Liputan6.com, Moffett Field - Pada tahun 1970-an, NASA Ames Laboratory dan Stanford University bersama-sama melakukan 3 kali penelitian musim panas tentang koloni ruang angkasa -- tempat tinggal manusia di luar Bumi.
Saat itu dipaparkanlah beberapa konsep tentang koloni manusia di ruang angkasa. Para seniman ikut dilibatkan.
Baca Juga
[bacajuga:Baca Juga](2562490 2556777 2555011)
Advertisement
David Brandt-Erichsen kemudian melakukan pemindaian resolusi tinggi 16 gambar konsep tahun 1970-an tersebut dan mengunggahnya ke laman Flickr resmi milik NASAÂ Commons.
Dikutip dari penjelasan Gizmag pada Kamis (28/7/2016), berikut ini dipaparkan 3 konsep koloni angkasa yang paling menarik:
1. Torus Stanford
Ketika diajukan pada Penelitian Musim Panas 1975 di Stanford University, torus (cincin) Stanford mengambil bentuk cincin yang populer sebagai bentuk stasiun angkasa.
Cincin ini digadang-gadang mampu menampung hingga 150.000-an manusia di angkasa luar.
Hal kunci dalam konsep ini adalah putaran cincin tersebut. Ketika berputar pada kecepatan yang tepat sesuai beratnya, maka dihasilkanlah gaya sentrifugal yang diperlukan untuk meniru gravitasi bumi di dalam permukaan yang menghadap ke luar.
Bukan hanya itu, penelitian bahkan mengajukan pembangunan torus itu menggunakan bahan mentah dari Bulan dan dilontarkan ke angkasa menggunakan katapel elektromagnet.
Tabung
2. Tabung Stasiun Angkasa
Tabung stasiun angkasa seperti konsep koloni Lewis One dan O'Neill juga mengandalkan kepada prinsip pembangkitan gravitasi berdasarkan putaran.
Ada keuntungannya, yaitu bahwa stasiun ini bisa dibangun dalam ukuran yang jauh lebih kecil dibandingkan dengan stasiun angkasa berbentuk cincin.
Tapi ada kekurangannya, putaran silinder ini menyulitkan arah panel surya yang terpisah dari silinder berputarnya.
Solusi untuk masalah itu kemudian digagas oleh ahli fisika Gerard K. O'Neill, yaitu dengan menempatkan satu silinder lagi di dalam tabung utamanya supaya dampak-dampak giroskopiknya saling meniadakan.
Tidak lupa O'Neill dan rekan-rekannya mengajukan rencana meniru malam dan siang dengan menggunakan cermin-cermin yang bisa diatur.
Advertisement
Bola
3. Bola Bernal
Jika diperhatikan baik-baik, bagian yang layak huni berkerumun di tengah. Dan seperti konsep-konsep lainnya, stasiun ini harus berputar untuk meniru gravitasi.
Gaya gravitasi yang dihasilkan akan semakin melemah ketika seseorang menjauh dari ekuator bola tersebut.
Sebagaimana halnya dengan stasiun berbentuk cincin, ruang layak huninya juga bersusun seperti lembah.
Bentuk bulat sepertinya kurang efisien dalam urusan penggunaan bahan pembangunannya, tapi bentuknya terbaik dalam hal-hal lain, misalnya tekanan atmosfer dan perlindungan dari radiasi.
Sebagai catatan, bola Bernal memang digadang-gadang dalam penelitian tahun 1970 tersebut, tapi pertama kali diajukan oleh John Desmond Bernal pada 1920-an.