Liputan6.com, London - Pemilihan umum (Pemilu) Inggris tinggal menghitung hari. Dua orang calon terkuat yaitu Perdana Menteri incumbent David Cameron dan penantangnya dari Partai Buruh Ed Miliband tengah adu strategi demi mendulang dukungan sebelum pemilu tanggal 7 Mei 2015.
Namun, setidaknya saat ini, PM Cameron bisa bernapas lega. Dalam jajak pendapat yang digelar sejumlah media terkemuka di Inggris, Cameron masih unggul di atas Miliband.
Sebanyak 54 persen warga Inggris masih menginginkan diperintah oleh pemimpin Partai Konservatif tersebut. Sementara lawannya harus lebih bekerja keras karena hasil survei menunjukkan, ia hanya mendapat dukungan 46 persen.
Keberhasilan Cameron itu didulangnya setelah melakukan debat dan wawancara secara terpisah dengan Miliband. Cameron mengatakan penolakan debat head to head dengan Miliband karena dia ingin menghormati calon PM lain dari partai kecil.
Sehingga jika debat seperti itu ingin tetap dilaksanakan maka Cameron meminta agar semua calon diikutsertakan. Tanpa terkecuali.
Dalam debat terpisah dengan Miliband, Cameron banyak berbicara soal masa depan Negeri Ratu Elizabeth. Terutama mengenai masalah sensitif terkait keanggotaan Inggris di Uni Eropa.
Menurut Cameron keanggotaan Inggris di Organisasi Negara Benua Biru sudah saatnya dikaji ulang. Oleh sebab itu, kemungkinan besar dia akan memprakarsai adanya referendum soal masalah itu.
Selain keanggotaan di UE, pada kesempatan tersebut, Cameron mengakui ada kesalahan kecil dalam lima tahun masa pemerintahannya. Karena itu dia meminta agar warga Inggris kembali memilihnya demi memperbaiki kesalahan serta menyelesaikan pembangunan dan perekonomian.
"Jika kalian mengatakan kita belum cukup cepat untuk memotong defisit, saya setuju. Kita perlu untuk menyelesaikan pekerjaan," kata Cameron seperti dikutip oleh Reuters, Jumat (27/3/2015).
Sementara dalam wawancara yang sama, Miliband dinilai masih belum bisa memberikan solusi untuk beberapa persoalan serius. Termasuk masalah Skotlandia masih ingin berpisah dengan Inggris.
Ia juga masih harus bekerja lebih keras serta adanya beberapa suara sumbang yang tak percaya Miliband mampu memimpin Inggris, pria ini mengeluarkan pembelaannya. Dia menegaskan masalah itu tidak menjadi penghalang untuk maju dalam Pemilu.
"Saya telah diremehkan dalam setiap kesempatan tapi saya adalah pria tangguh. Orang-orang mengatakan saya tak bisa memimpin tapi saya akan buktikan itu. Orang pikir saya tak mungkin jadi PM, tapi saya pikir saya bisa," tandas Miliband. (Ger/Ein)
Jelang Pemilu, PM Inggris Ungguli Lawannya
Dalam jajak pendapat yang digelar sejumlah media terkemuka di Inggris, Cameron masih unggul di atas Miliband.
Diperbarui 27 Mar 2015, 17:07 WIBDiterbitkan 27 Mar 2015, 17:07 WIB
Advertisement
Video Pilihan Hari Ini
EnamPlus
powered by
POPULER
1 2 3 4 5 6 7 8 9 10
Berita Terbaru
PTPP Garap Proyek RS Harapan Kita-Tokushukai, Segini Nilainya
Gubernur Lampung Kenang Bupati Way Kanan: Sosok Pekerja Keras dan Berdedikasi
Tampil Anggun dan Syar'i, 5 Potret Kiky Saputri Cantik Berhijab Hadiri Acara Kajian
Perusahaan Singapura Buka Indonesia Airlines, Korupsi Minyakita Terbongkar
Mendagri Tito: PSU Tetap Gunakan APBD Dulu, Pemda Harus Efisiensi Anggaran Lain
350 Ucapan Lebaran ke Bos yang Sopan dan Penuh Makna
Maroef Sjamsoeddin, Pembongkar Kasus Papa Minta Saham yang Kini Pimpin MIND ID
Cara Nonton Live Streaming Formula 1 2025 di Vidio
Prabowo Panggil Bos GoTo ke Istana, Bakal Umumkan THR untuk Ojol?
Gugatan Praperadilan Hasto Kristiyanto di Kasus Suap Harun Masiku Gugur
Tanda Keputihan Mau Haid, Kenali Perbedaannya dengan Kehamilan
Cara Menggoreng Singkong Agar Renyah dan Gurih, Rahasia Kelezatan yang Harus Kamu Coba