NFT Karpet Hadiah UEA ke Paus Laku Dijual Rp 1,1 M, Uangnya buat Bantu Afghanistan

Karpet Pontifex diberikan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan kepada Paus Fransiskus saat berkunjung ke Kota Vatikan.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 17 Jan 2022, 18:04 WIB
Diterbitkan 17 Jan 2022, 16:36 WIB
Karpet Pontifex diberikan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan kepada Paus Fransiskus saat berkunjung ke Kota Vatikan. Dok Khaleej Times
Karpet Pontifex diberikan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan kepada Paus Fransiskus saat berkunjung ke Kota Vatikan. Dok Khaleej Times

Liputan6.com, Jakarta Karpet yang dihadiahkan Uni Emirat Arab  (UEA) kepada pimpinan tertinggi Gereja Katolik beberapa tahun lalu, laku terjual dalam bentuk Non Fungible Token (NFT). 

Sementara itu, karpet yang asli tetap berada di Vatikan, di mana hasil penjualan representasi digitalnya telah berhasil digunakan untuk mengumpulkan dana bagi rakyat Afghanistan.

Karpet Pontifex diberikan Putra Mahkota Abu Dhabi Sheikh Mohammed Bin Zayed Al Nahyan kepada Paus Fransiskus saat berkunjung ke Kota Vatikan.

Pada September 2016, keduanya bertemu untuk membahas penguatan hubungan diplomatik antara UEA dan Vatikan serta promosi kerukunan antar umat beragama.

Dilansir dari Bitcoin.com, Senin (17/1/2022) menurut laporan Khaleej Times yang berbasis di Dubai, pada Jumat lalu, NFT yang mewakili karpet itu dijual seharga 25 ETH, hampir USD 82.000 atau sekitar Rp 1,1 miliar.

Uang yang terkumpul melalui penjualan akan digunakan untuk mendukung keluarga rentan di Afghanistan selama bulan-bulan musim dingin.

Kepala Gereja Katolik akan menyimpan versi fisik karpet, yang ditenun wanita Afghanistan. Pembeli NFT akan menerima replika yang diperkecil dari aslinya yang dibuat Zuleya, cabang ritel Fatima Bint Mohammed Bin Zayed Initiative (FBMI).

Inisiatif ini didirikan pada 2010 untuk membawa perubahan pada kehidupan keras yang dialami perempuan dan anak-anak Afghanistan.

FBMI berinvestasi dalam perawatan kesehatan, pendidikan, dan serangkaian reformasi sosial dan ekonomi. Hal ini juga memberikan kesempatan kerja di bidang seni, kerajinan dan pertanian

 


NFT Paling Ikonik

FOTO: Paus Fransiskus Pimpin Misa Malam Paskah Tanpa Jemaat
Paus Fransiskus menyampaikan pesan saat memimpin Misa Malam Paskah di Basilika Santo Petrus, Vatikan, Sabtu (11/4/2020). Paus mengatakan bahwa ketakutan orang-orang saat ini sama seperti ketakutan para pengikut Yesus sehari usai diri-Nya disalibkan. (Remo Casilli/Pool Photo via AP)

Kepala eksekutif FBMI, Maywand Jabarkhyl, menggambarkan penjualan NFT merupakan sebuah langkah maju yang penting untuk inisiatif tersebut.

Ini akan memungkinkan timnya untuk memamerkan desain mereka ke audiens global dan juga membuka aliran pendapatan baru bagi pengrajin lokal di Afghanistan.

“Ini mungkin NFT paling ikonik yang dijual di Timur Tengah,” kata Musfir Khawaja, salah satu pendiri Nftone, pasar yang berbasis di Dubai International Financial Center yang mendaftarkan NFT. 

“Pembeli akan mendapatkan replika fisik karpet selain bingkai emas berhias di atas kanvas digital 165 cm dengan NFT di atasnya,” lanjutnya. 

Token tersebut adalah salah satu dari enam bagian yang dipamerkan di kanvas digital di pameran Seni Abu Dhabi, di samping beberapa seni kontemporer terbaik di dunia. Zuleya membuat ulang karpet sebagai NFT dalam kemitraan dengan platform NFT Kolektif Morrow.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya