Sengketa Perbatasan, Panaskan Hubungan Peru-Chile

Pemerintah Chile mengatakan pendirian distrik di La Yarada-Los Palos oleh Peru tidak mempunyai dasar hukum.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 08 Nov 2015, 12:39 WIB
Diterbitkan 08 Nov 2015, 12:39 WIB
Presiden Peru
Presiden Peru Ollanta Humala (Foto:Reuters/Mariana Bazo)

Liputan6.com, Lima Hubungan Chile dan negara tetangganya Peru memanas. Hal ini dipicu protes dari Chile atas keputusan pemerintah Peru membangun distrik baru di wilayah yang masih disengketakan kedua negara.

Pemerintah Chile mengatakan pendirian distrik di La Yarada-Los Palos oleh Peru tidak mempunyai dasar hukum. Tidak hanya itu langkah Peru ini berpotensi merusak hubungan bilateral kedua negara.

Protes keras Chile sebenarnya sudah dimulai sejak bulan lalu. Ketika kongres Peru resmi menyetujui UU pembentukan distrik baru itu.

Kemarahan Chile semakin menjadi-jadi kala Presiden Peru Ollanta Humala menandatangani UU ini, Sabtu 10-8-2015, waktu setempat.

Langkah yang dinilai dilakukan sepihak itu segera direspons Chile. Mereka secara resmi mengeluarkan surat yang berisi penolakan keras keputusan Peru ini.

"Chile telah melakukan upaya konsisten demi menciptakan iklim kondusif bagi hubungan bilateral yang konstruktif," sebut pernyataan resmi pemerintah Chile seperti dikutip dari BBC, Minggu (11/8/2015).

"Namun, langkah tersebut sudah menciptakan kerusakan yang signifikan," tambah pernyataan ini.

Meski menerima penolakan dari Chile, Presiden Humala tetap bersikukuh atas keputusannya. Dia percaya langkah yang diambilnya merupakan cerminan dari pengaplikasian desentralisasi dan demokrasi di Peru.

"Kami perlu memberikan prioritas pembangunan di daerah perbatasan dan daerah lain yang dalam sejarah kami selalu dikenal sebagai daerah yang terabaikan" ucap Humala.

Mendengar respons dari Presiden Peru, Chile langsung membalasnya. Mereka menuding saat ini, Militer Peru sudah dikerahkan ke daerah sengketa ini.

Mengatahui adanya tudingan tersebut, Pemerintah Peru segera angkat bicara. Otoritas di Lima menegaskan tudingan itu tak benar dan tak beralasan.

Wilayah La Yarada-Los Palos mempunyai populasi 15 ribu jiwa. Daerah itu dikenal sebagai tempat perang pasifik berlangsung pada 1879-1883.

Saat perang usai, daerah yang tadinya dikuasai Peru dan Bolivia akhirnya jatuh ke tangan Chile. Kekalahan itu sangat menyakitkan bagi Peru. Pasalnya, La Yarada-Los Palos dikenal kaya dengan sumber daya mineral.

Bolivia sendiri juga menerima rasa sakit yang sama atas kekalahan ini. Sebagian kecil wilayah lautnya harus mereka relakan akibat kekelahan tersebut. Namun, saat ini Bolivia diketahui sedang berjuang mengembalikan daerah lepas pantainya melalui pengadilan internasional.

Sementara untuk pertikaian Peru dan Chile atas kepemilikan wilayah  La Yarada-Los Palos dimulai pada 2014, ketika Pengadilan Internasional memberikan Peru tambahan daerah laut dekat daerah sengketa itu.

Pengadilan PBB yang berkedudukan di Den Haag, Belanda itu memberikan Peru wilayah yang berukuran 20 ribu kilometer persegi serta memberikan izin kuasa atas wilayah peraian internasional sebesar 28 km persegi.

Den Haag menyebut putusan itu diambil agar sengketa perbatasan yang sudah terjadi 1 dekade ini usai.

Namun, putusan ini malah membuat 2 negara Amerika Selatan itu semakin bersengketa. Mereka menyatakan tak setuju dengan putusan Pengadilan Internasional.

Chile beralasan penghitungan wilayah harus dimyulai dari wilayah perairannya. Sementara Peru menginginkan penghitungan dimulai dari 270 meter daratan mereka. (Rie)

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya