Perluas Edukasi Blockchain hingga Kripto, ICCA Gelar Blockchain Edufest 2022

Penyelenggaraan ini dilakukan dengan bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap aset kripto.

oleh Gagas Yoga Pratomo diperbarui 07 Jul 2022, 13:36 WIB
Diterbitkan 07 Jul 2022, 13:36 WIB
Acara ICCA Blockchain Edufest 2022, Kamis (7/7/2022) (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)
Acara ICCA Blockchain Edufest 2022, Kamis (7/7/2022) (Foto: Liputan6.com/Gagas Y.P)

Liputan6.com, Jakarta - Asosiasi yang menaungi industri aset kripto Indonesia Crypto Consumer Association (ICCA) secara resmi menyelenggarakan acara ICCA Blockchain Edufest 2022, Kamis (7/7/2022). 

Penyelenggaraan ini dilakukan dengan bertujuan untuk meningkatkan literasi masyarakat terhadap aset kripto, serta menjadi ajang promosi dan berkumpulnya para pelaku industri aset kripto di Indonesia. Acara ICCA Blockchain Edufest 2022 kali ini juga dihadiri dan didukung oleh berbagai tamu kehormatan.

Ketua ICCA, Rob Rafael Kardinal mengatakan, ICCA Blockchain Edufest 2022 merupakan salah satu acara paling prestisius di industri aset kripto dan blockchain serta berbagai aset turunannya.

"Melalui acara ini kami berharap dapat ikut mempromosikan Indonesia sebagai negara terdepan dan paling ramah dalam industri aset digital dan finansial modern,” kata Rob, Kamis (7/7/2022)

"Selain itu melalui ICCA Blockchain Edufest 2022 ini kami juga berharap dapat meningkatkan literasi masyarakat mengenai industri aset kripto dan blockchain serta turunannya, agar masyarakat bisa lebih dalam mengenal dan memahami industri aset kripto,” lanjut dia. 

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 

 

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Dukung Perkembangan Industri

Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital.
Ilustrasi Mata Uang Kripto, Mata Uang Digital. Kredit: WorldSpectrum from Pixabay

Selain dihadiri dan didukung oleh berbagai tamu kehormatan ICCA Blockchain Edufest 2022 juga dihadiri oleh berbagai pelaku industri kripto, mulai dari perusahaan, pakar, hingga para konsumer. 

ICCA berharap dengan adanya ruang bagi para pemangku kepentingan industri aset kripto untuk berkumpul dan berdiskusi bersama, ICCA Blockchain Edufest 2022 bisa memainkan peran penting dalam mendukung tumbuh kembang industri aset kripto di Indonesia.

"Kami tentunya sangat bersemangat melihat berbagai dukungan dan antusiasme yang ditunjukkan oleh berbagai pemangku kepentingan di industri aset kripto dalam mendukung perkembangan aset kripto. Sebagai industri yang masih tergolong muda tidak hanya di Indonesia namun juga di dunia, industri aset kripto tentunya masih memiliki ruang untuk terus berkembang,” ujar Rob. 

Adapun menurut Rob, ICCA berharap dengan adanya acara seperti ICCA Blockchain Edufest 2022 melalui berbagai diskursus dan kolaborasi yang terjadi di dalamnya, bisa menjadi katalis dalam mendukung tumbuh kembang serta inovasi terbaru di industri aset kripto Indonesia dan dunia.

BKF Sebut Perlu Ada Standar Rating Risiko untuk Kripto

Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)
Ilustrasi kripto (Foto: Unsplash/Kanchanara)

Sebelumnya, Badan Kebijakan Fiskal (BKF) Kementerian Keuangan, menyatakan perlu dipertimbangkan adanya prasyarat penting bagi keberhasilan konsep pemajakan produk berisiko seperti kripto, yaitu adanya suatu standar rating risiko yang disepakati untuk diadopsi oleh para pelaku pasar domestik. 

Pertimbangan itu tercantum dalam laporan Ekonomi dan Keuangan Mingguan edisi 20 sampai 27 Juni 2022 dalam situs BKF Kemenkeu. 

Menurut BKF, standar ini dapat dibangun berdasarkan standar yang telah diperkenalkan oleh lembaga independen yang memiliki reputasi pasar yang baik dan bersifat global. 

Beberapa variabel yang diukur dalam suatu standar rating risiko produk yaitu pertama, indeks risiko yang meliputi volatilitas harga, selisih harga terendah dan tertinggi dalam suatu periode, dan lainnya. 

Kedua, indeks teknologi yang mengukur kapasitas dan kemampuan suatu produk kripto termasuk kecepatan dan biaya transaksi, skalabilitas dan kompatibilitas dengan jaringan blockchain lain dan sebagainya. 

Ketiga, indeks Penerimaan Pasar yang mengukur sejauh mana produk kripto dimanfaatkan pasar sebagai instrumen tukar dan seberapa jauh perkembangan proyek dan program pemanfaatan yang berjalan di atas jaringannya. 

Menurut BKF, hasil dari penilaian terhadap risiko produk kripto ini dapat dijadikan referensi bagi otoritas pasar untuk memberikan atau tidak memberikan izin bagi listing suatu produk kripto di bursa dalam negeri. 

Penilaian ini sekaligus juga dapat dijadikan referensi pengenaan pajak atas risiko produk kripto yang diperdagangkan di pasar dalam negeri dalam rangka mengurangi kecenderungan investor untuk mengambil risiko yang tinggi demi memperoleh selisih keuntungan yang besar. 

Begini Prospek Pasar Kripto di Tengah Dominasi Sentimen Negatif

Aset Kripto
Perkembangan pasar aset kripto di Indonesia. foto: istimewa

Sebelumnya, pergerakan market kripto sejak awal Juli 2022, tidak cukup memuaskan. Selama akhir pekan lalu, sejumlah aset kripto berkapitalisasi besar atau big cap masih bergerak di bawah level resistance-nya. Meskipun sempat menguat, secara keseluruhan kripto masih berada di kisaran harga yang telah ditempati sejak lama. 

Misalnya Bitcoin dalam meskipun menguat, harganya masih terjebak di kisaran USD 20.000 atau sekitar Rp 299,5 juta. Walaupun ada penguatan tinggi, sejauh ini Bitcoin hanya bisa menyentuh USD 21.000.

Trader Tokocrypto, Afid Sugiono menjelaskan pergerakan kripto ke depan berdasarkan analisis data on-chain dan sisi teknikal, aset kripto masih berpotensi melemah cukup dalam, meskipun level harga aset kripto saat ini terbilang sideways atau datar. 

"Pergerakan pasar kripto sejatinya mengikuti sentimen investor secara umum yang tengah menghindari risiko, sama seperti yang tercermin dari pelemahan di pasar saham AS," ujar Afid kepada Liputan6.com, Selasa (5/7/2022). 

 

Selanjutnya

Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple
Ilustrasi aset kripto, mata uang kripto, Bitcoin, Ethereum, Ripple. Kredit: WorldSpectrum via Pixabay

Sampai saat ini, investor yakin ekonomi AS sesegera mungkin akan masuk ke jurang resesi. Mereka juga takut pertumbuhan ekonomi AS bakal makin terjerembab mengingat bank sentral AS, The Fed, berkali-kali menegaskan kekukuhannya untuk mengerek suku bunga acuan demi mengekang inflasi.

"Dari sisi teknikal, Bitcoin saat ini memiliki support terdekat di level USD 17.700 dengan resistance terdekat di USD 21.051. Namun, terlihat pekan ini investor masih bersikeras untuk mempertahankan harga BTC tidak anjlok di bawah USD 19.000,” kata Afid.

Namun, menurut Afid jika melihat volume trading pada pekan ini tampak masih anjok yang cukup dalam, sehingga semakin besar pula potensi BTC untuk melanjutkan pelemahannya dan menguji level support kuatnya di USD 15.500 dalam jangka panjang.

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya