Liputan6.com, Jakarta Data terbaru selama periode tujuh hari yang berakhir pada 21 April 2024, menunjukkan penjualan non-fungible token (NFT) telah menurun sebesar 25,48%, dengan total sekitar USD 236,96 juta atau setara Rp 3,8 triliun (asumsi kurs Rp 16.218 per dolar AS).Â
Dilansir dari Bitcoin.com, Rabu (24/4/2024), Bitcoin kembali mendominasi pasar NFT minggu ini, menyumbang USD 111,8 juta atau setara Rp 1,8 triliun terhadap keseluruhan penjualan sejak 14 April. Meskipun begitu, angka tersebut merupakan penurunan 35.63%.
Baca Juga
Ethereum juga mengalami penurunan, dengan penjualan turun 20,38% menjadi USD 49,58 juta atau setara Rp 804,1 miliar. Penjualan Solana turun 17,13% menjadi USD 34,82 juta atau setara Rp 564,7 miliar, sedangkan Polygon melawan tren dengan peningkatan 33,21%, menghasilkan penjualan USD 15,4 juta atau setara Rp 249,7 miliar.
Advertisement
Ordinal Tak Berkategori Bitcoin adalah koleksi NFT terlaris dengan penjualan USD 32,89 juta atau setara Rp 533,4 miliar. Meskipun mengalami penurunan 42,26% dari minggu sebelumnya. Koleksi WZRD BRC20 berada di urutan kedua, mencatat penjualan USD 21,05 juta atau setara Rp 341,3 miliar, meningkat lebih dari 160% dari minggu lalu.
Koleksi NFT terlaris ketiga adalah PUPS BRC20, yang mengumpulkan penjualan USD 14,96 juta atau setara Rp 242,6 miliar, menandai penurunan 64,91% dari minggu lalu. Empat dari lima koleksi teratas berasal dari blockchain Bitcoin.Â
NFT termahal yang terjual minggu ini adalah NFT berbasis BTC dari koleksi PUPS BRC20, dengan harga USD 317.718 atau setara Rp 5,1 miliar. Kemudian termahal kedua adalah Cryptopunk #4,473 berbasis Ethereum, yang dijual seharga USD 231.801 atau setara Rp 3,7 miliar.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Mengenal Apa Itu NFT dan Kegunaannya di Dunia Digital
Sebelumnya, NFT atau Non-Fungible Token telah menjadi topik yang sempat hangat dalam industri kripto dan digital. Konsep NFT memungkinkan pengguna untuk memiliki aset digital yang unik dan tidak dapat dipertukarkan satu sama lain.
Berbeda dengan mata uang kripto seperti Bitcoin atau Ethereum yang dapat dipertukarkan dengan nilai yang sama, NFT memiliki karakteristik yang membedakannya.
NFTÂ menggunakan teknologi blockchain yang sama seperti mata uang kripto lainnya. Namun, NFT memiliki metadata yang menyimpan informasi tambahan tentang aset digital yang diwakilinya. Metadata ini mencakup informasi seperti pemilik, sejarah kepemilikan, dan detail lainnya yang mengidentifikasi keunikan aset digital tersebut.
Salah satu kegunaan utama NFT adalah dalam dunia seni digital. Dengan NFT, seniman dapat membuat dan menjual karya seni digital yang unik. Setiap karya seni digital diwakili oleh satu NFT, yang memberikan keunikan dan keaslian pada karya tersebut.
Dalam industri seni digital yang sering kali dihadapkan pada masalah duplikasi dan pemalsuan, NFT memberikan solusi dengan memberikan sertifikat keaslian yang tercatat di blockchain.
Selain seni digital, NFT juga digunakan dalam berbagai bidang lainnya. Salah satunya adalah dalam permainan blockchain atau dikenal sebagai blockchain gaming. Dalam permainan blockchain, pemain dapat memiliki aset digital yang unik seperti karakter, senjata, atau item langka lainnya.
NFT memungkinkan pemain untuk memiliki dan memperdagangkan aset digital ini di pasar NFT, yang memberikan nilai ekonomi pada aset virtual tersebut.
Â
Advertisement
Kontroversi yang Muncul
Selain itu, NFT juga digunakan dalam koleksi digital. Beberapa orang mengumpulkan NFT sebagai hobi. Kolektor dapat mengumpulkan NFT yang mewakili karya seni, kartu koleksi, atau barang langka lainnya. Keunikan dan keaslian NFT membuatnya menjadi aset yang bernilai dan dapat diperdagangkan di pasar NFT.
Namun, ada juga beberapa kontroversi yang muncul seiring dengan popularitas NFT. Salah satunya adalah dampak lingkungan yang dihasilkan oleh proses mining blockchain yang digunakan untuk membuat dan mentransaksikan NFT. Proses mining ini membutuhkan konsumsi energi yang tinggi, yang dapat berdampak negatif pada lingkungan.
Meskipun demikian, NFT tetap menjadi tren yang terus berkembang dalam dunia digital. Kegunaannya yang beragam, mulai dari seni digital, permainan blockchain, hingga koleksi digital, membuat NFT menjadi fenomena yang menarik bagi banyak orang. Dengan teknologi blockchain yang terus berkembang, NFT memiliki potensi untuk mengubah cara kita memiliki, memperdagangkan, dan menghargai aset digital di masa depan.
Â
Â
Kegunaan NFT
Sebelumnya, teknologi Blockchain dan NFT memberi peluang seniman dan pembuat konten peluang unik untuk memonetisasi barang dagangan mereka. Misalnya, seniman tidak lagi harus bergantung pada galeri atau balai lelang untuk menjual karya seninya.
Sebaliknya, artis dapat menjualnya langsung ke konsumen sebagai NFT, yang juga memungkinkan mereka menyimpan lebih banyak keuntungan.
Selain itu, seniman dapat memprogram dalam royalti sehingga mereka akan menerima persentase penjualan setiap kali karya seni mereka dijual ke pemilik baru.
Ini adalah fitur yang menarik karena seniman umumnya tidak menerima hasil di masa depan setelah karya seni mereka pertama kali dijual.
Seni bukan satu-satunya cara untuk menghasilkan uang dengan NFT. Merek seperti Charmin dan Taco Bell telah melelang seni NFT bertema untuk mengumpulkan dana untuk amal.
Selain itu, saat ini banyak promotor acara musik hingga maskapai penerbangan mengeluarkan tiket dalam bentuk NFT. Ini digunakan agar pemilik NFT tidak perlu membeli secara terus menerus tiket untuk konser yang digelar promotor tersebut.Â
Â
Advertisement