Militan Culik Profesor AS dan Australia di Afghanistan

Kedua pria warga Amerika dan Australia yang diculik militan, dilaporkan bekerja untuk American University of Afghanistan.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 08 Agu 2016, 23:03 WIB
Diterbitkan 08 Agu 2016, 23:03 WIB
Afghanistan, lokasi penculikan dua warga asing dari Amerika dan Australia. (BBC)
Afghanistan, lokasi penculikan dua warga asing dari Amerika dan Australia. (BBC)

Liputan6.com, Kabul - Dua profesor warga asing, satu dari Amerika Serikat dan yang lainnya dari Australia, diculik di Ibu Kota Afghanistan, Kabul. Informasi itu disampaikan oleh para pejabat kepada BBC.

Kedua pria tersebut bekerja untuk American University of Afghanistan. Mereka tengah dalam perjalanan ke penginapan ketika kelompok bersenjata menyerang kendaraan yang ditumpangi.

Afghanistan sedang berusaha mengatasi pemberontakan kelompok militan Taliban. Beberapa warga asing diculik akhir-akhir ini.

"Kelompok bersenjata yang mengenakan seragam pasukan keamanan Afghanistan dilaporkan merusak kendaraan yang digunakan para profesor dan memaksa mereka keluar," kata sejumlah laporan seperti yang dikutip dari BBC, Senin (8/8/2016).

Penculikan warga asing tersebut terjadi pada Minggu malam, 7 Agustus 2016. Kementerian Luar Negeri Australia menyatakan telah berusaha untuk "memastikan laporan penculikan" tersebut.

"Kami terus menyarankan warga Australia untuk tidak melakukan perjalanan ke Afghanistan karena situasi keamanan yang sangat berbahaya," tulis pihak Kementerian Australia dalam sebuah pernyataan.

Sementara Kementerian Luar Negeri AS menyatakan telah mengetahui warganya diculik, tetapi tidak memberikan komentar lebih jauh.

Awal pekan ini, gerilyawan menyerang konvoi belasan wisatawan asing di kota barat Herat, melukai enam dari mereka dan sopir asal Afghanistan . Para wisatawan terdiri dari delapan warga Inggris, tiga warga AS dan satu dari Jerman.

Seorang juru bicara kelompok militan Taliban mengatakan bertanggungjawab atas serangan itu.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya