Liputan6.com, Jakarta Kecelakaan tragis membawa Ade Candra Prastyo pada kondisi disabilitas. Beberapa tahun lalu, pria asal Surabaya ini mengalami insiden lalu lintas di daerah Ngesong, Surabaya barat.
Tubuhnya terkapar di lokasi kejadian, bahkan sempat dikira meninggal dunia hingga tubuhnya ditutupi koran. Beruntung seorang warga melihat ada pergerakan di tangan Ade, sehingga ia segera dilarikan ke rumah sakit.
Advertisement
Baca Juga
Warga Jalan Simo Jawar 7/47D telah menjalani tujuh kali operasi, termasuk operasi pemotongan organ limpa dan operasi tulang paha yang remuk.
Advertisement
Akibat kejadian itu, kini pria 29 tahun tersebut menjalani hidup sebagai penyandang disabilitas fisik. Sadar bahwa hidup perlu terus diperjuangkan, Ade kembali bangkit dan mengejar mimpi menjadi seorang fotografer profesional.
“Bertahun-tahun berlalu, Ade berhasil melewati masa-masa sulit itu. Ia terlahir kembali, dengan semangat baru dan sebuah hobi yang kemudian menjadi jalan hidupnya (fotografi). Di balik lensa kamera, Ade menemukan dunianya, sebuah cara untuk melihat dan merekam keindahan di tengah keterbatasan fisiknya,” tulis Ketua LIRA Disability Care (LDC) Abdul Majid menceritakan tentang Ade, dikutip Senin (13/1/2025).
Ketika dijalani dengan baik, keahlian fotografi pun membawa Ade pada berbagai kesempatan untuk berkarya. Salah satunya ketika ia dipercaya menjadi fotografer di klub sepak bola amputasi Surabaya, PERSAS.
Raih Sertifikasi Profesional
Di klub sepak bola amputasi Surabaya, Ade mengabadikan semangat para atlet yang juga berjuang melawan keterbatasan, menciptakan gambar-gambar yang penuh makna dan inspirasi.
Untuk mempertajam keahliannya, Ade mengikuti pelatihan dan sertifikasi fotografer profesional yang diselenggarakan oleh Disnakertrans Jatim pada tahun 2021 dan berhasil meraih sertifikasi Badan Nasional Sertifikasi Profesi (BNSP), sebuah pengakuan atas kompetensinya.
Kini, Ade aktif bekerja sebagai fotografer panggilan. Ia mengabadikan momen-momen penting dalam berbagai acara, dari pernikahan hingga acara sosial.
Advertisement
Berjuang dengan Kamera Pinjaman
Menjadi fotografer bukan hal mudah bagi Ade. Salah satu kendala yang dihadapinya hingga kini adalah ketiadaan alat utama yakni kamera.
“Ade belum memiliki kamera yang memadai untuk menunjang pekerjaannya. Ia masih harus meminjam kamera milik PERSAS, sebuah keterbatasan yang menghambat langkahnya untuk meraih kemandirian penuh,” kata Majid.
Ade pun mengungkap harapannya untuk memiliki kamera sendiri. Dengan alat ini, ia bisa lebih mandiri sebagai fotografer.
"Saya bermimpi memiliki kamera sendiri, sebuah alat yang akan menjadi sayap saya untuk terbang lebih tinggi," ujar Ade dengan mata berkaca-kaca pada jumat 10 januari 2025 di rumahnya.
Ade membutuhkan kamera standar fotografi (SLR beserta lensa), sebuah investasi kecil yang akan memberikan dampak besar bagi kehidupannya.
Dukungan untuk Ade
Selama ini, Ade mendapat dukungan dari PERSAS termasuk kaptennya, Khusnul Yakin.
"Ade punya bakat yang luar biasa di bidang fotografi. Hasil jepretannya tidak kalah dengan fotografer profesional. Saya yakin, jika ia diberikan support yang memadai, Ade pasti bisa sukses," ungkap Khusnul pada jumat 10 februari 2025 di markas PERSAS Jl. Pulo Wonokromo 259/II Surabaya.
Ade ingin membuktikan kepada dunia, terutama kepada kedua orangtuanya yang telah setia mendampinginya melewati masa-masa sulit, bahwa ia bisa sukses dan mandiri.
“Ia ingin membalas kasih sayang mereka dengan sebuah kebanggaan, sebuah bukti bahwa mimpi tak mengenal keterbatasan fisik,” tutup Majid.
Advertisement