Donald Trump: Saya Akan Terima Hasil Pemilu Jika Saya Menang

Setelah debat final, di depat para pendukungnya, Trump memastikan kalau ia hanya akan menerima hasil pemilu selama ia menang.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 21 Okt 2016, 15:03 WIB
Diterbitkan 21 Okt 2016, 15:03 WIB
20161019-Debat Capres AS Terakhir-Las Vegas
Ekspresi capres AS dari Partai Republik, Donald Trump ketika melihat rivalnya dari Partai Demokrat, Hillary Clinton sebelum dimulainya perhelatan debat ketiga dan terakhir capres AS di University of Nevada, Las Vegas, Rabu (19/10). (REUTERS/Mike Blake)

Liputan6.com, Idaho - Sehari setelah debat pamungkas yang berlangsung panas antara Hillary Clinton dan Donald Trump, pengusaha tajir itu secara blak-blakan di depan para pendukungnya menyatakan akan menerima hasil pemilu. Hanya jika ia menang.

Pada debat final yang diselenggarakan pada 19 Oktober 2016 di Universitas Nevada, Las Vegas, ia menjawab: "kita lihat saja nanti", ketika moderator Chris Wallace bertanya apakah Trump akan menerima hasil pemilu.

Namun, di depan para pendukung di Ohio sehari setelah debat, ia memastikan kalau dirinya hanya akan menerima hasil pemilu jika menang.

"Saya berjanji dan bersumpah kepada para pemilih dan pendukung saya dan seluruh warga AS, bahwa saya akan secara total menerima hasil pemilihan presiden paling bersejarah ini, hanya jika saya menang," kata Trump kepada para pendukungnya seperti dikutip dari CNN, Jumat (21/10/2016).

Trump dalam beberapa minggu terakhir berkoar bahwa ada suara yang dibeli oleh tim Hillary. Hal yang jarang terjadi dalam politik AS. Miliarder nyentrik itu hanya akan menerima hasil pemilu jika prosesnya bersih.

"Jelas saya menerima hasil pemilu, tapi jika bersih, namun saya punya hak untuk menggugat secara hukum jika ternyata ada hasil yang mencurigakan," lanjut Trump lagi.

Hal senada juga dilontarkan oleh cawapres Trump, Gubernur Mike Pence.

Tudingan bahwa pemilu capres berlangsung tak adil terjadi setelah belasan perempuan mengaku menjadi korban pelecehan Trump.

Mereka berani berkoar setelah terkuak sebuah klip suara Trump yang berkomentar vulgar terhadap perempuan. Hal itu membuat sejumlah petinggi Republik menarik dukungannya.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya