Liputan6.com, Jakarta - Fantom adalah platform kontrak pintar terdesentralisasi sumber terbuka untuk DApps dan aset digital yang dibuat sebagai alternatif untuk Ethereum.
Dilansir dari Coinmarketcap, Fantom memiliki tujuan untuk mengatasi keterbatasan blockchain generasi sebelumnya dan menyeimbangkan tiga komponen yaitu skalabilitas, keamanan, dan desentralisasi.
Baca Juga
Proyek ini menawarkan seperangkat alat untuk menyederhanakan proses integrasi DApps yang ada, serta sistem hadiah yang terperinci dan instrumen DeFi bawaan. Fantom memiliki token kripto nya sendiri yang disebut FTM Coin.
Advertisement
Pada perdagangan Selasa (17/1/2023) FTM Coin mencatatkan performa yang cukup buruk. Adapun berikut kinerjanya.
Berdasarkan data Coinmarketcap, harga FTM Coin adalah Rp 4.877 dengan volume perdagangan 24 jam sekitar Rp 2,8 triliun.
FTM anjlok 3,50 persen dalam 24 jam terakhir. Sedangkan untuk peringkat Coinmarketcap saat ini adalah 52 dengan kapitalisasi pasar Rp 13,5 triliun. Hingga saat ini telah terjadi peredaran suplai sekitar 2,5 miliar FTM Coin dari maksimal suplai 3,1 miliar FTM Coin.
Fantom Foundation merupakan pihak yang mengawasi Initial Coin Offering (ICO) FTM Coin. Fantom awalnya dibuat pada 2018, namun diluncurkan bersamaan dengan mainnet Fantom, OPERA, pada Desember 2019.
Opera ini adalah lapisan pengembangan aplikasi atau platform penyebaran mainnet Fantom, DApps hosting tanpa izin dan sumber terbuka. Berkat integrasi EVM dan dukungan untuk bahasa pemrograman Solidity, Fantom memiliki kemampuan kontrak pintar yang lengkap.
Hal ini memungkinkan pengguna untuk berinteraksi secara mulus dengan platform Ethereum sambil mempertahankan keuntungan efisiensi transaksi Fantom.
Fantom adalah blockchain Layer-1 yang menggunakan mekanisme konsensus awal dan lapisan konsensus independen, Lachesis, untuk memfasilitasi DeFi dan layanan terkait berdasarkan kontrak pintar.
Lachesis juga menyediakan keamanan untuk lapisan lain, termasuk Opera, rantai kontrak pintar yang kompatibel dengan EVM Fantom. Misi jangka panjang dari proyek ini adalah untuk “memberikan kompatibilitas antara semua badan transaksi di seluruh dunia.”
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Harga Kripto pada Selasa 17 Januari 2023
Sebelumnya, harga bitcoin dan kripto teratas lainnya terpantau alami pergerakan yang beragam pada perdagangan Selasa (17/1/2023). Mayoritas kripto jajaran teratas terpantau masih berada di zona hijau dengan kenaikan signifikan.
Berdasarkan data dari Coinmarketcap, Selasa, 17 Januari 2023 pagi, kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar, Bitcoin (BTC) kembali menguat 1,70 persen dalam 24 jam terakhir dan 23,27 persen sepekan.
Saat ini, harga bitcoin berada di level USD 21.195 per koin atau setara Rp 320,6 juta juta (asumsi kurs Rp 15.127 per dolar AS).
Ethereum (ETH) masih menguat. ETH naik 2,35 persen dalam sehari terakhir dan 10,86 persen sepekan. Dengan begitu, saat ini ETH berada di level Rp 23,9 juta per koin.
Kripto selanjutnya, Binance coin (BNB) kembali terkoreksi Dalam 24 jam terakhir BNB melemah 0,25 persen, tetapi masih menguat 10,45 persen sepekan. Hal itu membuat BNB dibanderol dengan harga Rp 4,54 juta per koin.
Kemudian Cardano, masih bertahan di zona hijau. Dalam satu hari terakhir ADA naik tipis 0,85 persen dan 11,31 persen sepekan. Dengan begitu, ADA berada pada level Rp 5.324 per koin.
Advertisement
Harga Kripto Selanjutnya
Adapun Solana (SOL) masih menguat dalam satu hari terakhir sebesar 4,28 persen dan 46,00 persen sepekan. Saat ini, harga SOL berada di level Rp 362.294 per koin.
Sedangkan XRP berhasil kembali menguat. XRP naik 1,41 persen dalam 24 jam dan 11,39 persen sepekan. Dengan begitu, XRP kini dibanderol seharga Rp 5.887 per koin.
Koin Meme Dogecoin (DOGE) pada pagi ini kembali terkoreksi. Dalam satu hari terakhir DOGE turun 1,16 persen, tetapi masih menguat 11,30 persen sepekan. Ini membuat DOGE diperdagangkan di level Rp 1.272 per token.
Stablecoin Tether (USDT) dan USD coin (USDC), pada hari ini sama-sama menguat 0,01 persen. Hal tersebut membuat harga keduanya masih bertahan di level USD 1,00
Sedangkan Binance USD (BUSD) menguat 0,01 persen dalam 24 jam terakhir, membuat harganya masih berada di level USD 1,00.
Adapun untuk keseluruhan kapitalisasi pasar kripto hari ini berada di level USD 991,3 miliar atau setara Rp 14.995 triliun.
Tahun Kelinci Air, Bagaimana Prediksi Harga Bitcoin?
Sebelumnya, setelah alami tahun yang penuh gejolak pada 2022, investor kripto mencoba mencari tahu kapan bull run bitcoin berikutnya bakal terjadi. Minggu lalu, pada konferensi kripto di St. Moritz, Swiss, banyak pelaku industri yang memprediksi bull run Bitcoin belum terjadi pada 2023.
Namun, para ahli memperkirakan bull run bakal terjadi pada tahun selanjutnya atau dalam hal ini pada 2024 hingga 2025.
Seorang pemodal ventura dan veteran kripto, Bill Tai mengatakan Bitcoin akan mengalami kerugian meski tidak banyak.
"Ada kemungkinan Bitcoin semacam itu telah mencapai titik terendah di sini. Bitcoin bisa turun hingga USD 12.000 atau setara Rp 181,7 juta sebelum melompat kembali,” ujar Tai, dikutip dari CNBC, Senin (16/1/2023).
Di sisi lain dalam acara tersebut, chief strategy officer di CoinShares, Meltem Demirors mengatakan bitcoin kemungkinan akan diperdagangkan di ujung bawah antara USD 15.000 atau setara Rp 227,1 juta hingga USD 20.000 atau setara Rp 302,9 juta.
Adapun untuk ujung atasnya berada di kisaran USD 25.000 atau setara Rp 378,6 juta hingga USD 30.000 atau setara Rp 454,3 juta.
Dia mengatakan banyak "penjualan paksa" yang terjadi pada 2022 sebagai akibat dari keruntuhan pasar sekarang telah berakhir, tetapi tidak banyak uang baru yang masuk ke bitcoin.
"Saya tidak berpikir ada banyak penjualan paksa yang tersisa, yang optimis. Tapi sekali lagi, menurut saya kenaikannya cukup terbatas, karena kami juga tidak melihat banyak arus masuk baru masuk,” jelas Demirors.
Advertisement
Halving Bitcoin
Dalam wawancara, beberapa peserta industri di acara berbicara tentang siklus bitcoin historis, yang terjadi kira-kira setiap empat tahun. Biasanya, bitcoin akan mencapai titik tertinggi sepanjang masa, kemudian mengalami koreksi besar-besaran. Akan ada tahun yang buruk dan kemudian tahun pemulihan ringan.
Kemudian ada proses "halving" atau disebut Bitcoin Halving Day yang akan terjadi. Ini adalah saat penambang, yang menjalankan mesin khusus untuk memvalidasi transaksi secara efektif di jaringan bitcoin, melihat hadiah mereka untuk menambang dipotong setengahnya.
Penambang mendapatkan bitcoin sebagai hadiah untuk memvalidasi transaksi. Pengurangan separuh, yang terjadi setiap empat tahun, secara efektif memperlambat pasokan bitcoin ke pasar. Hanya akan ada 21 juta bitcoin yang beredar.