Liputan6.com, Auburn - Pada hari ini, 29 Oktober pada tahun 1901, Pembunuh Presiden Amerika Serikat William McKinley , Leon Czolgosz, dieksekusi di kursi listrik di Penjara Auburn New York. Czolgosz telah menembak McKinley pada tanggal 6 September 1901. Presiden menyerah pada luka-lukanya dan wafat 8 hari kemudian.
Tangan McKinley gemetar di sebuah resepsi di Pameran Pan-Amerika di Buffalo, New York, ketika anarkis 28 tahun bernama Leon Czolgosz mendekatinya dengan pistol tersembunyi di saputangan di tangan kanannya. McKinley, berasumsi sapu tangan itu merupakan upaya Czolgosz untuk menyembunyikan cacat fisik, ia malah meraih tangan kiri pria itu, seperti dimuat di laman History.com
Baca Juga
Czolgosz pindah dekat dengan presiden dan melepaskan dua tembakan ke dada McKinley. Presiden dilaporkan sempat berjinjit kaget sebelum ambruk ke depan. Sebelum ambruk, ia mengatakan "Hati-hati saat Anda memberitahu istri saya." Czolgosz berusaha untuk menembakkan peluru ketiga ke presiden. Namun, ia keburu dibekuk pengawal dan mereka bergumul ke tanah.
Advertisement
McKinley menderita satu luka dan peluru lain memasuki perutnya. Dia dilarikan ke ruang operasi dan tampaknya membaik pada bulan 12 September. Namun, kondisi presiden memburuk dengan cepat dan, pada tanggal 14 September, McKinley meninggal karena ada luka yang tidak terdeteksi.
Menurut saksi, kata-kata terakhir McKinley adalah mereka dari himne "Aku mendekat kepada Tuhan." Wakil Presiden Theodore Roosevelt disumpah sebagai presiden segera setelah kematian McKinley.
Czolgosz, seorang imigran Polandia, dibesarkan di Detroit. Ia bekerja sebagai buruh anak di pabrik baja. Sebagai orang dewasa muda, ia tertarik ke arah ideologi sosialis dan anarkis. Ia mengaku telah membunuh McKinley karena presiden adalah pemimpin yang korup.
Ia sempat ditawarkan bertobat, namun menolak karena merasa, McKinley pantas mati. Kata-katanya yang legendaris adalah, "Aku membunuh presiden karena ia adalah musuh dari kebaikan para pekerja."
Kematian di kursi listrik itu direkam oleh Thomas Edison.
Di hari yang sama pada tahun 1956 Israel menginvasi Mesir. Saat itulah krisis di terusan Suez dimulai. Militer Inggris dan Prancis bergabung menciptakan krisis yang lebih serius lagi dalam era Perang Dingin di Timur Tengah. (Rie/Ron)