Pasien Pertama Transplantasi Wajah Meninggal Dunia

Kematiannya terjadi di bulan April, namun para dokter baru umumkan demi privasi keluarganya.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 07 Sep 2016, 05:26 WIB
Diterbitkan 07 Sep 2016, 05:26 WIB
Pasien Pertama Transplantasi Muka Meninggal Dunia
Pasien Pertama Transplantasi Muka Meninggal Dunia. (Reuters)

Liputan6.com, Amiens - Perempuan Prancis yang menjadi orang pertama yang menjalani transplantasi wajah pertama kalinya meninggal dunia di usia ke-49 tahun. Kematiannya diungkapkan oleh para dokternya.

Pada tahun 2005, ahli bedah kosmetik memberikan Isabelle Dinoire hidung dan mulut baru setelah ia digigit oleh anjing peliharaannya.

Operasi yang menghabiskan waktu 15 jam di Rumah Sakit Amiens Picardie menjadi terobosan sejarah dalam dunia medis. Wajah barunya didapat dari seorang jaringan kulit seorang perempuan yang mengalami mati otak.

Menurut majalah Le Figaro, Dinoire sebenarnya telah meninggal dunia di bulan April. Namun, para dokter baru saja mengumumkannya demi menghargai privasi keluarga.

Tim medis tidak mengungkapkan sebab kematian, tetapi Le Figaro pernah melaporkan dalam artikelnya bahwa tubuh Dinoire menolak transplantasi dan perempuan itu tidak dapat menggunakan bibirnya. Demikian seperti dilansir The Guardian, Rabu (7/9/2016).

Obat-obatan yang digunakannya untuk melindungi tubuhnya dari transplantasi justru membuat Dinoire menderita kanker.

Hilangnya sebagian wajah Dinoire setelah digigit oleh anjing peliharaannya, Tanya. Namun, labrador itu bukan untuk menyerang melainkan 'putus asa' membangunkan Dinoire yang tergeletak over dosis obat penenang.

"Pada hari itu aku meminum banyak sekali obat tidur untuk melupakan masalahku, dan ketika terbangun aku mendapati kolam darah dan Tanya di sampingku," kata Dinoire dalam sebuah wawancara. Berbulan-bulan sebelum transplantasi wajah, ia mendapati 'muka monster' tiap kali berkaca.

"Tapi aku tidak membenci Tanya. Ia justru menyelamatkanku. Melihat wajahku sebelum dioperasi seperti pengingat bahwa aku justru ingin mati, dan inilah wajah kematian," tuturnya.

Dua tahun setelah transplantasi, dalam bukunya hal paling sulit ia terima adalah mulut orang lain.

"Aneh rasanya ketika kusentuh dengan lidahku. Terlalu lembut dan asing."

Dinoire juga menemukan rambut di dagunya.

"Aneh sekali. Aku tak pernah memiliki rambut di situ. Aku berpikir, 'Memang aku yang diberikan kehidupan, namun rambut itu tetap miliknya'. Kadang aku kerap menyentuh mukaku sekedar mengecek apakah masih di situ atau tidak."

Semenjak keberhasilan transplantasi wajah Dinoire, lebih dari 30 orang di seluruh dunia melakukan hal yang sama. 

 

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya