Solidaritas Yahudi untuk Aleppo, Ucapkan Mantra Anti-Holocaust

Ungkapan 'Never Again' tidak hanya komitmen untuk melawan antisemit, tetap juga tidak ada kelompok atau orang yang alami holocaust lagi.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 18 Des 2016, 13:12 WIB
Diterbitkan 18 Des 2016, 13:12 WIB
Solidaritas Warga Israel untuk Aleppo
Sejumlah warga Israel menggelar unjuk rasa di depan kediaman Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu di Yerusalem, Jumat (16/12). Mereka mengaku prihatin dengan warga Aleppo di Suriah. (REUTERS / Baz Ratner)

Liputan6.com, New York - Seluruh yahudi di Israel, Amerika Serikat, dan Inggris turun ke jalan untuk menunjukkan solidaritas mereka terhadap Aleppo. Mereka juga mengekspresikan kesakitan dan frustrasi atas korban warga sipil di Aleppo.

Di Israel, kelompok akar rumput meminta warganya agar menunjukkan soldaritas kepada warga sipil Suriah dengan berunjuk rasa yang digelar akhir pekan ini. Adapun gerakan itu disponsori oleh organisasi perempuan yang mengutuk kekerasan di Suriah.

"Kita tak bisa berdiam diri, kita harus serukan suara kita melawan kekerasan di tempat yang tak jauh dari sini demi rasa kemanusiaan," tulis gerakan itu dalam Facebook-nya seperti dikutip dari JerussalemPost, Minggu (18/12/2016).

Organisasi itu, Roni Slonim, mengatakan tujuan unjuk rasa itu adalah mendukung rakyat Suriah serta meminta kesadaran dari pemerintah Israel.

"Kami ingin bersatu sebagai sebuah kekuatan aktif untuk hak asasi manusia dan melawan teror yang terjadi di Aleppo," kata Slonim. Unjuk rasa ini diharapkan menjadi "protes diam" dan akan memberikan kesempatan bagi warga yang peduli untuk membahas apa yang bisa mereka lakukan bergerak maju untuk membantu warga sipil Suriah.

Di Utara, perbatasan dengan Suriah, puluhan warga dari Golan berencana untuk menggelar aksi protes.

Aktivis berencana untuk berbaris menuju perbatasan di bawah spanduk 'Dunia Diam Lagi' dan 'Hentikan Holocaust anak Suriah'. Serta spanduk, 'Never Again' atau 'Jangan Lagi'.

'Never Again' adalah sebuah gerakan yang dimotori kaum Yahudi yang selamat dari kekejaman Nazi pada Perang Dunia II.

Di London, Persatuan Mahasiswa Yahudi merencanakan "unjuk rasa darurat" pada kamis malam lalu.

Sementara di Inggris, unjuk rasa digelar di dekat gedung parlemen, di Westmisnter. Mahasiswa Yahudi di negara itu menuntut pemerintah Inggris untuk lebih berperan aktif memasukkan bantuan ke Suriah.

"Ketika kami mengenang Holocaust, kami berteriak 'Never Again', tapi ternyata gagal untuk Suriah," kata grup itu.

Sementara, American Jewish Committe meminta agar seluruh dunia membuka mata untuk menyelamatkan Suriah.

"Kita tahu dari sejarah konsekuensi tragis pemerintah yang gagal untuk menemukan kehendak untuk bertindak dalam menghadapi kejahatan yang tak terkatakan seperti terhadap kemanusiaan," kata AJC CEO David Harris. "Menonton tragedi tak terbatas dari Suriah secara real time hanya mempertinggi tingkat keparahan krisis padahal dibutuhkan bantuan internasional yang terkoordinasi."

CEO Anti-Defamation League Jonathan Greenblatt merilis sebuah posting blog minggu ini menyoroti komunitas Yahudi yang memiliki "tanggung jawab khusus untuk berbicara, setelah mempelajari harga keheningan dunia."

"Ungkapan 'Never Again'  tidak hanya komitmen untuk melawan antisemitisme, tetapi memastikan bahwa tidak ada kelompok atau orang yang merasakan kebrutalan seperti itu lagi," tulisnya.

Sementara itu, pebisnis Israel di AS, Moti Kahana berencana menggelar unjuk rasa di New York pada malam natal 24 Desember dan malam tahun baru.

Kahana juga CEO dari organisasi Amaliah, yang memberikan bantuan kepada warga sipil Suriah yang berbatasan dengan Israel.

"'Never Again' seharusnya benar-benar diterapkan," kata Kahana.

"Biarpun jika pemerintah Suriah memusuhi Suriah, rakyat Suriah bukan musuh kami. Kita semua bukanlah musuh satu sama lain. Mari semua berkumpul tanpa pandang ras agar kekerasan di Suriah berakhir," ujar Kahana.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya