FBI Peringatkan Iklan Pekerjaan Palsu yang Lakukan Penipuan Kripto

FBI memperingatkan warga AS dan individu yang tinggal atau bepergian ke luar negeri untuk berhati-hati terhadap iklan pekerjaan palsu untuk melakukan penipuan kripto.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Mei 2023, 14:00 WIB
Diterbitkan 28 Mei 2023, 14:00 WIB
FBI Peringatkan Iklan Pekerjaan Palsu yang Lakukan Penipuan Kripto
Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengeluarkan peringatan pada iklan pekerjaan palsu yang memikat orang ke Asia Tenggara, di mana korban ditahan di luar keinginan mereka dan dipaksa untuk melakukan penipuan kripto (Foto: Unsplash/Traxer)

Liputan6.com, Jakarta - Biro Investigasi Federal Amerika Serikat (FBI) mengeluarkan peringatan pada iklan pekerjaan palsu yang memikat orang ke Asia Tenggara, di mana korban ditahan di luar keinginan mereka dan dipaksa untuk melakukan penipuan kripto internasional pada korban yang tidak menaruh curiga. FBI mencatat jenis penipuan ini sering menargetkan korban yang berbasis di Asia.

Melansir Cryptopotato, ditulis Minggu, (28/5/2023), penipuan ini biasanya memasang iklan di media sosial dan memikat korbannya dengan menjanjikan pekerjaan bergaji tinggi. Namun, setibanya di sana, paspor korban diambil dan dipaksa bekerja dengan menipu orang yang tidak bersalah.  

Selain itu, jika pekerja tidak berhasil, mereka dilaporkan akan menghadapi siksaan, pelecehan, pembunuhan, atau dijual ke geng lain.

Menurut siaran pers, FBI memperingatkan warga AS dan individu yang tinggal atau bepergian ke luar negeri untuk berhati-hati terhadap iklan pekerjaan palsu yang terkait dengan perdagangan tenaga kerja. Badan intelijen mengatakan pelaku ancaman menargetkan korban, terutama di Asia, dalam skema penipuan pekerjaan dengan memasang iklan pekerjaan palsu di media sosial dan situs pekerjaan online.

FBI mengatakan, pekerjaan palsu dapat berkisar dari dukungan teknis, layanan pelanggan pusat panggilan, dan teknisi salon kecantikan. Tunjangan, gaji, dan akomodasi yang menguntungkan ditawarkan untuk memikat para korban.

“Seringkali sepanjang proses, lokasi posisi digeser dari lokasi yang diiklankan. Saat pencari kerja tiba di negara asing, pelaku kriminal menggunakan berbagai cara untuk memaksa mereka melakukan skema investasi cryptocurrency, seperti penyitaan paspor dan dokumen perjalanan, ancaman kekerasan, dan penggunaan kekerasan," tulisnya.

Para korban kemudian dipaksa harus melunasi hutang yang menggunung, seperti biaya perjalanan, kamar, dan pondokan. Ketika utang semakin parah ketika mereka sering dijual ke kelompok kriminal lain.

 

 

Sejumlah Langkah untuk Hindari Perangkap

Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)
Ilustrasi Kripto (Foto: Traxer/unsplash)

FBI telah merinci beberapa langkah untuk menghindari jatuh ke dalam perangkap tersebut. Ini termasuk meneliti perusahaan yang diiklankan sebelum menerima tawaran pekerjaan, serta mengawasi "bahasa samar" tentang perusahaan atau detail pekerjaan yang terbatas. Pencari kerja juga harus berhati-hati terhadap iklan dengan gaji yang luar biasa tinggi dan banyak tunjangan.

Peringatan terbaru datang di tengah banyak laporan penipuan kripto menggunakan individu yang diperbudak. Pada November tahun lalu, pemerintah Kamboja mendapati dirinya menerima reaksi keras karena diduga menutup mata terhadap lingkaran kejahatan China yang memperdagangkan hampir 100.000 pekerja migran dan memaksa mereka untuk menjalankan penipuan online, termasuk penipuan ICO crypto.

Baru-baru ini, Polisi Nasional Filipina (PNP) menyelamatkan 1.000 korban perdagangan manusia yang dipaksa bekerja keras hingga 18 jam sehari untuk penipuan cryptocurrency awal bulan ini. Setelah membongkar lingkaran penipuan, pihak berwenang menangkap 12 orang yang dicurigai sebagai biang keladi.

 

FATF Minta Negara Kelompok G7 Awasi Aliran Keuangan Melalui Kripto

Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik
Ilustrasi Kripto atau Penambangan kripto. Foto: Freepik

Sebelumnya, Presiden Satuan Tugas Aksi Keuangan (FATF), T Raja Kumar, telah meminta negara-negara maju dalam kelompok G7 untuk memimpin penerapan rekomendasi pengawas untuk memerangi aliran keuangan ilegal melalui cryptocurrency.

Dilansir dari Yahoo Finance, Kamis (25/5/2023), dalam surat dengan kata-kata keras berjudul "A end to the lawless crypto space", Kumar menekankan perlunya tindakan segera untuk menutup ruang tanpa hukum yang memungkinkan penjahat, teroris, dan negara nakal untuk mengeksploitasi aset kripto. 

FATF telah mendesak negara-negara untuk mengadopsi persyaratan terbarunya, termasuk "aturan perjalanan" kontroversial yang mengamanatkan penyedia layanan kripto untuk mengumpulkan dan berbagi informasi tentang transaksi bernilai tinggi untuk mencegah pencucian uang dan pendanaan terorisme.

Kumar menyoroti kemajuan dalam penerapan persyaratan terbaru FATF pada aset kripto relatif buruk, dengan 73 persen negara masih tidak patuh atau hanya sebagian yang mematuhi standar.

Sementara itu, para analis memperkirakan hanya sebagian kecil dari transaksi kripto yang melanggar hukum, Kumar yakin angka ini mungkin terlalu rendah. 

Dia menekankan pentingnya negara-negara G7 memimpin dalam menerapkan sepenuhnya standar global FATF untuk memastikan kesuksesan bersama dalam memerangi aktivitas keuangan terlarang yang difasilitasi oleh cryptocurrency.

Para pemimpin G7, telah bertemu di Hiroshima, Jepang, dan sudah membahas berbagai item agenda, termasuk regulasi cryptocurrency dan industri kripto secara keseluruhan.

 

 

Elon Musk Peringatkan untuk Tak Bertaruh Besar pada Kripto

llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik
llustrasi Kripto atau Crypto. Foto: Freepik

Sebelumnya, CEO Tesla, Elon Musk kembali mengeluarkan komentarnya pada publik terkait kripto Dogecoin. Musk kembali mengklaim Dogecoin (DOGE) adalah kripto favoritnya karena humor dan anjingnya. Tapi dia memperingatkan orang-orang tidak bertaruh besar pada kripto.

“Saya tidak menyarankan siapa pun untuk membeli kripto atau mempertaruhkan besar di Dogecoin atau semacamnya. Tapi Dogecoin adalah cryptocurrency favorit saya karena memiliki humor terbaik dan memiliki anjing,” kata Musk, secara virtual di sebuah konferensi di London yang diselenggarakan oleh Wall Street Journal, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (25/5/2023).

Kata-kata peringatan dari Musk kepada calon investor dalam kripto kali ini cukup menyimpang dari sejarah Musk yang terus berkomentar positif dan memberikan dukungan pada Dogecoin. 

Secara sejarah, beberapa kali Musk mengeluarkan pendapat yang memberikan dukungan pada Dogecoin dan tak jarang perkataan Musk mendorong kenaikan harga Dogecoin.

Dibuat pada akhir 2013, Dogecoin bisa dibilang sebagai kripto memecoin pertama di dunia. Dogecoin taurus mendapat popularitas dan sekarang memiliki kapitalisasi pasar lebih dari USD 10 miliar atau setara Rp 149 triliun (asumsi kurs Rp 14.905 per dolar AS). 

Elon Musk bergabung sebagai salah satu tokoh yang mendukung Dogecoin, bahkan memproklamasikan dirinya sebagai "Dogefather". 

 

INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
INFOGRAFIS: 10 Mata Uang Kripto dengan Valuasi Terbesar (Liputan6.com / Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya