Misteri 'Sumarti Ningsih' dalam Kasus Pembunuhan Sadis Hong Kong

Rurik Jutting didakwa melakukan pembunuhan 2 perempuan yang diduga WNI. Dalam sebuah pembunuhan sadis yang menggerkan Hong Kong.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 03 Nov 2014, 13:17 WIB
Diterbitkan 03 Nov 2014, 13:17 WIB
Kasus pembunuhan WNI di Hong Kong
Kasus pembunuhan WNI di Hong Kong (Reuters)

Liputan6.com, Hong Kong - Dengan kawalan ketat polisi, Rurik Jutting, seorang bankir asal Inggris dibawa ke pengadilan di wilayah timur Hong Kong. Ia didakwa atas kasus pembunuhan, terkait temuan jasad 2 perempuan di apartemen mewahnya.

Sebelumnya, polisi mendatangi tempat tinggal pria 29 tahun yang pernah bekerja di Bank of America Merrill Lynch itu di Distrik Wanchai Sabtu dini hari.

Para penyelidik menemukan seorang perempuan, tak bernyawa, dalam kondisi telanjang dengan luka tusuk di leher dan bokongnya di ruang tengah sebuah flat di lantai 31 kompleks apartemen. Jasad wanita lainnya ditemukan membusuk di sebuah koper di balkon. Ada belatung ditemukan di sana. Bau busuk menguar dari unit apartemen itu.

Polisi menduga, para korban adalah pekerja seks komersial. Dokumen pengadilan mencatat, salah satu korban bernama Sumarti Ningsih, sementara lainnya belum diketahui. Diduga setidaknya satu korban adalah warga negara Indonesia. Atau mungkin keduanya.

"Ada kemungkinan kedua korban adalah WNI," kata konsul jenderal RI Chalief Akbar. "Kami masih menunggu konfirmasi dari pihak kepolisian."

Sementara, pemerintah RI di Jakarta mengindentifikasi seorang korban, wanita berusia 25 tahun, sebagai WNI.

Rurik Jutting, alumni Universitas Cambridge, salah satu perguruan tinggi ternama di Inggris terlihat tenang saat mendengarkan dakwaan atas dirinya di pengadilan wilayah timur Hong Kong. Setelah sidang, ia kembali ditahan untuk menjalani persidangan 10 November 2014 mendatang.

Memakai kemeja hitam dan kaca mata gelap, bankir yang tak sempat mencukur janggutnya itu berbicara hanya dua kali untuk mengkonfirmasi bahwa ia mengerti atas dakwaan jaksa. Sesekali ia terlihat mengetuk dadanya dengan jari.

Jutting diketahui pernah jadi murid di sekolah asrama eksklusif Winchester College sebelum mengambil jurusan sejarah dan hukum di Cambridge University.

"Dia terlihat seperti pria normal meski pendiam. Secara akademis ia sangat berprestasi," kata seorang mantan kenalannya di Cambridge, seperti Liputan6.com kutip dari Bangkok Post, Senin (3/11/2014).

Teman sekelas juga mengatakan ia adalah sosok yang atletis dan pernah menjadi anggota klub dayung yang eksklusif di Cambridge.

Polisi kini sedang meneliti ribuan foto dalam ponsel milik Jutting, termasuk beberapa yang menunjukkan sosok mayat yang terbungkus karpet di dalam koper di balkon. Demikian dilaporkan South China Morning Post.

Dalam posting terakhirnya di Facebook pekan lalu, Jutting sesumbar sedang melakukan 'perjalanan baru'. (Yus)

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya