Gempa Landa Selandia Baru, Puluhan Terluka dan Tebing Runtuh

Gempa sebesar 5.9 skala Ritcher landa Pulau Selatan, 15 kilometer dari pusat kota Christchurch.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 14 Feb 2016, 16:35 WIB
Diterbitkan 14 Feb 2016, 16:35 WIB
Gempa  Landa Selandia Baru, Puluhan Terluka dan Tebing Runtuh
Gempa Landa Selandia Baru, Puluhan Terluka dan Tebing Runtuh (Reuters)

Liputan6.com, Christchurch - Puluhan orang dilaporkan terluka serta sebuah tebing runtuh ke laut setelah Pulau Selatan di Selandia Baru mengalami gempa sebesar 5,9 skala Richter.

Lindu itu terasa di kota Christhchurch yang hingga kini masih membangun kembali setelah gempa besar melanda pada 2011.

Gempa bumi terjadi pada pukul 13.00 waktu setempat pada Minggu (14/2/2016). Hal itu dilaporkan oleh GeoNet, badan yang memonitor aktivitas lempengan Bumi di Selandia Baru.

Episentrumm terletak 15 kilometer dari Christhchurch dan terjadi di kedalaman 31 kilometer.

Paramedis mendapat panggilan permintaan tolong dari orang-orang yang terjatuh dan terluka selama getaran berlangsung. Salah satu gedung terpaksa mengevakuasi penghuninya setelah beberapa barang berjatuhan dan layar-layar komputer pecah, seperti dilansir dari The Guardian.

Getaran itu juga meruntuhkan sebagian tebing di Taylor's Mistake. Momen runtuhnya tebing itu berhasil difoto oleh Thomas Wierberneit dan diunggah di Twitter.

Gempa Landa Selandia Baru, Puluhan Terluka dan Tebing Runtuh (Thomas Wieberneit)

Getaran itu menghasilkan awan debu di pedalaman Sumner.

Juru bicara Sumner Surf Life Saving Club mengatakan pada kantor berita Austalia bahwa jalan sepanjang pantai di Taylor's Mistake tetap dibuka. Garis pantai favorit atlet papan luncur itu tidak mendapat laporan adanya orang yang terluka akibat runtuhnya tebing.

Patroli laut juga melaporkan tidak ada pelaut atau pejalan kaki terperangkap dalam runtuhan batu-batu tebing. "Tentu saja, orang-orang panik," kata si juru bicara itu.

Media sosial juga diramaikan kicauan para pengguna mengenai gempa yang cukup terasa besar itu.

"Tiba-tiba udara dipenuhi oleh suara sirene dan burung-burung," kata salah seorang pengguna berkicau dalam Twitter-nya.

Salah seorang pengguna lain memposting rak bukunya yang terjatuh.

GeoNet mencatat gempa itu cukup parah. Bahkan merupakan lindu terbesar sejak gempa 2011.

Gempa susulan 3,5 SR terasa di kota hingga sore hari.

Gempa bumi terjadi seminggu sebelum 5 tahun gempa 22 Februari 2011 yang memiliki kekuatan 6,3 skala Richter. Pada saat itu 185 orang tewas dan gedung-gedung rata, termasuk Katedral.

Selandia Baru terletak di 'cincin api', sebuah area luas di mana kegiatan lempengan bumi terjadi di Samudra Pasifik.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya