Liputan6.com, Jakarta - Pepecoin (PEPE), shiba inu (SHIB) dan dogecoin (DOGE) melonjak dalam 24 jam terakhir karena ether (ETH) bergerak menuju USD 4.000, level yang sebelumnya terlihat pada Desember 2021. Lonjakan pada PEPE menyusul optimisme baru, sementara DOGE dan SHIB membalikkan kerugian hari Kamis dengan kenaikan sekitar 10%.
Pepe telah menjadi salah satu koin meme dengan performa terbaik dalam beberapa minggu terakhir. Trader telah menggunakan koin meme sebagai taruhan proksi pada pertumbuhan Ethereum sejak akhir Februari.
“Seiring dengan meningkatnya bitcoin dan eter, efek limpahan terjadi ketika koin yang ditempatkan di ethereum dan solana juga melonjak, termasuk koin meme,” kata salah satu pendiri dan COO platform DeFi Blueberry Protocol, Slater Heil, dikutip dari CoinDesk, Sabtu (9/3/2024).
Advertisement
Kinerja PEPE baru-baru ini telah memicu pembicaraan tentang kemungkinan kebangkitan koin meme. Pasar kripto memasuki kenaikan pada bulan Februari meskipun kinerjanya lambat di bulan sebelumnya. Investor telah meningkatkan investasi koin meme mereka untuk mengantisipasi reli pasar.
“Investor akan memanfaatkan kondisi bullish semaksimal mungkin, dan koin meme adalah salah satu cara mereka untuk melakukannya. Dalam jangka pendek dan menengah, saya memperkirakan transisi kembali ke altcoin yang ‘didorong secara fundamental,” Heil memperingatkan.
Permintaan bullish untuk ether mulai meningkat pada pertengahan Januari di tengah ekspektasi bahwa ether akan menjadi token besar berikutnya setelah bitcoin (BTC) yang mendapatkan dana yang diperdagangkan di bursa spot (ETF) di AS.
Lonjakan PEPE sangat bergantung pada kenaikan Bitcoin ke level tertinggi dalam 2 tahun. Beberapa analis memperkirakan kenaikan pasar akan tetap ada hingga kuartal II 2024. Hal ini dapat meningkatkan permintaan altcoin meme seperti PEPE, dan kemungkinan mendorong harganya hingga USD 0,000008266.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Sentimen Bullish Pasar Kripto Masih Kuat, ke Mana Arah Bitcoin?
Bitcoin kembali menguat ke level USD 67.000 dan telah menguji ulang tingkat harga USD 68.000 di tengah volatilitas yang intens. Namun, para pelaku pasar tetap menggarisbawahi bangkitnya Bitcoin sebagai tanda bahwa pasar kripto masih dibayangi sentimen bullish.
Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur menjabarkan, harga BTC saat ini berada di atas moving average 50 hari dan 200 hari, sebuah indikasi sentimen bullish baik dalam jangka pendek maupun panjang. Ada beberapa faktor pendorong bangkitnya Bitcoin menjelang akhir pekan ini.
Salah satunya adalah pengaruh ETF Bitcoin spot tetap menjadi faktor yang menentukan karena terus membentuk minat investor institusi. Dengan akumulasi yang konsisten, trader dan investor menyebut koreksi tersebut sebagai hal yang sehat dan diperlukan untuk membantu menghidupkan kembali harga BTC.
"Di samping itu, sentimen dari pidato Ketua The Fed, Jerome Powell yang berbicara tentang penurunan suku bunga pada akhir tahun ini sambil menyoroti ketergantungan pada data untuk pengambilan kebijakan di masa depan," kata Fyqieh dalam risetnya, Jumat (8/3/2024).
Data pasar tenaga kerja AS yang lebih lemah dari perkiraan dirilis hari Kamis 7 Maret kemarin, menunjukkan bahwa The Fed akan menurunkan suku bunganya lebih cepat. BTC langsung bereaksi terhadap data pasar tenaga kerja AS dan pidato Powell, naik dari level USD 64.706 ke level tertinggi USD 67.567 sebelum turun kembali.
Advertisement
Harus Waspada
Saat ini narasi di sekitar Bitcoin masih terlihat positif walau sudah mendekati harga tertinggi sebelumnya. Tapi pelaku pasar juga harus waspada ada kemungkinan akan koreksi terlebih dahulu sebelum kembali bergerak naik.
Peristiwa halving Bitcoin yang akan datang adalah pemicu utama yang siap melengkapi permintaan saat ini dari produk ETF BTC spot. Dengan pasokan yang akan dikurangi sebesar 50%, krisis pasokan, jika permintaan dipertahankan, akan menjadi sangat kuat sehingga pasar akan menetapkan harga BTC lebih tinggi.
"Pelaku pasar kini fokus pada data penting Non-farm Payrolls (NFP) AS yang rilis pada Jumat 8 Maret 2023 malam menjadi sorotan utama di tengah meningkatnya spekulasi tentang kemungkinan penurunan suku bunga The Fed pada Juni mendatang," jelas Fyqieh.