'Lingkaran Ajaib' Pendongkrak Pamor Vladimir Putin

Tim jejak pendapat Levada Center memberi asupan kepada media --yang dikuasai pemerintah Rusia-- membentuk citra Putin untuk publik.

oleh Irma Anzia diperbarui 20 Jun 2016, 07:06 WIB
Diterbitkan 20 Jun 2016, 07:06 WIB
20150903-Kemeriahan Parade Militer China Warnai Peringatan 70 Tahun Berakhirnya PD II
Presiden Rusia Vladimir Putin terlihat di Gerbang Tiananmen saat parade militer untuk memperingati 70 tahun berakhirnya Perang Dunia II di Beijing, China, Kamis (3/9/2015). (REUTERS/cnsphoto)

Liputan6.com, Moskow - Levada Center menempati dua ruang kantor yang berantakan di belakang bekas hotel pra-revolusi, tak jauh dari Lapangan Merah. Tanaman yang mulai layu, rak buku miring, memenuhi koridor, dan karyawan senior memiliki penampilan yang jujur ala kaum intelektual di era Soviet.

Di depan komputer tebal, 50 anggota tim kuat yang bekerja di markas besar berkoordinasi dengan jaringan sekitar 30.000 pengumpul pendapat di seluruh negeri. Mereka menghabiskan hari-hari dengan bertanya pada warga Rusia melalui telepon, internet, dan secara langsung. Demikian seperti dilansir dari Newsweek, Minggu 19 Juni 2016. 

 Pusat jajak pendapat itu terdaftar sebagai lembaga swadaya masyarakat (LSM) serta membiayai diri sendiri melalui gabungan riset pasar komersial serta survei politik dan ekonomi untuk universitas dan organisasi media. Sekitar 2 persen keuntungan mereka berasal dari klien luar negeri. Di sinilah, perancang kredibilitas Presiden Rusia Vladimir Putin berlangsung.

"Tim Levada adalah orang-orang masa lalu," kata veteran penyiar TV Rusia, menggunakan istilah yang digunakan Bolsheviks untuk aristokrat dan kaum borjuis yang tak memiliki tempat di masyarakat Soviet. "Mereka amat percaya akan pengambilan data secara nyata, bukan sekadar menyatakan pada orang yang membayar mereka apa yang ingin mereka dengar. Mereka memiliki arti penting bagi siapa pun yang peduli akan gambaran yang riil dari Rusia, bukan yang tampil di layar televisi." (Penyiar ini minta agar namanya dirahasiakan karena ia masih bekerja untuk televisi nasional yang semakin tak menyukai Levada.)

Kremlin yang dikuasai Putin juga sangat percaya pada pencarian data tentang opini publik, meskipun metodenya perlu dipertanyakan. Mereka bertujuan, agar orang nomor satu Rusia itu tetap jadi 'favorit' di mata rakyatnya. 

Desember lalu, Kremlin menunjuk Irina Makiyeva, mantan eksekutif bank, untuk memimpin layanan jajak pendapat baru yang memonitor suhu politik Rusia dengan detail per menit.

Dengan dukungan langsung dari Pengawal Keamanan Federal, sejajar dengan Pengawal Rahasia (Secret Service) AS yang bertugas menjaga keamanan pribadi presiden, biro baru itu mengirim ribuan pegawai negeri untuk mengawasi media dan jaringan sosial setempat serta mewaspadai tanda-tanda ketidakpuasan.

"Kami melakukan pengawasan terus-menerus, terutama di kota-kota yang bermasalah," janji Irina pada Kabinet Rusia, dan membuka sistem klasifikasi dengan warna hijau, kuning, dan merah, untuk mewaspadai potensi kerusuhan politik atau sosial.

* Follow Official WhatsApp Channel Liputan6.com untuk mendapatkan berita-berita terkini dengan mengklik tautan ini.


Krimea 'Contoh' Opini Publik Putin

 

Negara juga mengendalikan Pusat Riset Opini Publik Rusia, atau VTsIOM (nama pertama Levada Center sebelum diambil alih oleh Kremlin pada tahun 2003 yang memaksa tim inti untuk pergi dan memulai yang baru), begitu pun Yayasan Opini Publik (FOM), yang berusaha melakukan pekerjaan serupa.

Masalahnya adalah pengumpulan opini yang begitu didukung oleh pemerintah "telah menjadi sejenis propaganda," ungkap Gleb Pavlovsky, salah satu ahli teknologi politik pertama, yang menjadi arsitek utama dari aliansi antara biro jajak pendapat dan pemilik media, yang akhirnya berhasil membawa Vladimir Putin ke kancah kekuasaan pada tahun 2000. "Pertanyaan diajukan dalam bentuk: Apakah Anda setuju dengan norma dengan mayoritas masyarakat?"

Contoh terbaru adalah pengumpulan opini di Krimea, yang dicaplok Rusia pada tahun 2014, yang diadakan atas perintah Putin dan dilaksanakan oleh VTsIOM di bulan Januari.

Aktivis Tatar di Krimea telah meledakkan menara listrik, dan pemerintah Ukraina, yang menjadi andalan Krimea untuk mendapatkan listrik, menolak untuk membenahi layanan listrik kecuali jika Rusia mengakui bahwa wilayah tersebut tetap merupakan wilayah Ukraina. Pengumpulan pendapat Kremlin menghubungi telepon rumah warga dan menanyai masyarakat tentang apakah mereka lebih suka duduk di kegelapan atau memberikan apa yang dituntut Ukraina.

Menurut VTsIOM, 96 persen warga menyatakan bahwa mereka lebih suka menderita dalam kegelapan, hasil yang diusung oleh TV nasional Rusia sebagai tanda dari kesediaan penduduk lokal untuk berkorban demi tetap menjadi bagian dari Rusia.

Namun, pada kenyataannya, Gleb mengungkap, "Ini bukanlah jajak pendapat, ini adalah undangan untuk membuktikan kesetiaan Anda. Kami akhir-akhir ini melihat bahwa untuk pertama kalinya (sejak jatuhnya Komunisme), rakyat takut menjawab pertanyaan, apalagi di kota kecil seperti itu. Mereka percaya bahwa mereka akan menerima konsekuensi buruk jika memberi jawaban yang tidak loyal."

Namun, pengumpulan opini oleh pemerintah itu adalah penentu dalam proses pengambilan keputusan di Kremlin. "Setiap tindakan Kremlin benar-benar berdasarkan jajak pendapat, karena menginformasikan bahwa apa yang mereka lakukan sudah benar, bahwa Putin populer, dan rakyat mencintainya," ungkap Mikhail Zygar, mantan pemimpin redaktur kanal TV oposisi Dozhd dan penulis buku laris All the Kremlin's Men, sebuah studi tentang rezim Putin

Sejumlah kapal perang Rusia saat mengikuti latihan untuk memperingati Hari Angkatan Laut di Simferopol, Krimea, Rusia, (24/7/2015). Hari Angkatan Laut Rusia ditetapkan sebagai Libur Nasional pada 26 Juli besok. (REUTERS/Pavel Rebrov)

Gleb Pavlovsky paham benar tentang cara kerja sistem, karena ia salah satu perancangnya. "Saat ini, mereka tetap melakukan pengaturan seperti yang disiapkan pada akhir tahun 1990-an," kata Gleb, mantan pembangkang yang bertahun-tahun diasingkan di Siberia untuk kegiatan anti-Soviet.

"Setiap Kamis, Wakil kepala Staf Kremlin Vyacheslav Volodin memimpin rapat yang diikuti oleh para pemimpin partai resmi Rusia Bersatu, anggota senior pemerintahan, serta pengumpul opini Valery Fyodorov dan Aleksandr Olson, direktur VTsIOM dan FOM. "Mereka melaporkan opini publik yang dapat menjadi ancaman, apa pun yang dapat memengaruhi tingkat popularitas Putin," imbuh Gleb. "Mereka kemudian memutuskan cara mengatasi tantangan-tantangan ini."

Di bawah Yeltsin dan pada awal masa Putin, rapat mingguan ini juga dihadiri oleh para pemimpin kanal TV Rusia. Kini, para bos TV, termasuk Direktur Umum Channel One, Konstantin Ernst dan Oleg Dobrodeyev dari All-Russia State Television and Radio Broadcasting Co. - menghadiri rapat terpisah dengan Vyacheslav setiap Jumat, setelah ia menyerahkan ringkasan dari penyaringan pendapat secara langsung kepada Putin dan Kabinet intinya.

"Program televisi untuk minggu berikutnya juga akan ditentukan," ungkap Gleb, yang menghadiri rapat tersebut sejak musim gugur 1995 hingga saat ia mengundurkan diri dari posisi penasihat senior bagi pemerintahan presiden pada tahun 2011. "Kremlin memberi arahan umum, bukan detailnya. Lalu Konstantin dan Oleg menjadi pelaksananya. Mereka menganggap siaran berita sebagai serial TV, namun diproduksi secara profesional. Cerita mungkin dibesar-besarkan, namun meyakinkan."

"Berita televisi adalah bentuk baru dari propaganda, sistem era Stalin berisi agitasi dan politis yang bertujuan membentuk kesadaran kaum proletar", imbuh Gleb.

Sistem ini seperti lingkaran ajaib: jajak pendapat menjadi bahan liputan TV resmi, yang akhirnya akan membentuk opini publik.

Lanjutkan Membaca ↓

* Fakta atau Hoaks? Untuk mengetahui kebenaran informasi yang beredar, silakan WhatsApp ke nomor Cek Fakta Liputan6.com 0811 9787 670 hanya dengan ketik kata kunci yang diinginkan.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya