telah membantu mereka kehilangan lemak dan mendapatkan massa otot tanpa lemak.

Seperti halnya perubahan pola makan atau gaya hidup, puasa memiliki risiko karena tidak cocok untuk semua orang. Individu dengan kesehatan yang terganggu atau mereka yang sedang dipantau oleh dokter untuk kondisi kesehatan apa pun harus berkonsultasi dengan dokter sebelum mencobanya agar dapat dipantau untuk beberapa efek samping.

Puasa dapat menyebabkan kadar glukosa darah rendah yang menyebabkan penurunan konsentrasi dan peningkatan kelelahan,” jelas ahli gizi terdaftar Nazmin Islam.

Islam menambahkan bahwa penurunan berat badan yang berkelanjutan hanya mungkin dilakukan dengan puasa teratur dan penurunan berat badan apapun selama Ramadhan dapat dengan mudah dibalikkan setelah seseorang kembali ke pola makan harian mereka.

Namun, manfaatnya lebih besar daripada kerugiannya. Dalam jangka panjang, puasa, jika dilakukan dengan benar, dapat meningkatkan sistem pencernaan dan metabolisme secara keseluruhan.”

Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis Ayo Jadikan 2022 Tahun Terakhir Indonesia dalam Masa Pandemi Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya