Liputan6.com, Jakarta - Patung Lady Liberty yang menjulang bak raksasa ini adalah lambang kebebasan dan demokrasi yang universal di AS.
Liberty Enlightening the World, nama lengkapnya, adalah hadiah seratus tahun kemerdekaan Amerika Serikat dari rakyat Prancis. Patung perunggu itu diresmikan pada 28 Oktober 1886.
Baru-baru ini para peneliti mengungkapkan fakta mengejutkan: Liberty terinspirasi perempuan Arab 'penjaga' Terusan Suez, seorang wanita muslimah.
Advertisement
Identitas asli Lady Liberty yang ternyata merupakan wanita muslim menjadi berita yang membuat penasaran pembaca Liputan6.com di kanal Global edisi Kamis (3/12/2015).
Sementara, 2 berita lainnya yang tak kalah menarik adalah kisah mengharukan 2 pramugari cantik korban AirAsia QZ8501 dan permintaan adu penalti Presiden Mauritania dalam sebuah pertandingan sepak bola.
Selengkapnya di Top Global:
1. Patung Liberty di AS Sejatinya Sosok Seorang Muslimah?
Baru-baru ini para peneliti mengungkapkan fakta mengejutkan: Liberty terinspirasi perempuan Arab 'penjaga' Terusan Suez. Seorang muslimah.
Amerika pun kaget.
Termuan baru tersebut muncul di tengah perdebatan seru di AS tentang penanganan pengungsi yang berdatangan dari Suriah dan negara-negara dengan penduduk bermayoritas muslim lainnya, yang terkoyak konflik dan perang.
Bagaimana kesimpulan tersebut dihasilkan?
2. Kisah Haru 2 Pramugari Cantik Korban AirAsia QZ8501
Pesawat AirAsia penerbangan QZ8501 kehilangan kontak di sekitar Laut Jawa dekat Selat Karimata dalam penerbangan menuju Singapura dari Surabaya, Indonesia, pada 28 Desember 2014. Sedikitnya 155 penumpang dan 7 awak kapal di dalam pesawat dinyatakan meninggal dunia.
Puing-puing pesawat nahas itu lantas ditemukan mengapung pada 30 Desember 2014.
Kru kapal yakni Iriyanto (pilot), pramugari Wanti Setiawati, pramugari Khairunnisa Haidar Fauzi, Oscar Desano, Wismoyo Ari Prambudi dan Saiful Rakhmad (teknisi) seluruhnya meninggal. Termasuk seluruh penumpangnya.
Setelah kepergian mereka, mengemuka 2 kisah menyentuh dari pramugari cantik, Wanti Setiawati dan Khairunnisa Haidar Fauzi.
3. Pertandingan Bola Membosankan, Presiden Minta Adu Penalti
Pertandingan sepak bola di Mauritania, Barat Laut Afrika, diduga telah membuat bosan kepala negara yang ikut serta menyaksikan pertandingan. Secara mengherankan, ia memerintahkan wasit untuk mengakhiri pertandingan dengan adu penalti.
Insiden ini terjadi dalam laga final Mauritanian Super Cup antara FC Teyragh-Zeina dan ACS Ksar, di mana pertandingan tersebut dihadiri Presiden Mohamed Ould Abdel Aziz.
Dengan kedudukan skor seri 1-1, pertandingan itu berjalan dengan lamban dan membosankan. Lantas membuat kepala negara menghentikan laga pada menit ke-63, untuk diselesaikan dengan adu penalti.