Apa Perbedaan antara Sholat Ghaib dan Sholat Jenazah?

Meski memiliki tujuan dan keutamaan yang sama, terdapat perbedaan antara sholat ghaib dan sholat jenazah. Berikut ini perbedaannya:

oleh Putri Annisa diperbarui 09 Jun 2022, 09:07 WIB
Diterbitkan 09 Jun 2022, 09:07 WIB
Masjid - Vania
Ilustrasi Masjid/https://unsplash.com/Rumman Amin

Liputan6.com, Jakarta - Majelis Ulama Indonesia (MUI) Jawa Barat mengeluarkan surat resmi seruan untuk melaksanakan sholat ghaib. Seruan itu disampaikan menyusul kabar meninggalnya putra sulung Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil, Emmeril Khan Mumtadz atau Eril yang sebelumnya hilang di Sungai Aare, Bern, Swiss sejak Kamis, 26 Mei 2022.

Seruan tersebut mendapat tanggapan positif dari masyarakat. Tidak hanya warga Jawa Barat yang menggelar sholat ghaib, tapi juga di daerah lain, seperti di Jakarta. Pelaksanaan sholat ghaib juga digelar oleh Warga Negara Indonesia (WNI) di sejumlah negara, salah satunya Palestina.

Ya, sudah menjadi kewajiban bagi umat Islam untuk mensholatkan saudaranya yang meninggal dunia. Umumnya, sholat yang dilakukan untuk mendoakan orang yang meninggal adalah sholat jenazah. Namun, dalam beberapa kondisi, dianjurkan untuk melaksanakan sholat ghaib terhadap orang yang sudah meninggal.

Lantas, adakah perbedaan antara sholat ghaib dan sholat jenazah? Berikut ini perbedaan sholat ghaib dan sholat jenazah yang dihimpun Liputan6.com dari berbagai sumber:

Pengertian Sholat Jenazah

Dilansir dari NU Online, orang meninggal dalam ajaran Islam harus dishalati (shalat Jenazah), setelah dimandikan dan dikafani sebelum dikubur. Hukum shalat jenazah adalah fardhu kifayah.

Tujuan shalat jenazah sedikit berbeda dengan shalat fardhu, meski sama-sama diwajibakan dan tentu merupakan ibadah yang berpahala. Perbedaan itu terletak pada tujuannya.

Shalat fardhu untuk bertaqarrub (mendekatkan diri) dan berdzikir (mengingat) kepada Allah. Sedangkan shalat jenazah lebih dimaksudkan untuk mendoakan orang yang telah meninggal agar mendapatkan ampunan dan kehidupan yang berbahagia di alam kubur dan akhirat.

Karena itu, mendoakan mayat menjadi salah satu rukunnya. Perbedaan tujuan menimbulkan perbedaan cara pelaksanaan. Dalam shalat jenazah tidak ada ruku’, sujud, i’tidal, dan lain-lain.

 

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Pengertian Sholat Ghaib dan Perbedaannya dengan Sholat Jenazah

Ilustrasi Sholat
Ilustrasi gerakan sholat (Wikipedia.org)

Sholat ghaib adalah sholat yang dilakukan bertujuan mendoakan jenazah, namun kondisi jenazah tersebut tidak bisa kita jangkau. Dalam artian dalam artian jenazah tersebut berada ditempat yang jauh dari daerah kita, misalnya di luar negeri. Maka kita masih bisa memanjatkan doa kepadanya dengan melaksanakan salat jenazah secara ghaib.

Nabi Muhammad Saw pernah melakukan shalat ghaib atas jenazah yang berada di tempat jauh.

Berbicara mengenai shalat ghaib, tak lepas dari kisah kematian Raja Najasyi, Ashhamah bin Abjar, sang penguasa negeri Habasyah atau sekarang dikenal sebagai Etiopia. Wafat pada Rajab 9 Hijriah, kematian Raja Najasyi ini memiliki nilai tersendiri bagi hukum dan sejarah Islam. Sebab, dari sinilah muncul syariat melakukan shalat Ghaib atau shalat jenazah yang tidak berada di tempat.

Rasulullah SAW melaksanakan shalat ghaib tidak hanya untuk Raja Najasyi saja. Tapi juga kepada tiga sahabat beliau lainnya yakni Mu’awiyah bin Mu’awiyah al-Muzanni yang wafat di Madinah, Zaid bin Haritsah dan Ja’far bin Abu Thalib yang keduanya syahid d pertempuran melawan kekaisaran Romawi Timur.

Terdapat banyak hadis yang meriwayatkan mengenai sholat ghaib yang dilakukan oleh Nabi dan para sahabatnya atas jenazah Najasyi. Di antaranya adalah hadis riwayat Imam Bukhari dari Abu Hurairah.

"Nabi memberitakan kepada para sahabatnya tentang kematian Al-Najasyi, kemudian beliau maju (unutk mengimami), maka kami membuat shaf di belakang beliau, dan beliau bertakbir empat kali."

Antara salat jenazah dan salat ghaib pada dasarnya memiliki tujuan yang sama, yaitu mengirimkan doa pada orang yang sudah meninggal. Namun, bedanya salat jenazah dilakukan di hadapan jenazah secara langsung. Sementara salat gaib dilaksanakan tanpa adanya jenazah. Sedangkan untuk keutamaannya sendiri masing-masing memiliki keutamaan yang sama pula.

Adapun tatacara pelaksanaan antara salat jenazah dengan salat gaib kurang lebih sama, namun, yang menjadi pembedanya ialah niat dan keberadaan jenazah, dan bisa di lakukan kapan saja dan di mana saja. Baik sendiri maupun secara berjamaah.

Bacaan Niat Sholat Jenazah Laki-Laki:

Usholli 'alaa haadzal mayyiti arba'a takbirootin fardhol kifaayati makmuuman lillahi ta'aalaa.Artinya,

"Saya niat sholat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Taala."

Bacaan Niat Sholat Jenazah Perempuan:

Usholli 'alaa haadzihil mayyitati arba'a takbiratatin fardhol kifayaatai ma'muuman lillahi ta'aala.Artinya,

"Saya niat sholat atas mayat ini empat kali takbir fardhu kifayah, sebagai makmum karena Allah Taala."

Bacaan Niat Sholat Ghaib

"Ushalli ‘alal mayyitil gha’ibi arba‘a takbiratin fardha kifayatin lillahi ta‘ala".

Artinya, “Aku menyengaja sembahyang jenazah ghaib empat takbir fardhu kifayah karena Allah SWT".

Sementara niat sholat ghaib untuk jenazah yang diketahui jelas identitasnya, maka nama jenazah disebutkan juga di dalam niat.

 

Tata Cara Sholat Ghaib

[Bintang] Jadwal Sholat, Imsakiyah dan Buka Puasa Hari ke-2, 18 Mei 2018
Biar nggak telat, ini jadwal sholat, imsakiyah dan buka puasa hari ke-2, 18 Mei 2018. (Ilustrasi: (AFP Photo/Gulshan Khan)

Shalat ghaib dapat dilaksanakan dalam 1 rakaat dengan 4 takbir tanpa melakukan gerakan rukuk dan sujud. Masing-masing takbir juga memiliki bacaan tersendiri yang perlu untuk dihafalkan oleh umat Islam. Berikut adalah tata cara shalat ghaib sesuai syariat Islam:

a. Membaca niat

b. Berdiri bagi yang mampu, bagi yang tidak mampu boleh mengerjakan dengan cara sebisanya

c. Takbiratul ihram pertama

d. Membaca surat Al Fatihah

e. Takbiratul ihram kedua

f. Membaca shalawat atas Nabi Muhammad SAW "Allohumma sholli alaa sayyidinaa Muhammad wa alaa ali sayyidinaa Muhammad, kama sholaita alaa sayyidina Ibrohim wa alaa sayyidina Ibrohim, wa barik alaa sayyidinaa Muhammad wa alaa ali sayyidina Muhammad, kama barakta alaa sayyidina Ibrohim wa alaa ali sayyidina Ibrohim, fil alaaminaa innaka hamiidum majiid."

Artinya:Ya Allah, Limpahkanlah rahmatmu kepada Nabi Muhammad. Ya Allah! Limpahilah rahmat atas keluarga Nabi Muhammad, sebagaimana telah Engkau beri rahmat kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, dan limpahkanlah berkah atas Nabi Muhammad beserta keluarganya, sebagaimana Engkau telah beri berkah kepada Nabi Ibrahim dan keluarganya, Bahwasanya Engkau Tuhan yang sangat terpuji lagi sangat mulia di seluruh alam.

g. Takbiratul ihram ketiga

Doa Setelah Takbir Ketiga

Ilustrasi doa, Islami, Muslim
Ilustrasi doa, Islami, Muslim. (Photo by Masjid MABA on Unsplash)

Doa untuk Jenazah Laki-Laki

"Allaahummaghfir la-hu warham-hu wa'afi-hi wa'fu ‘an-hu, wa akrim nuzuula-hu, wawassi' madkhola-hu, waghsil-hu bil maa-I wats tsalji wal-baradi, wanaqqi-hi minal khathayaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyad-hu minal danasi, wa abdil-hu daaran khairan min daari-hi, wa ahlan khairan min ahli-hi, wa zaujan khairan min zau-ji-hi, waqi-hi fitnatal qabri wa'adzaban naari."

Artinya: "Ya Allah, Ampunilah dia (laki-laki) berilah rahmat kepadanya, selamatkanlah dia (dari beberapa hal yang tidak disukai), maafkanlah dia dan tempatkanlah di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang lebih baik dari rumahnya di dunia, berilah keluarga (atau istri di surga) yang lebih baik daripada istrinya di dunia, dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka."

Doa untuk Jenazah Perempuan

"Allahummaghfirla-haa warham-haa wa'afi-haa wa'fu ‘an-haa, wa akrim nuzuula-haa, wawassi' madkhola-haa, waghsil-haa bil maa-I wats tsalji wal-baradi, wanaqqi-haa minal khathayaayaa kamaa yunaqqats tsaubul abyad-haa minal danasi, wa abdil-haa daaran khairan min daari-haa, wa ahlan khairan min ahli-haa, wa zaujan khairan min zau-ji-haa, waqi-haa fitnatal qabri wa'adzaban naari."

Artinya:"Ya Allah, Ampunilah dia berilah rahmat kepadanya selamatkanlah dia, maafkanlah dia dan tempatkanlah dia di tempat yang mulia (surga), luaskan kuburannya, mandikan dia dengan air salju dan air es. Bersihkan dia dari segala kesalahan, sebagaimana Engkau membersihkan baju yang putih dari kotoran, berilah rumah yang baik dari rumahnya di dunia, berilah keluarga (suami di surga) yang lebih baik daripada keluarganya di dunia, suami yang lebih baik daripada suaminya, dan masukkan dia ke surga, jagalah dia dari siksa kubur dan neraka."

i. Takbiratul ihram terakhir atau keempat

Doa Setelah Takbir Keempat

ilustrasi muslim salat/freepik
ilustrasi muslim salat/freepik

Jenazah Laki-Laki

"Allahumma laa tahrimnaa ajro-hu walaa taftinaa ba'da-hu wghfi lanaa wa la-hu wa li ikhwanina ladzina sabaqquuna bil imaani wa la taj'al fi quluubina gilal liladzina amanuu robbana innaka rouufur rohiim."

Jenazah Perempuan

"Allahumma laa tahrimnaa ajro-haa walaa taftinaa ba'da-haa wghfi lanaa wa la-haa wa li ikhwanina ladzina sabaqquuna bil imaani wa la taj'al fi qulubina gilal liladzina amanuu robbana innaka rouufur rohiim."

Artinya:"Ya Allah, Janganlah Engkau haramkan kami dari pahalanya dan janganlah Engkau beri fitnah pada kami setelah kematiannya serta ampunilah kami dan dia, dan juga bagi saudara-saudara kami yang telah beriman lebih dahulu dari kami dan janganlah Engkau membiarkan kedengkian terhadap orang-orang yang beriman dalam hati kami. Wahai Rabb kami, sesungguhnya Engkau Maha Pengasih lagi Maha Penyayang."

k. Salam

 

Infografis lokasi wisata religi di Indonesia
Infografis lokasi wisata religi di Indonesia (Liputan6.com/Triyasni)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya