Liputan6.com, Jakarta - Nama Ratu Anne Boleyn begitu dikenal di lingkungan Kerajaan Inggris pada abad ke-16. Sosoknya kontroversial. Ada yang membenci, tapi ada juga sebaliknya, mengagumi. Hidupnya berakhir tragis. Ia mati dieksekusi penggal.
Awalnya, Anne Boleyn memiliki peran sebagai pendamping Ratu Mary, adik Raja Henry VIII. Ia kemudian ke Paris, menjabat sebagai pendamping untuk Ratu Claude.
Baca Juga
Kembali ke Inggris tahun 1522, Anne menjadi pendamping dari Catherine dari Aragon, istri Raja Henry VIII. Penampilan dan sopan santun Anne mengundang banyak kekaguman di internal istana. Sementara di saat itu, Henry VIII berselingkuh dengan saudara perempuan Anne, yaitu Mary Boleyn.
Advertisement
Â
Baca Juga
Â
Mary yang saat itu masih terlalu muda untuk dinikahi, memberikan keturunan laki-laki bagi Henry VIII. Raja Henry VIII yang bahagia dengan karunia tersebut, memberikan banyak hadiah dan gelar kepada Anne dan keluarganya.
Ayah Anne diangkat menjadi Earl of Witshire dan adik lelakinya, Lord George Rochford, menjadi penjaga ruang rahasia kerajaan.
Pada usia sekitar 21 tahun, Anne jatuh hati dengan seorang pekerja kerajaan bernama Henry Percy. Pada tahun 1522, mereka bertunangan secara diam-diam karena Percy sebenarnya telah bertunangan dengan orang lain.
Namun, pertunangan Anne dan Percy dibatalkan oleh Kardinal Wolsey, pejabat penting dalam pemerintahan Inggris dan dengan intervensi dari Raja Henry VIII. Percy dilarang untuk menemui Anne dan Anne pun dilarang masuk ke dalam Kerajaan Inggris hingga tahun 1524/1525.
Suatu ketika Raja Henry VIII mendambakan anak laki-laki lagi, tapi istrinya tak kunjung melahirkan seperti yang diharapkan. Henry kemudian memutuskan untuk menikahi Anne dan mengangkat Anne sebagai ratu.
Anne hamil, tapi melahirkan anak perempuan, tak seperti yang diharapkan Henry untuk mendapatkan anak laki-laki. Kandungan kedua Anne berjenis kelamin laki-laki, tapi keguguran usai mendengar kabar Henry terluka dalam suatu turnamen.
Henry yang tak sabar ingin memiliki anak laki-laki kembali, akhirnya memutuskan untuk berselingkuh dengan Jane Seymour, salah satu pendamping Anne Boleyn.
Dituding Berselingkuh
Agar dapat menikahi Jane Seymour, Raja Henry VIII mencari cara untuk menyingkirkan Anne Boleyn, yakni dengan menuduhnya melakukan perselingkuhan. Untuk merekayasa perselingkuhan tersebut, Henry VIII dibantu oleh Thomas Cromwell, orang kepercayaan raja dan politikus modern yang bertentangan dengan Gereja Katolik.
Thomas menulis surat kepada Percy untuk memaksa Percy mengakui hubungannya dengan Anne Boleyn yang masih berjalan dan mereka berdua memiliki perjanjian pranikah. Namun, Percy tidak memberikan jawaban apa pun yang memberatkan Anne.
April 1536, Sir Francis Weston, William Brereton, Mark Smeaton, Sir Henry Norris dan adik Anne, Lord Rochford, ditangkap dengan tuduhan memiliki hubungan gelap dengan Ratu Anne Boleyn.
Selain itu, Anne juga diperiksa oleh komisi rahasia yang terdiri atas ayahnya sendiri, pamannya, dan Thomas Cromwell. Pada 2 Mei 1536, Anne ditangkap dan dinyatakan bersalah atas tuduhan memiliki hubungan gelap dengan lima pria, termasuk adik laki-lakinya sendiri.
Di dalam persidangan yang dipimpin oleh pamannya sendiri, Duke of Norfolk, Anne dinyatakan bersalah karena perselingkuhan dan melakukan sihir.
Keyakinan bahwa Anne melakukan sihir atau penyembah setan juga dianggap diperkuat dengan fisiknya yang unik karena memiliki enam jari pada salah satu tangan dan tahi lalat besar di bagian leher.
Ratu Anne kemudian dipenjara di Menara London. Dari sana, dia digiring ke Menara Hijau (Green Tower) untuk dipenggal dengan pedang. Anne takut dengan kapak, sehingga untuk pemenggalan tersebut didatangkan dua orang Prancis, yang ahli dalam mengeksekusi mati dengan pedang.
Pada saat-saat terakhirnya, Anne menyampaikan kata-kata terakhir berisi pujian terhadap Raja Henry VIII yang menyatakan bahwa raja merupakan seorang yang baik, lembut, dan berdaulat. Demikian seperti dimuat BBC.