Perawat Penyandang Disabilitas di AS Kembali Diterima Bekerja Setelah Dua Tahun Alami Penolakan

Seorang perawat di Roanoke, Virginia, Amerika Serikat akhirnya kembali diterima bekerja setelah dua tahun selalu ditolak. Alasannya karena ia penyandang disabilitas dan pengguna kursi roda.

oleh Liputan6.com diperbarui 04 Mei 2021, 12:00 WIB
Diterbitkan 04 Mei 2021, 12:00 WIB
Ilustrasi perawat/dok. Unsplash Bermix
Ilustrasi perawat/dok. Unsplash Bermix

Liputan6.com, Jakarta Seorang perawat di Roanoke, Virginia, Amerika Serikat akhirnya kembali diterima bekerja setelah dua tahun selalu ditolak. Alasannya karena ia penyandang disabilitas dan pengguna kursi roda.

“Setelah dua tahun melamar, wawancara, dan penolakan setelah penolakan, saya mulai mempercayai komentar dan pesan kebencian; bahwa mungkin saya benar-benar tidak akan pernah bisa bekerja sebagai perawat lagi,” tulis Ryann Kress dalam sebuah unggahan di Instagram pribadinya.

“Mulai hari Senin ini saya akan secara resmi memulai orientasi untuk pekerjaan baru saya sebagai perawat shift malam untuk ibu dan bayi.”

Melansir dari 10 News, Kress sudah hampir putus asa, tetapi telepon datang dari Rumah Sakit Memorial Carilion Roanoke yang menawarkan pekerjaan di unit ibu dan bayi.

"Saya tidak percaya itu nyata dan saya tidak memberi tahu siapa pun sampai saya memiliki jadwal di tangan saya," katanya.

Simak Juga Video Berikut

Perekrut Terkesan dengan Resume Kress

Ilustrasi seorang wanita mengerjakan resume.
Ilustrasi seorang wanita mengerjakan resume. (iStockphoto)

Perekrut senior di rumah sakit, Dana Johnson mengatakan dirinya terkesan dengan resume Kress dan langsung berpikir untuk mempekerjakannya.

“Dia menelepon saya dan berkata ‘saya hanya ingin memberi tahu Anda bahwa saya menggunakan kursi roda’,” kata Johnson. 

“Saya berkata, 'Oh, wow itu luar biasa. Kami akan membuatnya berhasil."

Pada masa lalu, Kress pernah membantu persalinan di penjara dan di pinggir jalan raya. Ia pun berharap pekerjaannya tidak berbeda jauh dengan sebelumnya.

Alami Sindrom Ehlers-Danlos

Ilustrasi kursi roda.
Ilustrasi kursi roda. (dok. BeatricBB/Pixabay/Tri Ayu Lutfiani)

Kress bercerita bahwa saat usianya 16 tahun, ia didiagnosis mengalami sindrom Ehlers-Danlos, sebuah kelainan genetik yang menurut Kress membuat kolagennya melar. Ini membantu fleksibilitasnya sebagai penari, tetapi malah menimbulkan masalah persendian dan mobilitas.

“Itu sangat sulit. Itu menakutkan. Saya berusia 19 atau 20 tahun dan saya pikir seluruh hidup saya telah direncanakan dan tiba-tiba saya harus memilih hal lain untuk dilakukan," tutur Kress.

Namun, setelah menjalani perawatan di rumah sakit, ia terinspirasi untuk menjadi perawat dan pembela penyandang disabilitas. Ia bersyukur bahwa rumah sakit telah menjadi tempat perawatannya, tempat pelatihannya sebagai mahasiswa, dan kini sebagai tempat bekerjanya. Kress juga mendapatkan predikat sebagai Ms. Wheelchair Virginia.

“Saya masih bisa melakukan banyak hal di kursi roda ini. Rintangan terbesar saya adalah mencoba mempelajari bentuk keperawatan yang sama sekali berbeda dengan mekanisme tubuh baru ini. Tapi bukan berarti saya tidak bisa melakukannya," ungkap Kress.

 

Penulis: Abel Pramudya Nugrahadi

Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari Covid-19

Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Infografis 10 Tips Sehat dan Sembuh dari Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya