ISIS Serang Malaysia untuk Kali Pertama

ISIS mengklaim telah melakukan serangan yang terjadi di sebuah tempat hiburan malam Movida pada 28 Juni 2016.

oleh Citra Dewi diperbarui 05 Jul 2016, 10:57 WIB
Diterbitkan 05 Jul 2016, 10:57 WIB
Kelab Movida yang diserang oleh ISIS pada 28 Juni 2016
Kelab Movida yang diserang oleh ISIS pada 28 Juni 2016 (CNN)

Liputan6.com, Puchong - Polisi Malaysia mengatakan, ISIS melancarkan serangan pertamanya di Negeri Jiran.

Inspektur Jenderal Khalid Abu Bakar berkata kepada CNN, ledakan granat yang terjadi pada 28 Juni 2016 di tempat hiburan malam di Puchong, Selangor, dilakukan atas perintah seorang militan ISIS Malaysia, Muhammad Wanndy Mohamed Jedi.

Walaupun tak ada korban tewas dalam serangan, 8 orang mengalami luka-luka. Kebanyakan mereka yang berada di kelab malam Movida itu berencana untuk menonton pertandingan Spanyol vs Italia di Euro 2016.

Khalid mengatakan, 15 orang telah ditahan atas serangan tersebut, termasuk 2 pria yang melemparkan bom ke Movida serta 2 orang personel kepolisian.

"Salah satu anggota polisi ditahan karena diduga menyembunyikan elemenISIS, semenara lainnya ditangkap atas keterlibatan perampokan untuk mengumpulkan dana bagi ISIS," tutur Khalid kepada CNN.

Khalid menambahkan, Muhammad Wandy juga memerintahkan serangan yang ditujukan kepada tokoh Malaysia, termasuk Perdana Menteri Najib Razak, asisten senior perlawanan terorisme Ayob Khan Mydin Pitchay, dan dirinya sendiri.

Penyelidikan sedang dilakukan dan polisi tampaknya akan menangkap lebih banyak orang, demikian menurut laporan Khalid seperti dikutip dari CNN, Selasa (5/7/2016).

Awalnya polisi mengira bahwa serangan di Movida bermotif persaingan bisnis atau perkelahian antar pengunjung. Namun, Muhammad Wandy kemudian mengklaim di Facebook miliknya bahwa ledakan itu dilakukan oleh pengikut ISIS.

Hingga saat ini, polisi Malaysia telah menggagalkan 9 rencana ISIS untuk menyerang Malaysia sejak kelompok itu mendeklarasikan dirinya di Suriah dan Irak pada 2014.

Ahli terorisme dan ketua International Center for Terrorism Research and Political Violence (ICPVTR) di S. Rajaratnam School of International Studies (RSIS) di Singapura, Dr Rohan Gunaratna, melakukan analisa berdasarkan serangan ISIS di Malaysia. Menurutnya, ideologi ISIS telah menyebar dan telah hadir di kawasan Asia Tenggara.

Direktur Wilayah International Association for Counterterrorism and Security Professionals Center for Security Studies Southeast Asia, Andrin Raj, mengatakan bahwa ancaman ISIS di Malaysia akan terus berlanjut.

"Modus operandi berupa serangan bunuh diri serta ledakan lebih mudah untuk dilakukan dan sulit untuk dicegah," ujarnya.

Raj menambahkan, walaupun ISIS telah mengklaim bertanggungjawab atas serangan tersebut, kehadiran kelompok radikal itu belum sepenuhnya berkembang menjadi jaringan.

"Sampai sekarang, mereka simpatisan. Namun faktanya, hal ini akan berkembang menjadi jaringan," kata Raj.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya