Penyebab Gula Darah Susah Turun yang Sering Terabaikan

Gula darah tinggi tak selalu disebabkan oleh makanan manis. Kebiasaan seperti kurang tidur, stres, dan gaya hidup pasif juga memengaruhi kestabilannya. Pelajari cara pencegahannya di sini.

oleh Diva Olga Vania Sinaga diperbarui 26 Nov 2024, 01:07 WIB
Diterbitkan 25 Nov 2024, 21:29 WIB
Ilustrasi pemeriksaan gula darah
Kurma aman bagi para penderita diabetes jika dikonsumsi secukupnya. (Foto: Pexels/Artem Podrez)

Liputan6.com, Jakarta Mengontrol kadar gula darah adalah kunci penting dalam menjaga kesehatan, terutama bagi mereka yang berisiko terkena diabetes. Gula darah normal pada orang dewasa adalah di bawah 100 mg/dL untuk gula darah puasa dan di bawah 140 mg/dL setelah makan. Namun, banyak yang merasa kesulitan untuk menjaga gula darah tetap stabil meski sudah mengurangi konsumsi makanan manis.

Dilansir dari beberapa sumber pada Senin (25/11), kadar gula darah yang tinggi tidak hanya dipengaruhi oleh makanan manis, tetapi juga sejumlah kebiasaan sehari-hari yang sering diabaikan. Mulai dari pola makan, tingkat aktivitas fisik, hingga manajemen stres, semua berkontribusi pada fluktuasi gula darah.

Ahli nutrisi Lynn Grieger, RDN, CDCES, mengatakan bahwa menjaga gula darah tetap di rentang normal tidak hanya membantu seseorang merasa lebih baik setiap hari, tetapi juga mencegah komplikasi serius dalam jangka panjang. "Dalam keseharian, seseorang akan merasa lebih baik ketika gula darahnya ada di rentang sehat," jelas Grieger.

Dampak Lemak Jenuh pada Gula Darah

Kenali Lebih Jauh Soal Lemak Jenuh
Kenali Lebih Jauh Soal Lemak Jenuh

Banyak yang mengira karbohidrat adalah satu-satunya pemicu utama gula darah tinggi, tetapi lemak jenuh juga memainkan peran penting. Lemak jenuh yang berlebihan, seperti dari gorengan, keju, dan daging merah, dapat memicu resistensi insulin, sehingga tubuh lebih sulit mengontrol kadar gula darah.

Sebuah studi menunjukkan bahwa pola makan tinggi lemak jenuh berhubungan dengan peningkatan lemak perut, yang berdampak buruk pada sensitivitas insulin. Namun, ini tidak berarti harus menghindari lemak sepenuhnya. Ahli menyarankan bahwa konsumsi lemak baik, seperti dari kacang-kacangan atau ikan, tetap dapat membantu menjaga keseimbangan nutrisi.

Melewatkan Sarapan Bisa Meningkatkan Gula Darah

Ilustrasi sarapan, makan pagi
Ilustrasi sarapan, makan pagi. (Photo by Jonas Jacobsson on Unsplash)

Sarapan sering disebut sebagai waktu makan terpenting dalam sehari, terutama bagi pengidap diabetes. Penelitian menemukan bahwa melewatkan sarapan dapat mengganggu fungsi sel beta pankreas yang memproduksi insulin, menyebabkan kadar gula darah lebih tinggi sepanjang hari.

Untuk menjaga kadar gula darah tetap stabil, pilihlah menu sarapan sehat yang rendah karbohidrat tetapi kaya protein dan serat, seperti telur, oatmeal, atau yogurt rendah lemak. Konsumsi sarapan secara teratur juga membantu mengatur pola makan dan mencegah rasa lapar berlebih di siang hari.

Kurang Aktivitas Fisik dan Risiko Gula Darah Tinggi

Latihan dan Olahraga untuk Meningkatkan Sirkulasi Darah ke Kulit Kepala
Ilustrasi Latihan dan Olahraga untuk Meningkatkan Sirkulasi Darah ke Kulit Kepala. Credit via Shutterstock.com

Olahraga secara teratur terbukti meningkatkan sensitivitas insulin, yang memungkinkan sel-sel tubuh menggunakan glukosa dalam darah secara lebih efektif sebagai energi. Penelitian menunjukkan bahwa bahkan hanya tiga hari tanpa aktivitas fisik dapat menyebabkan lonjakan kadar gula darah pada individu yang sehat sekalipun.

Bagi pengidap diabetes, olahraga rutin juga membantu mengurangi ketergantungan pada obat-obatan. Mulailah dengan aktivitas ringan seperti berjalan kaki 30 menit setiap hari, atau lakukan olahraga yang sesuai dengan kemampuan tubuh untuk menjaga kesehatan secara keseluruhan.

Stres dan Pengaruhnya terhadap Gula Darah

Gunakan 5 Trik Seru Ini untuk Melewati Masa Sulit di Semester Akhir
Ilustrasi sedang mengalami stress dan cemas, Credit: Pexels/Andrea Piacquadio

Stres menjadi salah satu faktor yang sering diabaikan dalam manajemen gula darah. Ketika seseorang mengalami stres, tubuh meningkatkan produksi hormon kortisol, yang dapat menurunkan sensitivitas terhadap insulin.

Alih-alih melampiaskan stres dengan makan, cobalah teknik manajemen stres seperti meditasi, yoga, atau olahraga ringan. Lynn Grieger menyarankan, "Jalan-jalan selama lima menit atau tarik napas dalam-dalam sebanyak 10 kali dapat membantu menenangkan pikiran dan tubuh."

Kurang Tidur dan Gula Darah Tak Terkontrol

Tips Memulihkan Kondisi Tubuh Setelah Kurang Tidur di Malam Hari
Ilustrasi perempuan insomnia. (c) logoff/Depositphotos.com

Tidur yang cukup adalah bagian penting dalam menjaga kesehatan tubuh, termasuk kadar gula darah. Penelitian menunjukkan bahwa kurang tidur meningkatkan hormon kortisol dan menurunkan hormon insulin, yang dapat memperburuk kontrol gula darah.

Untuk kualitas tidur yang optimal, orang dewasa disarankan tidur selama tujuh hingga sembilan jam setiap malam. Menjaga rutinitas tidur yang konsisten, seperti tidur dan bangun pada jam yang sama setiap hari, dapat membantu meningkatkan kualitas tidur dan kesehatan secara keseluruhan.

Apa itu gula darah normal?

Gula darah normal pada orang dewasa adalah di bawah 100 mg/dL untuk puasa dan di bawah 140 mg/dL setelah makan.

Apa saja gejala gula darah tinggi?

Gejala umumnya meliputi rasa haus berlebihan, sering buang air kecil, kelelahan, dan penglihatan kabur.

Mengapa gula darah sulit turun meski sudah jaga makan?

Kebiasaan seperti kurang tidur, stres, atau jarang berolahraga bisa menjadi penyebabnya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya