Decision Tree Adalah Metode Pengambilan Keputusan yang Efektif, Ini Penjelasannya

Pelajari apa itu decision tree, cara kerjanya, kelebihan dan kekurangannya, serta penerapannya dalam data science dan machine learning.

oleh Liputan6 diperbarui 07 Nov 2024, 11:16 WIB
Diterbitkan 06 Nov 2024, 08:07 WIB
decision tree adalah
decision tree adalah ©Ilustrasi dibuat AI

Pengertian Decision Tree

Liputan6.com, Jakarta Decision tree adalah metode pengambilan keputusan yang menggunakan struktur pohon untuk memodelkan berbagai kemungkinan hasil, biaya, konsekuensi, dan probabilitas dari serangkaian pilihan. Algoritma ini bekerja dengan cara memecah data menjadi subset yang lebih kecil dan homogen berdasarkan atribut-atribut tertentu.

Secara visual, decision tree terdiri dari beberapa elemen utama:

  • Root node (simpul akar): Titik awal pohon yang mewakili keseluruhan dataset
  • Internal nodes (simpul internal): Titik percabangan yang mewakili pengujian atribut
  • Branches (cabang): Hasil dari pengujian atribut yang menghubungkan antar node
  • Leaf nodes (simpul daun): Titik akhir pohon yang mewakili keputusan atau hasil klasifikasi

Decision tree bekerja dengan cara membagi data secara rekursif berdasarkan fitur-fitur yang paling informatif. Proses ini terus berlanjut hingga mencapai kriteria penghentian tertentu, seperti kedalaman maksimum pohon atau jumlah minimum sampel di setiap daun.

Metode ini sangat populer dalam machine learning dan data mining karena mudah dipahami, fleksibel, dan dapat digunakan untuk masalah klasifikasi maupun regresi. Decision tree juga menjadi dasar bagi algoritma ensemble yang lebih kompleks seperti random forest dan gradient boosting.

Jenis-Jenis Decision Tree

Terdapat beberapa jenis utama decision tree yang digunakan dalam analisis data dan machine learning:

1. Classification Trees

Classification trees digunakan untuk memprediksi label kelas diskrit. Pohon ini membagi data menjadi kelompok-kelompok berdasarkan fitur input, dengan tujuan akhir menentukan kelas target. Contoh penggunaannya termasuk:

  • Menentukan apakah email tertentu adalah spam atau bukan
  • Memprediksi apakah pelanggan akan membeli produk atau tidak
  • Mendiagnosis penyakit berdasarkan gejala-gejala pasien

2. Regression Trees

Regression trees digunakan untuk memprediksi nilai numerik kontinu. Pohon ini membagi data menjadi kelompok-kelompok dengan nilai target yang serupa. Contoh penggunaannya meliputi:

  • Memperkirakan harga rumah berdasarkan karakteristiknya
  • Memprediksi jumlah penjualan produk di masa depan
  • Mengestimasi tingkat polusi udara berdasarkan berbagai faktor lingkungan

3. Multi-output Trees

Multi-output trees mampu memprediksi beberapa variabel target sekaligus. Jenis pohon ini berguna untuk masalah-masalah yang membutuhkan prediksi simultan terhadap beberapa output. Contohnya:

  • Memprediksi posisi x, y, dan z objek dalam ruang 3D
  • Memperkirakan beberapa parameter cuaca secara bersamaan (suhu, kelembaban, kecepatan angin)
  • Mengestimasi berbagai indikator kesehatan pasien dalam satu model

Pemilihan jenis decision tree yang tepat tergantung pada karakteristik masalah yang dihadapi dan sifat variabel target yang ingin diprediksi.

Cara Kerja Decision Tree

Proses pembentukan decision tree melibatkan beberapa tahapan kunci:

1. Pemilihan Atribut Terbaik

Langkah pertama adalah menentukan atribut mana yang paling baik untuk memisahkan data. Ini dilakukan dengan menggunakan berbagai metrik, seperti:

  • Information Gain: Mengukur penurunan entropi setelah pemisahan dataset
  • Gini Index: Mengukur ketidakmurnian atau ketidaksetaraan distribusi kelas
  • Chi-square: Mengevaluasi hubungan statistik antara fitur dan target

Atribut dengan nilai metrik terbaik dipilih sebagai node pemisah.

2. Rekursi dan Pembentukan Cabang

Setelah atribut terbaik dipilih, data dibagi menjadi subset berdasarkan nilai-nilai atribut tersebut. Proses ini kemudian diulang secara rekursif untuk setiap subset, membentuk cabang-cabang baru dalam pohon.

3. Penentuan Leaf Nodes

Pembentukan cabang berhenti ketika salah satu kriteria penghentian terpenuhi, seperti:

  • Semua sampel dalam subset memiliki kelas yang sama
  • Kedalaman maksimum pohon tercapai
  • Jumlah sampel dalam subset kurang dari ambang batas minimum

Pada titik ini, leaf node dibentuk dan diberi label berdasarkan mayoritas kelas (untuk klasifikasi) atau nilai rata-rata (untuk regresi) dari sampel dalam subset tersebut.

4. Pruning (Pemangkasan)

Setelah pohon lengkap terbentuk, sering dilakukan proses pruning untuk mengurangi kompleksitas dan mencegah overfitting. Teknik pruning meliputi:

  • Pre-pruning: Menghentikan pertumbuhan pohon lebih awal berdasarkan kriteria tertentu
  • Post-pruning: Memangkas cabang-cabang pohon setelah pembentukan lengkap

Pruning membantu meningkatkan generalisasi model dan mengurangi sensitifitas terhadap noise dalam data training.

5. Prediksi

Untuk melakukan prediksi pada data baru, decision tree mengikuti jalur dari root node ke leaf node berdasarkan nilai-nilai atribut input. Prediksi akhir ditentukan oleh label atau nilai pada leaf node yang dicapai.

Proses ini menghasilkan model yang dapat diinterpretasikan dengan mudah, karena setiap jalur dalam pohon mewakili aturan keputusan yang jelas dan logis.

Kelebihan Decision Tree

Decision tree memiliki sejumlah keunggulan yang membuatnya populer dalam berbagai aplikasi analisis data dan machine learning:

1. Mudah Dipahami dan Diinterpretasikan

Salah satu kelebihan utama decision tree adalah kemudahannya untuk dipahami, bahkan oleh orang-orang tanpa latar belakang teknis yang kuat. Struktur pohon yang dihasilkan dapat divisualisasikan dengan jelas, menunjukkan alur logika pengambilan keputusan. Hal ini sangat berharga dalam konteks bisnis atau medis, di mana transparansi pengambilan keputusan sangat penting.

2. Minimal Preprocessing Data

Berbeda dengan beberapa algoritma machine learning lainnya, decision tree tidak memerlukan normalisasi atau standarisasi data yang ekstensif. Mereka dapat menangani berbagai jenis data (numerik, kategorikal) tanpa transformasi khusus. Ini menghemat waktu dan usaha dalam tahap persiapan data.

3. Penanganan Missing Values

Decision tree memiliki kemampuan bawaan untuk menangani nilai-nilai yang hilang dalam dataset. Algoritma dapat membuat keputusan berdasarkan informasi yang tersedia, tanpa perlu imputasi data yang rumit.

4. Pemilihan Fitur Otomatis

Dalam proses pembentukan pohon, decision tree secara alami melakukan seleksi fitur. Atribut-atribut yang paling informatif akan muncul di bagian atas pohon, sementara fitur yang kurang relevan mungkin tidak digunakan sama sekali. Ini membantu dalam pemahaman tentang pentingnya berbagai fitur dalam dataset.

5. Menangani Interaksi Non-linear

Decision tree mampu menangkap hubungan non-linear antara fitur dan target variabel. Mereka tidak mengasumsikan linearitas atau distribusi tertentu dari data, membuatnya fleksibel untuk berbagai jenis pola dalam dataset.

6. Cepat dalam Prediksi

Setelah pohon terbentuk, proses prediksi sangat cepat. Ini hanya melibatkan serangkaian perbandingan sederhana, yang efisien bahkan untuk dataset besar.

7. Basis untuk Algoritma Ensemble

Decision tree menjadi dasar bagi algoritma ensemble yang kuat seperti Random Forests dan Gradient Boosting Machines. Teknik-teknik ini menggabungkan banyak pohon keputusan untuk meningkatkan akurasi dan stabilitas prediksi.

Kelebihan-kelebihan ini membuat decision tree menjadi pilihan yang menarik untuk berbagai tugas analisis data, terutama ketika interpretabilitas model sama pentingnya dengan akurasi prediksi.

Kekurangan Decision Tree

Meskipun memiliki banyak kelebihan, decision tree juga memiliki beberapa keterbatasan yang perlu dipertimbangkan:

1. Kecenderungan Overfitting

Decision tree, terutama yang dalam dan kompleks, cenderung overfitting terhadap data training. Ini berarti mereka mungkin menangkap noise dan pola-pola spesifik dalam data training yang tidak berlaku umum, mengakibatkan performa yang buruk pada data baru.

2. Instabilitas

Decision tree sangat sensitif terhadap perubahan kecil dalam data training. Sedikit perubahan dapat menghasilkan pohon yang sangat berbeda, yang dapat mempengaruhi interpretabilitas dan konsistensi model.

3. Bias terhadap Fitur dengan Banyak Kategori

Algoritma decision tree cenderung lebih memilih fitur dengan banyak kategori unik. Ini dapat mengakibatkan bias dalam pemilihan fitur dan pembentukan pohon yang kurang optimal.

4. Keterbatasan dalam Memprediksi Nilai Kontinu

Meskipun regression trees dapat digunakan untuk masalah regresi, mereka cenderung kurang akurat dibandingkan metode regresi lainnya untuk memprediksi nilai kontinu yang halus.

5. Kesulitan dalam Menangkap Hubungan Aditif

Decision tree mungkin kesulitan menangkap hubungan aditif antara variabel. Misalnya, jika output tergantung pada penjumlahan dua variabel, decision tree mungkin memerlukan struktur yang sangat kompleks untuk memodelkan hubungan ini.

6. Keterbatasan dalam Ekstrapolasi

Decision tree tidak dapat melakukan ekstrapolasi di luar rentang nilai yang ada dalam data training. Ini dapat menjadi masalah ketika menghadapi data baru yang berada di luar rentang tersebut.

7. Kompleksitas Komputasi untuk Pohon Besar

Meskipun prediksi cepat, proses pelatihan untuk pohon yang sangat besar dan dataset yang kompleks dapat memakan waktu dan sumber daya komputasi yang signifikan.

Untuk mengatasi beberapa kekurangan ini, berbagai teknik telah dikembangkan, seperti pruning, ensemble methods, dan penggunaan parameter regularisasi. Namun, penting untuk memahami keterbatasan ini saat mempertimbangkan penggunaan decision tree dalam proyek analisis data atau machine learning.

Penerapan Decision Tree dalam Data Science

Decision tree memiliki berbagai aplikasi dalam dunia data science dan machine learning. Berikut beberapa contoh penerapannya:

1. Analisis Risiko Kredit

Bank dan lembaga keuangan menggunakan decision tree untuk mengevaluasi risiko kredit pemohon pinjaman. Model ini dapat mempertimbangkan berbagai faktor seperti riwayat kredit, pendapatan, usia, dan pekerjaan untuk menentukan apakah seseorang layak mendapatkan pinjaman.

2. Diagnosis Medis

Dalam bidang kesehatan, decision tree dapat membantu dokter dalam proses diagnosis. Dengan mempertimbangkan gejala, riwayat medis, dan hasil tes, model dapat memberikan rekomendasi diagnosis atau tindakan lanjutan yang diperlukan.

3. Prediksi Churn Pelanggan

Perusahaan menggunakan decision tree untuk memprediksi kemungkinan pelanggan berhenti menggunakan layanan mereka. Model ini dapat mengidentifikasi faktor-faktor yang berkontribusi terhadap churn, memungkinkan perusahaan mengambil tindakan pencegahan.

4. Segmentasi Pasar

Pemasar menggunakan decision tree untuk membagi pelanggan ke dalam segmen-segmen berdasarkan karakteristik demografis, perilaku pembelian, dan preferensi. Ini membantu dalam merancang strategi pemasaran yang lebih terarah.

5. Deteksi Penipuan

Industri perbankan dan e-commerce menggunakan decision tree sebagai bagian dari sistem deteksi penipuan. Model ini dapat mengidentifikasi pola-pola transaksi yang mencurigakan berdasarkan berbagai indikator.

6. Prediksi Harga Properti

Dalam industri real estate, decision tree digunakan untuk memperkirakan harga properti berdasarkan faktor-faktor seperti lokasi, ukuran, usia bangunan, dan fasilitas sekitar.

7. Analisis Sentimen

Decision tree dapat digunakan dalam analisis sentimen untuk mengklasifikasikan teks (misalnya, ulasan produk atau komentar media sosial) ke dalam kategori sentimen positif, negatif, atau netral.

8. Rekomendasi Produk

E-commerce dan platform streaming menggunakan decision tree sebagai bagian dari sistem rekomendasi mereka, membantu memprediksi preferensi pengguna berdasarkan riwayat pembelian atau tontonan sebelumnya.

9. Prediksi Cuaca

Dalam meteorologi, decision tree dapat membantu dalam memprediksi kondisi cuaca berdasarkan berbagai parameter atmosfer.

10. Optimasi Rantai Pasokan

Perusahaan logistik menggunakan decision tree untuk mengoptimalkan rute pengiriman dan manajemen inventaris berdasarkan berbagai faktor seperti jarak, waktu, dan kapasitas.

Penerapan-penerapan ini menunjukkan fleksibilitas dan kekuatan decision tree dalam menangani berbagai jenis masalah di dunia nyata. Kemampuannya untuk menangani data kompleks dan menghasilkan model yang mudah diinterpretasi membuatnya menjadi alat yang berharga dalam toolkit data scientist.

Cara Membuat Decision Tree

Membuat decision tree melibatkan beberapa langkah kunci. Berikut adalah panduan langkah demi langkah untuk membuat decision tree:

1. Persiapan Data

Langkah pertama adalah mempersiapkan dataset yang akan digunakan. Ini meliputi:

  • Mengumpulkan data yang relevan
  • Membersihkan data dari nilai-nilai yang hilang atau tidak valid
  • Mengidentifikasi variabel target dan fitur-fitur yang akan digunakan
  • Membagi data menjadi set training dan testing

2. Pemilihan Algoritma

Pilih algoritma decision tree yang sesuai dengan jenis masalah Anda:

  • Untuk klasifikasi: ID3, C4.5, CART
  • Untuk regresi: CART, M5

3. Penentuan Parameter

Tentukan parameter-parameter penting untuk algoritma yang dipilih, seperti:

  • Kriteria pemisahan (misalnya, information gain, gini index)
  • Kedalaman maksimum pohon
  • Jumlah minimum sampel untuk split
  • Jumlah minimum sampel di leaf node

4. Pelatihan Model

Gunakan data training untuk melatih model decision tree:

  • Terapkan algoritma yang dipilih pada data training
  • Biarkan pohon tumbuh sesuai dengan parameter yang telah ditentukan

5. Pruning (Opsional)

Jika diperlukan, lakukan pruning untuk mengurangi kompleksitas pohon:

  • Evaluasi performa pohon pada validation set
  • Pangkas cabang-cabang yang tidak meningkatkan performa secara signifikan

6. Evaluasi Model

Gunakan data testing untuk mengevaluasi performa model:

  • Hitung metrik-metrik relevan (akurasi, presisi, recall, F1-score untuk klasifikasi; MSE, MAE untuk regresi)
  • Analisis confusion matrix untuk masalah klasifikasi

7. Visualisasi dan Interpretasi

Visualisasikan pohon keputusan yang dihasilkan:

  • Gunakan tools visualisasi untuk menggambar struktur pohon
  • Interpretasikan aturan-aturan keputusan yang dihasilkan

8. Fine-tuning

Jika diperlukan, lakukan penyesuaian lebih lanjut:

  • Eksperimen dengan parameter yang berbeda
  • Coba teknik seperti cross-validation untuk optimasi model

9. Implementasi

Setelah puas dengan model, implementasikan dalam sistem produksi:

  • Integrasikan model ke dalam pipeline analisis data atau aplikasi
  • Siapkan mekanisme untuk pembaruan model secara berkala jika diperlukan

Dengan mengikuti langkah-langkah ini, Anda dapat membuat decision tree yang efektif dan informatif untuk berbagai aplikasi analisis data dan machine learning.

Kesimpulan

Decision tree adalah metode pengambilan keputusan yang powerful dan fleksibel dalam dunia data science dan machine learning. Dengan struktur yang mudah dipahami dan kemampuan untuk menangani berbagai jenis data, decision tree menjadi pilihan populer untuk banyak aplikasi, mulai dari analisis risiko kredit hingga diagnosis medis.

Kelebihan utama decision tree terletak pada interpretabilitasnya yang tinggi, kemampuan menangani data yang beragam, dan proses seleksi fitur yang otomatis. Namun, penting juga untuk memahami keterbatasannya, seperti kecenderungan overfitting dan sensitivitas terhadap perubahan kecil dalam data.

Dalam prakteknya, decision tree sering digunakan sebagai komponen dalam algoritma ensemble yang lebih kompleks, memanfaatkan kekuatannya sambil mengatasi beberapa kelemahannya. Dengan pemahaman yang baik tentang cara kerjanya dan penerapan teknik-teknik seperti pruning dan cross-validation, decision tree dapat menjadi alat yang sangat berharga dalam toolkit setiap data scientist.

Seiring dengan perkembangan teknologi dan metode analisis data, peran decision tree dalam membantu pengambilan keputusan yang berbasis data akan terus berkembang, membuka peluang baru untuk inovasi dan pemecahan masalah di berbagai bidang.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

Disclaimer: Artikel ini ditulis ulang oleh redaksi dengan menggunakan Artificial Intelligence

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya