Liputan6.com, Jakarta - Universal Music Group memanfaatkan popularitas NFT dengan membeli salah satu Bored Ape untuk memimpin grup musik yang sepenuhnya virtual.
Pada Jumat waktu setempat, label Universal mengatakan mereka membayar USD 360.817 atau sekitar Rp 5,1 miliar untuk membeli Bored Ape #5537.
NFT Bored Ape tersebut menggambarkan karakter wanita yang sekarang dikenal sebagai Manager Noët All, untuk memimpin grup yang didirikan pada November bernama Kingship.
Advertisement
Kingship, hanya ada dalam bentuk digital dan akan memiliki situs web serta kehadirannya sendiri berada di platform perpesanan Discord. Salah satu tujuannya adalah untuk menghasilkan musik baru dan memberikan pertunjukan virtual di metaverse.
Baca Juga
Tak hanya manager Kingship yang berupa NFT, tetapi anggota band yang akan ada di bawah naungan Kingship juga akan berbentuk NFT. Anggota band akan berisi 4 personil yang terdiri dari tiga NFT Bored Ape dan Mutant Ape, pinjaman dari kolektor Jim McNelis.
"Untuk menjadi bagian dari budaya, saya pikir itu akan menjadi hal yang luar biasa," kata McNelis, dikutip dari Yahoo Finance, Selasa (29/3/2022).
Bored Ape telah menjadi simbol status bagi selebritas dunia dan investor termasuk pembawa acara "The Tonight Show" Jimmy Fallon, bintang pop Justin Bieber, superstar NBA Steph Curry dan investor miliarder Mark Cuban.
Untuk Universal Music, Kingship memberikan kesempatan untuk belajar bagaimana membuat karakter dan cerita yang membangkitkan kegembiraan di metaverse.
"Ini tentang memahami etos ruang," kata General Manager Universal Music, Celine Joshua, yang labelnya berfungsi sebagai laboratorium untuk bereksperimen dengan bentuk hiburan baru.
* Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.
Museum NFT Ukraina Resmi Meluncur
Sebelumnya, Kementerian Transformasi Digital Ukraina, Mykhailo Fedorov resmi meluncurkan MetaHistory NFT Museum, sebuah museum NFT berbasis blockchain dari invasi Rusia ke Ukraina.
Sebelumnya, pada awal Maret 2022, pemerintah Ukraina melaporkan rencana untuk meluncurkan 'Museum NFT' perang Rusia-Ukraina. Pada Jumat, 25 Maret 2022 pemerintah Ukraina resmi mengumumkan peluncuran museum NFT tersebut.
Sama seperti rencana awal, hasil dari penjualan NFT akan mendukung pemerintah Ukraina untuk memenuhi kebutuhan pendanaannya.
"Sementara Rusia menggunakan tank untuk menghancurkan Ukraina, kami mengandalkan teknologi blockchain yang revolusioner. @Meta_History_UA NFT-Museum diluncurkan. Tempat menyimpan kenangan perang. Dan tempat untuk merayakan identitas dan kebebasan Ukraina,” tulis Fedorov melalui akun twitternya, dikutip dari Yahoo Finance, Senin, 28 Maret 2022.
Setiap NFT akan dijual seharga 0,15 ETH atau sekitar Rp 7,1 juta dan semua keuntungan dari penjualan awal akan masuk ke dompet Kementerian Transformasi Digital. Dana tersebut akan didistribusikan untuk upaya bantuan kemanusiaan di Ukraina.
Tidak seperti museum tradisional, museum perang Ukraina ada dalam bentuk digital dan hanya terdiri dari NFT. Berdasarkan tweet dari MetaHistory, pembeli tidak akan dapat melihat NFT yang ada di museum sampai pembeli tersebut membelinya.
Sejak awal invasi Rusia, pemerintah Ukraina telah melihat aset digital sebagai sarana dukungan. Aset digital telah terbukti menjadi pilihan ideal bagi pemerintah yang membutuhkan bantuan untuk upaya perang dan penduduk sipilnya.
Financial Times melaporkan, pemerintah Ukraina telah mengumpulkan lebih dari USD 100 juta atau sekitar Rp 1,4 triliun dalam bentuk donasi kripto.
Advertisement