Liputan6.com, Jakarta Korea Utara mengatakan semua orang yang jatuh sakit sejak negara itu mengkonfirmasi infeksi Covid-19 pertamanya telah pulih. Pada hari Jumat (5/8/2022) media pemerintah melaporkan nol kasus demam selama tujuh hari berturut-turut. Korea Utara mengacu pada pasien demam daripada Covid-19 karena kurangnya peralatan pengujian.
Baca Juga
Advertisement
Negara ini mengumumkan wabah Covid-19 pertamanya pada bulan Mei lalu dan telah melaporkan infeksi demam dan kematian sejak itu. Tetapi ada keraguan luas atas data tersebut, terutama jumlah kematian.
"Tidak ada kasus demam baru yang dilaporkan selama seminggu terakhir dan semua yang menerima perawatan telah pulih di seluruh negeri," Kantor Berita Pusat Korea (KCNA) melaporkan pada hari Jumat (5/8/2022).
Korea Utara telah memasuki fase "stabilitas", tambahnya, tetapi negara itu akan menggandakan upaya untuk mempertahankan kesempurnaan dalam pelaksanaan kebijakan anti-epidemi negara.
* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Banyak ahli meragukan
Pyongyang belum mengkonfirmasi berapa banyak orang yang dinyatakan positif Covid. Tetapi media pemerintah mengatakan sekitar 4,77 juta pasien demam telah pulih sepenuhnya dan 74 telah meninggal sejak akhir April, yang merupakan tingkat kematian 0,002%, terendah di dunia.
Banyak ahli menganggap statistik ini sulit dipercaya. Korea Utara memiliki salah satu sistem perawatan kesehatan terburuk di dunia, dan tidak memiliki obat atau vaksin perawatan Covid-19, kata para ahli.
Sebaliknya, Korea Selatan yang memiliki sistem perawatan kesehatan yang canggih dan populasi yang sangat divaksinasi memiliki tingkat kematian akibat Covid-19 yang dilaporkan sebesar 0,12%, menurut data resmi.
* BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS
Advertisement
Masalah kredibilitas
Shin Young-Jeon, seorang profesor di sekolah kedokteran Universitas Hanyang di Seoul, mengatakan kepada Reuters bahwa kematian yang dinyatakan Korea Utara hampir tidak mungkin dan jumlah korban tewas bisa mencapai 50.000.
Menteri Unifikasi Korea Selatan Kwon Young-se, yang bertanggung jawab untuk urusan antar-Korea, minggu ini mengatakan ada masalah kredibilitas dengan data tersebut, tetapi Covid-19 tampaknya agak terkendali di Korea Utara.