Liputan6.com, Moskow - Seorang peneliti Inggris, Mark Bullen melakukan penelitian terkait makna di balik tato para pelaku tindakan kriminal dan narapidana di Rusia.
Bullen mengatakan, penelitian ini dimulai saat ia melakukan studi banding di Saint Petersburg 2010 lalu. Saat itu, dirinya dengan jeli melihat satu ciri khas melekat di hampir setiap pelaku kriminal.
"Saya mulai sadar bahwa hampir semua orang yang berurusan dengan para polisi Rusia memiliki tato hijau kebiru-biruan ini,” kata Bullen seperti dikutip dari Russian Beyond The Headline, Sabtu (29/10/2016).
Advertisement
Baca Juga
Setelah memperhatikan hal tersebut, Bullen mulai dengan lebih serius mengumpulkan fakta terkait temuannya itu. Jawaban mengenai rasa penasarannya tersebut pun ditemukan.
"Saya bertanya pada para polisi yang berpatroli bersama saya mengenai tato itu, dan mereka menjelaskan bahwa semua tahanan di penjara Rusia menato diri mereka sendiri sebagai 'riwayat hidup kriminal', hampir seperti seragam," jelas dia.
"Petugas kepolisian bisa tahu semua hal mengenai sang tahanan hanya dengan membaca tato mereka. Itu adalah bagian penting dari pekerjaan mereka,” sambung Bullen.
Fakta mengejutkan lain yang ditemukan Bullen dalam penelitiannya ini adalah adanya perbedaan mencolok antara tato perempuan dan laki-laki.
"Meski tato perempuan lebih didasarkan pada 'sentimentalitas, tragedi kehidupan, dan percintaan', mereka juga memiliki kode khusus. Tato pada para kriminal perempuan, terutama tato hukuman, bahkan bisa lebih kasar dari tato laki-laki," jelasnya.
Sejarah tato kriminal Rusia
Tato kriminal di Rusia, menurut penelitian yang dilakukan Bullen bukan fenomena baru. Ini sudah terjadi dari zaman kekaisaran (Tsar).
Kemungkinan besar, inspirasi untuk menato badan datang dari pelaut-pelaut Inggris yang terkenal kerap merajah tubuh mereka.
Walau mendapat pengaruh dari dunia luar, Rusia sebenarnya, sudah punya cara sendiri dalam menandai pelaku kriminal.
Hingga pertenggahan Abad ke-I9 setiap pelaku kejahatan di wajahnya dilabeli tulisan vor (pencuri) atau kat (katorzhnik) alias narapidana buruh kasar.
"Tiap tato memiliki makna simbolis yang menjelaskan aksi yang telah dilakukan pemilik tato. Kini, tato lebih condong sebagai pelestarian tradisi masa lalu," ujar Bullen.