Menlu: RI Lakukan Segala Cara Bebaskan Sandera WNI ABK

Menlu Retno Marsudi memastikan Indonesia tak akan tinggal diam terkait penculikan 7 WNI ABK di Laut Sulu, Filipina.

oleh Andreas Gerry Tuwo diperbarui 24 Jun 2016, 12:21 WIB
Diterbitkan 24 Jun 2016, 12:21 WIB
Menlu Retno Marsudi. (Liputan6.com/Faisal Fanani)
Menlu Retno Marsudi. (Liputan6.com/Faisal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri (Menlu) Retno Marsudi memastikan Indonesia tak akan tinggal diam terkait penculikan 7 WNI ABK. Kejadian ini merupakan yang ketiga dalam beberapa bulan terakhir.

Menurut Menlu Retno, segala cara akan diambil agar WNI bisa lepas dari penyanderaan. Namun, keselamatan tetap jadi prioritas utama.

"Pemerintah Indonesia akan lakukan semua cara yang memungkinkan untuk membebaskan para sandera tersebut," ucap Retno di ruang Palapa Kementerian Luar Negeri (Kemlu), Jumat (24/7/2016).

"Keselamatan ketujuh WNI merupakan prioritas," tegas mantan Duta Besar RI untuk Belanda itu.

Retno menambahkan, agar kejadian serupa tak terulang, Pemerintah Indonesia meminta agar Filipina memperketat keamanan di lautan tersebut. Hal itu mendesak, karena Laut Sulu adalah wilayah kegiatan ekonomi penting di kawasan Asia Tenggara.

"Pemerintah Indonesia meminta kepada pemerintah Filipina untuk memastikan keamanan di wilayah perairan Filipina selatan sehingga tidak mengganggu kegiatan ekonomi kawasan sekitar," jelas dia.

Retno pun menyebut, Indonesia siap membantu Filipina agar lautan Sulu bisa aman dari penyanderaan yang kerap dilakukan kelompok bersenjata.

Penyanderaan terhadap WNI di perairan Filipina Selatan ini merupakan yang ke-3 dalam beberapa bulan terakhir.

"Pada 23 Juni 2016, kami dapat konfirmasi telah terjadi penyanderaan anak buah kapal (ABK) tug boat Charels 001 Ting dan tongkang Roby 152," ucap Menlu Retno.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya