Akhir Dramatis, Satelit NASA Tabrakkan Diri ke Planet Merkurius

Satelit MESSENGER adalah objek buatan manusia pertama yang mengorbit Merkurius, planet terdekat dengan Matahari itu.

oleh Elin Yunita Kristanti diperbarui 17 Apr 2015, 12:52 WIB
Diterbitkan 17 Apr 2015, 12:52 WIB
MESSENGER yang mengorbit Merkurius
MESSENGER yang mengorbit Merkurius (Credit: NASA/JHU APL/Carnegie Institution of Washington)

Liputan6.com, Houston - Pada tahun 2011, satelit MESSENGER milik Badan Antariksa Amerika Serikat (NASA) mendekati Merkurius. Pesawat tak berawak (probe) tersebut adalah objek buatan manusia pertama yang mengorbit planet terdekat dengan Matahari itu.

Setelah 4 tahun, MESSENGER akan mengakhiri tugasnya dengan cara dramatis: dengan menabrakkan dirinya sendiri ke permukaan Merkurius. Yang akan dilakukan 2 minggu lagi.

MESSENGER yang mengitari Merkurius kini nyaris kehabisan bahan bakar dan akan terjun bebas pada 30 April 2015. Jika berjalan sesuai rencana, manuver paripurna satelit itu diperkirakan akan terjadi pada 24 April.

"Benturan akan terjadi di permukaan Merkurius pada 30 April 2015 pukul 19.25 UTC," kata ahli dalam misi, Dan O'Shaughnessy dari Applied Physics Lab, The Johns Hopkins University, seperti dikutip dari situs sains SPACE.com, Jumat (17/4/2015).

'Kuburan' MESSENGER bisa membantu para ilmuwan memahami lebih baik tentang cuaca Merkurius.  "Kawah yang terbentuk, sekecil apapun, yang waktu persis pembentukannya diketahui, akan menjadi patokan penting," kata dia.

Instrumen berbasis darat tak akan bisa menelaah atau memonitor kawah dampak tubrukan MESSENGER. Namun, satelit BepiColombo -- kerjasama Eropa dan Jepang yang akan diluncurkan pada 2017 dan akan tiba di orbit Merkurius sekitar 2014 -- akan bisa melakukannya.

Tim BepiColombo akan mencari tanda-tanda keberadaan kawah tersebut. Data lokasi yang akan dikumpulkan akan menjadi petunjuk penting.

Jika pengukuran kawah dimungkinkan, mereka akan mengetahui seberapa lama area tersebut bertahan dari paparan angkasa," kata Solomon. "Itu akan menjadi studi penting di masa depan, pada 1 dekade dari saat ini."

Misi MESSENGER -- yang merupakan singkatan dari MErcury Surface, Space ENvironment, GEochemistry and Ranging, yang bernilai US$ 450 juta, mulai diluncurkan pada Agustus 2004.

Ia adalah satu-satunya satelit yang pernah mengorbit Merkurius. Namun, menjadi yang kedua dalam hal mempelajari, planet bopeng dekat Matahari itu.

Sebelumnya, satelit NASA Mariner 10 terbang dekat Merkurius 3 kali pada 1974-1975.

MESSENGER telah meraih banyak pencapaian selama bertugas memantau Merkurius. Observasi yang dilakukan membantu para ilmuwan mengkonstruksi peta planet tersebut. Yang terbaik yang pernah dilakukan manusia hingga saat ini.

MESSENGER juga mengonfirmasi bahwa senyawa organik dan es atau air beku ada di dalam kawah yang gelap permanen di dekat kutub Merkurius.

Tabrakan komet dan asteroid mungkin telah mengirimkan air dan organik dari luar Tata Surya ke Merkurius, juga ke planet berbatu lain yang dekat dengan Matahari. Termasuk Bumi.

"Kita saat ini memiliki pengetahuan yang sebenarnya tentang Merkurius. Planet itu adalah dunia yang menarik, yang menjadi bagian dari sistem Tata Surya kita yang  beragam," kata John Grunsfeld dari Direktorat Misi Sains NASA.

Dia menambahkan, sementara operasi pesawat angkasa luar itu akan berakhir, "Kita akan merayakan MESSENGER sebagai sebuah misi yang sukses."

Namun, dia menambahkan, "Ini baru awal perjalanan panjang untuk menganalisis data yang mengungkapkan semua misteri ilmiah Merkurius." (Ein/Tnt)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya