10 Kisah 'Paling Mengejutkan' Para Korban Selamat Titanic

Kisah korban selamat Titanic berikut mungkin akan membuat Anda heran bahkan kesal.

oleh Citra Dewi diperbarui 17 Okt 2016, 19:31 WIB
Diterbitkan 17 Okt 2016, 19:31 WIB
Pelayaran perdana Titanic
Pelayaran perdana Titanic

Liputan6.com, New York - Titanic karam di Atlantik Utara setelah menabrak gunung es pada 15 April 1912, di mana sekitar 1.514 dari 2.224 penumpangnya meninggal. Sejumlah kisah pun turut mengiringi tenggelamnya kapal buatan Inggris itu, tak terkecuali dengan cerita dan kesaksian para korban selamat.

Namun, tak hanya kisah mengharukan dan heroik saja yang muncul dari peristiwa tenggelamnya Titanic. Sejumlah cerita dari para korban selamat berikut mungkin akan membuat anda terheran-heran atau bahkan kesal.

Saat Titanic hampir tenggelam, perempuan dan anak-anak merupakan golongan yang diprioritaskan untuk naik ke sekoci. Namun, ada saja seorang pria yang menyamar sebagai wanita untuk dapat masuk ke perahu penyelamat.

Tak hanya itu, berikut 10 kisah para korban selamat Titanic lainnya seperti dikutip dari Listverse, Senin (17/10/2016).

1. Katherine Gilnagh

Seorang wanita bernama Katherine Gilnagh mengaku bahwa dirinya tak menyadari bahwa tenggelamnya Titanic merupakan peristiwa besar. Gilnagh tak pernah naik kapal sebelumnya, jadi ia berpikir bahwa itu adalah hal wajar.

Bahkan ketika menyaksikan Titanic tenggelam, ia tidak menyadari bahwa itu merupakan hal yang tak biasa. "Aku tidak menyadari betapa seriusnya peristiwa itu, hingga aku tiba di negeri ini (Amerika Serikat)," ujar dia.

2. Dickinson Bishop

Dickinson Bishop (Wikipedia)

Ketika Titanic tenggelam, penumpang pria harus mengalah dan mengizinkan perempuan dan anak-anak untuk melarikan diri terlebih dahulu. Sekitar 1.352 pria turut tenggelam bersama kapal untuk menjaga istri dan anak-anak mereka tetap selamat.

Namun tidak dengan Dickinson Bishop. Ia mengaku tersandung dan tak sengaja jatuh ke sekoci. Tapi tak diketahui apakah itu hanya trik agar dirinya bisa selamat atau memang pengakuannya sesuai dengan peristiwa sebenarnya.

Menyuap Awak Kapal

3. Dorothy Gibson

Dorothy Gibson (Wikipedia)

Seorang bintang film bernama Dorothy Gibson merupakan salah satu korban selamat Titanic. Sesampainya di New York, ia mengunjungi kantor manajernya dan mengatakan bahwa mereka perlu membuat film tentang peristiwa itu.

Gibson pun menulis naskah filmnya sendiri dan menghidupkan kembali pengalaman mendekati kematian itu. Film yang digarapnya beredar kurang dari satu bulan setelah Titanic tenggelam. Meski ada sejumlah pihak yang menanggapi positif, beberapa orang menyebut film itu telah mengeksploitasi tragedi.

4. Masabumi Hosono

Masabumi Hosono (Wikipedia)

Masabumi Hosono merupakan satu-satunya pria Jepang yang ada di Titanic. Ketika kapal mulai tenggelam, ia memutuskan untuk mengorbankan dirinya sendiri untuk menyelamatkan orang lain.

Namun hal itu berubah ketika ia melihat seorang pria lompat ke sekoci. Hosono pun memutuskan untuk mengikuti aksi pria tersebut.

Tapi ia harus menderita sepanjang hidupnya. Media Jepang menyebutnya sebagai pengecut yang mengkhianati semangat samurai. Hosono juga harus kehilangan pekerjaannya di Kementerian Transportasi.

5. Daniel Buckley

Daniel Buckley (Wikipedia)

Seorang kru kapal Titanic, HG Lowe, membantu orang-orang untuk masuk ke sekoci. Namun dirinya menemukan sesuatu yang ganjil. Dirinya melihat perempuan berotot terburu-buru memasuki perahu. Ia pun menyadari bahwa apa yang dilihatnya adalah pria yang mengenakan gaun.

Pria tersebut adalah Daniel Buckley. Dalam cerita menurut versinya, dirinya bersikeras bahwa ia tak menggunakan rok. Namun ia tak membantah telah mengenakan syal di kepalanya.

6. Abraham Saloman dan 4 Rekannya

Cosmo Duff-Gordon (Wikipedia)

Abraham Saloman dan keempat rekan miliardernya bergegas menuju sekoci dengan kapasitas 40 orang. Salah satu dari mereka, Cosmo Duff-Gordon menyuap sejumlah kru kapal agar mereka dapat melarikan diri dengan nyaman.

Ketika telah berlayar, kru sekoci meminta mereka untuk kembali dan menyelamatkan lebih banyak orang. Namun Duff-Gordon khawatir bahwa perahu itu akan penuh sesak. Mereka pun tetap melaju, meski perahu itu dapat menampung 28 orang lagi.

Menyelundupkan Anjing ke Dalam Sekoci

7. William Carter

Penumpang Titanic yang selamat berada di dalam sekoci (National Archive)

Ketika tiba di New York, William Carter dikenal sebagai seorang pahlawan. Namun cerita berbeda datang ketika ia dan istrinya bercerai.

Nyonya Carter bercerita bahwa suaminya menyuruhnya untuk bangun ketika Titanic mulai tenggelam. Awalnya, ia mengira suaminya akan kembali, namun ia meloncat ke sekoci dan pergi tanpa membawa keluarganya.

Untungnya, nyonya Carter dapat masuk ke sekoci lain dan mendayung perahu itu seorang diri. Ketika tiba di kapal penyelamat Carpathia, William melambai kepada istrinya dan berkata "Aku kira kau tak akan selamat!".

8. Sejumlah Wanita Menyelundupkan Anjing ke Sekoci

Tak terdapat banyak tempat di sekoci, namun Elizabeth Rothschild tak ingin meninggalkan anjing kesayangannya. Ia pun menyelundupkan hewan peliharaannya ke jaket dan melompat ke perahu. Ketika orang-orang mengetahui aksinya itu, ia menolak untuk melepaskannya.

Namun ia bukan satu-satunya orang yang melakukan hal itu. Margaret Hays membungkus anjingnya dengan selimut dan menyelundupkannya di sekoci.

9. Robert Hichens

Robert Hichens (Biography)

Ketika Titanic mulai tenggelam, Robert Hichens bergegas bergabung ke dalam sekoci. Ketika mulai menjauh dari kapal, beberapa orang berpikir bahwa mereka masih memiliki kesempatan untuk menyelamatkan lebih banyak orang, namun Hichens menolaknya.

Salah seorang perempuan yang berada di sekoci adalah Molly Brown, yang disebut sebagai pahlawan Titanic. Tak suka dengan sikap Hichens, ia mengancam akan membuang pria itu ke laut jika dirinya tak diizinkan untuk memegang dayung.

Brown pun memutuskan untuk kembali dan menyelamatkan orang yang hampir tenggelam.

10. Charles Joughin

Ketika Titanic hampir tenggelam, Charles Joughin tahu bahwa dirinya bukan merupakan orang yang akan diselamatkan. Sadar akan hal itu, ia membantu orang-orang kaya untuk naik ke sekoci dan memberi mereka makanan.

Joughin pun kembali ke kabinnya dan menenggak whiskey sebanyak mungkin dan bersiap untuk mati. Dalam keadaan mabuk, ia menemukan dirinya berada di pagar kapal dan terangkat tinggi ke udara. Pria yang berprofesi sebagai pembuat roti itu pun tetap berada di sana hingga kapal tenggelam dan memutuskan untuk loncat ke dalam air.

Ia pun terombang ambing di atas air beku selama tiga jam sebelum diselamatkan. Normalnya, kurun waktu tersebut cukup untuk membuat seseorang meninggal karena hipotermia. Namun whiskey yang ditenggaknya membuat badannya tetap hangat dan menyelamatkannya.

Lanjutkan Membaca ↓
Loading

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya