Menlu Australia Akui Banyak Perbedaan Pendapat dengan RI

"Tentu saja dari waktu ke waktu (Hubungan RI-Australia) terdapat perbedaan pendapat dan tensi," sebut Bishop

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Jun 2015, 10:37 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2015, 10:37 WIB
Menlu Australia: Kami Tanggung Biaya Hidup Duo Bali Nine
Menlu Australia Julia Bishop mengaku dirinya kini tengah fokus untuk segala upaya guna menunda eksekusi.

Liputan6.com, Canberra - Hubungan Australia dan salah satu tetangga terdekatnya, Indonesia kembali merenggang gara-gara isu pengusiran kapal imigran dan dugaan penyogokan yang dilakukan pejabat imigrasi Negeri Kanguru kepada kapten dan kru kapal untuk membawa para imigran ilegal ke Tanah Air.

Tindakan Australia ini membuat Pemerintah bertindak tegas. Menteri Luar Negeri Retno Marsudi menuntut jawaban dari Australia, apa yang sebenarnya terjadi.

Meski surat jawaban sudah disampaikan Australia kepada Indonesia beberapa waktu lalu, Menlu Retno menyatakan tidak ada hal baru yang disampaikan pihak Canberra kepadanya. Pertanyaan soal sogokan pada kapten kapal pun tak dijawab.

Menanggapi hal itu, Menteri Luar Negeri Australia Julie Bishop angkat bicara. Dia mengatakan, tak bisa dipungkiri hubungan kedua negara berada dalam posisi renggang.

"Tentu saja dari waktu ke waktu (Hubungan RI-Australia) terdapat perbedaan pendapat dan ketidaksepakatan," sebut Bishop di Canberra, seperti dikutip dari 9 News, Rabu (24/6/2015).

Terkait kasus penyuapan kapal imigran, pada Sabtu 13 Juni lalu, Menlu Retno memanggil Dubes Australia untuk Indonesia, Paul Grigson, untuk menanyakan apa benar ada pejabat imigrasi Australia yang memberikan uang kepada kapten dan kru kapal untuk membawa keluar 65 imigran gelap.

Tetapi, bukannya menjawab, pemerintah Australia malah mengeluarkan pernyataan mengejutkan. Mereka mengatakan, terkait masalah imigran gelap, Indonesia patut disalahkan karena tak bisa menjaga perbatasan dengan baik.

Tindakan dari Australia ini segera direspons Menlu Retno. Dari Oslo, Norwegia, Retno menuntut Australia menjawab dengan jelas pertanyaannya.

"Sebenarnya tidak sulit bagi Australia untuk menjawab pertanyaan saya hari Sabtu kemarin mengenai isu pemberian uang dan bukan mengalihkan isu," sebut Retno dalam pesan singkatnya, Senin 15 Juni 2015.

Dalam kesempatan berbeda, Perdana Menteri Tony Abbott tidak membantah laporan yang menyebutkan bahwa sebuah kapal Angkatan Laut Australia membayar awak perahu pengangkut imigran yang menuju Negeri Kanguru untuk kembali ke Indonesia.

Dalam wawancara dengan stasiun radio 3AW, Abbott tidak menepis ketika ditanya soal pembayaran kepada awak perahu untuk memutar balik ke Indonesia. Dia justru mengatakan personel imigrasi telah mengembangkan strategi 'kreatif' untuk menghentikan kedatangan perahu-perahu pengangkut imigran. (Ger/Ein)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya