Liputan6.com, Georgia - Molekul ternyata bisa menjadi petunjuk untuk menelusuri evolusi biologi dari akarnya.
Ahli dari Georgia Institute of Technology telah mempelajari bahwa kehidupan di bumi memiliki nenek moyang yang sama, sejak 3,8 triliun tahun, dan jejak 'sidik jari' dari kehidupan di awal zaman terbawa oleh seluruh sel hidup hingga hari ini.
Baca Juga
Dilaporkan Daily Mail, Jumat (4/12/2015), riset yang didanai NASA ini bukan hanya membantu periset mempelajari bagaimana kehidupan bermula di bumi, namun juga membantu mengidentifikasi lingkungan ekstraterestrial di mana kehidupan bermula.
Advertisement
Profesor Loren Williams dari Georgia Tech School of Chemistry and Biochemistry memimpin riset mengenai perkumpulan molekul pertama, dinamakan ribosome. Sekumpulkan molekul itulah yang mengantarkan pada pembentukan kehidupan.
Ribosome terkandung dalam protein yang dimiliki sel di muka bumi ini, dan berfungsi mengubah informasi genetik dari RNA.
Baca Juga
Bagaimanapun, makhluk di kehidupan awal zaman tidak membawa protein, sehingga dengan mempelajari bagian bebas protein dari ribosome, ilmuwan mampu menelusuri proses kimia tertua.
Menggunakan teknik yang disebut Structural Comparative Method, periset mampu membuat model ribosome dengan sungguh mendetail.
Dengan cara memutarbalikkan teknik, dan 'memainkan ulang' rekaman ribosomal, periset menyatakan mereka telah mengungkap rahasia penciptaan dan 'menjawab pertanyaan eksistensial mengenai keberadaan kita di jagad raya.'
Sementara, riset tambahan pada ribosome mengungkapkan 'sidik jari molekular' yang menunjukkan bagaimana molekul bertumbuh.
Profesor Williams membandingkan proses pertumbuhan batang pohon, dimana lingkaran baru bertambah di lapisan luar, namun bagian tengah tak berubah. Sedangkan, bagian tengah batang merepresentasikan tahun kehidupan pohon.
Seperti halnya bagian tengah pohon tak berubah setiap tahunnya, semua ribosome yang ada pada kehidupan masa kini mengandung bagian inti yang sama sejak 3,8 triliun tahun silam.
"Kami mencoba mencari tahu bagaimana cara membaca rekaman tertua biologi, untuk mengerti proses pre-biologis, asal mula kehidupan, dan evolusi kehidupan bumi," ungkap Profesor Williams.
"Ribosome punya rekaman sejarahnya sendiri. Molekul ini membesar setiap saat, namun bagian tertuanya membeku seperti lingkaran pohon."
Catatan itu menunjukkan bagaimana biologi telah berganti selama triliunan tahun. Juga bisa menjadi petunjuk kondisi lingkungan bumi di mana biologi berkembang, dan membantu menginformasikan pencarian kehidupan di tempat lain di jagat raya ini.
Riset itu menarik perhatian astrobiologis NASA dalam peneliti kehidupan di planet lain, di mana proses biologi bisa terjadi.
"Inti paling tengah ribosome lebih tua dari biologi, diproduksi oleh proses evolusi yang kami sendiri juga tak begitu mengerti," tambah Profesor Williams.
"Ribosome juga salah satu target utama untuk antibiotik, sehingga mempelajari arsitektur dan biologinya bisa sangat menguntungkan."
"Pekerjaan ini memudahkan kita melihat kembali akar pohon kehidupan, nenek moyang dari semua sel modern, pada waktu di mana protein dan asam nucleic belum menjadi basis bagi semua ilmu biokimia," tambah Carl Pilcher, direktur sementara NASA's Astrobiology Institute.
"Ini membantu kita mengerti tahap paling awal perkembangan kehidupan bumi, dan bisa menjadi panduan pencarian kita akan lingkungan ekstraterestrial di mana kehidupan bisa jadi berkembang."
Studi ini dilaporkan di jurnal Proceedings of the US National Academy of Sciences.