Liputan6.com, Jakarta - Volume perdagangan antara pound Inggris dan bitcoin cryptocurrency melonjak ke rekor tertinggi setelah pound turun pada Senin, 26 September 2022.
Menurut perusahaan data pasar Kaiko Research, dalam apa yang dikatakan analis kemungkinan terburu-buru oleh investor untuk membuang pond mereka untuk aset digital.
Baca Juga
Pound jatuh ke rekor terendah terhadap dolar pada Senin, setelah jatuh pada Jumat setelah pemerintah Inggris mengumumkan pemotongan pajak yang tidak didanai.
Advertisement
Volume transaksi dalam pasangan perdagangan bitcoin-pound di delapan bursa utama secara global melonjak ke rekor tertinggi yaitu sekitar USD 920 juta atau setara (Rp 13,9 miliar) pada Senin, dibandingkan dengan rata-rata sekitar USD 50 juta sehari.
Kepala penelitian di perusahaan kripto CoinShares, James Butterfill mengatakan, lonjakan itu kemungkinan karena trader menukar pound dengan bitcoin.
"Ada korelasi tinggi dengan pertumbuhan volume bitcoin dan ketidakstabilan politik dan moneter," kata dia, dikutip dari Channel News Asia, Jumat, 30 September 2022.
Butterfill mengatakan, lonjakan sebelumnya telah terjadi dalam volume perdagangan kripto mata uang lain, seperti rubel Rusia dan hryvnia Ukraina, tetapi dia belum pernah melihat pergerakan sebesar itu dalam volume pasangan bitcoin-pound.
Analis riset di Kaiko, Conor Ryder, mengatakan data menunjukkan pasar cryptocurrency bereaksi terhadap volatilitas dalam mata uang fiat.
Ketika pound jatuh pada 26 September, investor oportunistik bergegas ke pertukaran kripto yang menawarkan bitcoin-pound untuk mencoba dan mendapat untung melalui arbitrase dari kesalahan harga bitcoin di mata uang fiat utama.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto Jumat Pagi 30 September 2022
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Jumat (30/9/2022). Beberapa kripto harus rela terkoreksi setelah sempat menguat pada hari sebelumnya.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Jumat, 30 September 2022 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali terkoreksi 0,64 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 0,54 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 19.472 per koin atau setara Rp 295,7 juta (asumsi kurs Rp 15.212 per dolar AS).
Ethereum (ETH) juga kembali melemah pagi ini. ETH turun tipis 0,49 persen dalam 24 jam, tetapi masih menguat 0,65 persen dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level USD 1.332 per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) masih menguat pada perdagangan hari ini. Dalam 24 jam terakhir BNB naik 0.34 persen dan 3,31 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga USD 282,81 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Lainnya
Kemudian Cardano, sayangnya masih terkoreksi sejak kemarin. Dalam satu hari terakhir ADA terkoreksi 0,60 persen dan 5,91 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level USD 0,4357 per koin.
Adapun Solana (SOL) kembali menempatkan diri di zona hijau. Sepanjang satu hari terakhir SOL melesat 1,82 persen dan 4,36 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level USD 33,89 per koin.
Sedangkan XRP masih melanjutkan penguatan. XRP meroket 8,36 persen dalam 24 jam terakhir dan 0,13 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga USD 0,4879 per koin.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) melemah 0,02 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto dalam 24 jam alami penurunan tipis ke level USD 945,9 miliar dari sebelumnya di level USD 946,7 miliar.
Analis Sebut Bitcoin Berhasil Pulih pada Pekan Keempat September 2022
Sebelumnya, pergerakan pasar aset kripto pada pekan keempat September 2022 cukup bervariasi. Sejumlah aset kripto, khususnya jajaran teratas tak bisa mempertahankan penguatan dalam waktu lama, begitupun dengan penurunan.
Beberapa sentimen beberapa waktu terakhir seperti The Merge Ethereum ternyata tidak dapat mendorong pasar kripto menguat lebih jauh. Di sisi lain, kondisi pasar kripto diperparah dengan The Fed yang menaikkan suku bunga. Ancaman resesi di berbagai negara pun semakin terlihat yang kemungkinan bakal mempengaruhi pasar kripto.
Dilansir dari Coinmarketcap, Kamis (29/9/2022) mayoritas kripto jajaran teratas berada di zona hijau, dengan Bitcoin alami penguatan tipis 3,19 persen dalam 24 jam terakhir. Bitcoin kini diperdagangkan di kisaran USD 19.439 atau sekitar Rp 296,5 juta.
Sedangkan Ethereum menguat jauh lebih tinggi. Ethereum diperdagangkan di kisaran USD 1.330 atau sekitar Rp 20,2 juta, Ether menguat 3,31 persen dalam 24 jam terakhir.
Advertisement
Pergerakan Kripto
Mengenai pergerakan pasar kripto dan Bitcoin keseluruhan pada pekan keempat September 2022, Country Manager, Luno Indonesia, Jay Jayawijayaningtiyas di pekan ini, Bitcoin (BTC) kembali pulih dan berhasil menyentuh harga USD 20,000 (sekitar Rp 303 juta).
Namun, pergerakan ini menurut Jay, masih harus terus diamati mengingat saat ini Bitcoin masih berada di rentang konsolidasinya dalam tiga bulan, yakni di antara USD 17,500 (sekitar Rp 265 juta) dan USD 25,000 (sekitar Rp 378 juta).
“Untuk memastikan Bitcoin sudah pulih dan stabil, Bitcoin perlu menembus USD 25,000 (sekitar Rp 378 juta) dalam jangka waktu yang lebih panjang,” ujar Jay dalam siaran pers dikutip, Kamis (29/9/2022).
Jay menambahkan, sejak merging, Ethereum (ETH) belum menunjukkan kinerja yang cukup baik dibandingkan aset kripto lain.
“Hal tersebut mengakibatkan penurunan pangsa pasar ETH ke angka 17.4 persen. Selain itu, ketidakpastian terkait resesi berdampak pada situasi pasar yang juga memengaruhi keputusan investor untuk berinvestasi di aset kripto,” pungkas Jay.