Orangtua: Pria yang Dibunuh ISIS Bukan Mata-mata Israel

Said mengatakan, putranya yang berusia 19 tahun itu ditipu bergabung dengan ISIS dengan imbalan perempuan, uang, dan mobil.

oleh Liputan6 diperbarui 12 Mar 2015, 06:32 WIB
Diterbitkan 12 Mar 2015, 06:32 WIB
Orangtua: Pria yang Dibunuh ISIS Bukan Mata-mata Israel
Ayah dan ibu Mohammed Musallam memegang foto putra mereka di kediaman pasangan warga Israel keturunan Arab itu. (BBC)

Liputan6.com, Jerusalem - Ayah seorang pria, yang ditunjukkan sedang dibunuh dalam video kelompok yang menamakan diri Negara Islam atau ISIS, menepis tudingan putranya Mohammed Musallam adalah mata-mata Israel.

"Orang-orang menelpon kami. Kami belum melihat videonya dan kami tidak tahu apa-apa, hanya apa yang dikatakan orang kepada kami bahwa ISIS merilis video berisi pernyataan Mohammed yang mengaku bekerja untuk Mossad," kata Said Musallam di rumahnya di Jerusalem, seperti dilansir BBC, Kamis (12/3/2015).

"Sama sekali tidak benar ia bekerja untuk Mossad," tegas dia.

Said mengatakan, putranya yang berusia 19 tahun itu ditipu bergabung dengan ISIS dengan imbalan perempuan, uang, dan mobil.

Menurut Said, Mohammed mengaku menyesal atas keputusannya dan ditangkap kelompok ISIS ketika hendak pulang.

Rekaman video yang belum bisa diverifikasi kebenarannya secara independen itu, lanjut Said, menunjukkan seorang anak laki-laki menembak Mohammed Musallam dengan sebuah pistol.

Pihak berwenang Prancis kini tengah menyelidiki kemungkinan anak itu adalah warga negara Prancis.

Laporan-laporan menyebutkan anak laki-laki tersebut mungkin mempunyai kaitan dengan pelaku penyerangan yang terinspirasi al-Qaida, Sabri Essid. Essad membunuh 7 orang di Toulouse pada Maret 2012 lalu. (Rmn)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya