Liputan6.com, Bangkok - Korban pengeroyakan kejam di Jalan Hua Hin, Thailand, Rosemary, 63 tahun, tak pernah menyangka liburan bersama anaknya, Owen, dan suaminya, Lowis, akan berakhir di rumah sakit dengan luka-luka di sekujur tubuh.
Owen, ditemui di rumah sakit, mengatakan bahwa dia dan kedua orangtuanya tidak akan pernah lagi menginjakkan kaki di negara Gajah Putih itu.
Baca Juga
Baca Juga
Rosmary, ibu owen, harus menderita luka lebam di dagu dan kepalanya akibat pukulan dan tendangan berandal yang menyerangnya pada Rabu 27 April malam lalu.
Advertisement
"Aku dan kedua orangtuaku tak akan pernah kembali lagi ke Thailand," kata pria 43 tahun itu.
Owen juga mengatakan kondisi ibu dan ayahnya sekarang sudah membaik. Ayahnya harus mendapatkan beberapa jahitan di bagian kepala dan memar di wajah, namun kondisi ibunya lebih mengkhawatirkan.
Nenek 63 tahun itu harus menjalankan operasi di bagian kepalanya dan wajahnya pun masih lebam. Â
Owen yang kini sudah keluar dari rumah sakit telah memberikan keterangan kepada pihak berwajib kronologi insiden tersebut. Ia mengatakan penyerangan tersebut dimulai ketika ia tak sengaja menyenggol seorang brandal yang saat itu dalam keadaan setengah mabuk.
Tidak terima Owen menyenggolnya, pemabuk itu langsung mendorongnya hingga terjatuh dan membentur kepalanya. Ibu Owen yang tidak terima anaknya diperlakukan dengan kasar mencoba untuk berdebat dengan orang-orang itu.
Namun, bukannya mendapatkan permintaan maaf, nenek itu malah diberi 'bogem mentah'.
Pengeroyokan brutal itu baru berhenti ketika tak satu pun dari turis Inggris itu dapat bergerak. Pengunjung lainnya baru berani mendekat ketika para berandal tersebut telah pergi, lalu menolong Owen dan keluarganya.
Dikutip dari Daily Mail, Jumat (29/4/2016), polisi mengatakan bahwa 2 berandal yang mengeroyok turis Inggris malang tersebut telah ditangkap dan diinterogasi. Setidaknya ada 6 orang ikut mengeroyok keluarga malang itu.
Polisi menjadikan CCTV rekaman kejadiaan naas tersebut sebagai barang bukti untuk melacak pelaku lainnya.Â