Liputan6.com, Sarawak - Pemerintah Malaysia akhirnya mengakui keberadaan Pusat Kegiatan Belajar Masyarakat (PKBM) di Serawak. PKBM merupakan tempat anak pekerja Indonesia menerima pendidikan.
Di Serawak terdapat 16 PKBM. Semuannya, ditujukan membantu pelayanan anak TKI yang bekerja di ladang sawit wilayah tersebut.
Pengakuan secara resmi ini ditandai acara penyerahan secara resmi Surat Kelulusan Pembentukan 8 PKBM di Negeri Sarawak oleh Bahagian Pendidikan Swasta, Kementerian Pendidikan Malaysia (BPS-KPM).
Advertisement
Delapan PKBM tersebut adalah Sungai Klad (Tradewinds, Miri), Pinang (Sarawak Oil Palms Berhad/SOPB, Miri), Sungai Balim (SOPB, Miri), Sungai Trus (SOPB, Miri), Saremas (Wilmar, Bintulu), Segarmas (Wilmar, Bintulu), Rinwood Pelita Mukah (Rinwood, Mukah), dan Ladong (Tradewinds, Simunjan).
Surat kelulusan itu langsung diserahkan oleh Wakil Direktur BPS-KPM, Ahmad Lotfi Zubir, kepada masing-masing pengurus perusahaan sawit yang memiliki PKBM.
Baca Juga
Penyerahan surat kelulusan ini adalah pemberian gelombang kedua. Pada 22 Oktober lalu, sebanyak 8 PKBM menerima surat serupa.
Dengan diakuinya seluruh PKBM, Zubir menjelaskan, sudah menjadi komitmen Kerajaan Malaysia untuk membantu pelayanan pendidikan bagi anak-anak pekerja Indonesia yang berada di ladang-ladang sawit di Malaysia, khususnya di Sabah dan Sarawak.
"Melalui PKBM ini, kita berharap anak-anak pekerja Indonesia bisa mengikuti pendidikan sesuai dengan kurikulum yang terdapat di sekolah-sekolah Indonesia," ujar Zubir seperti dikutip dari situs Kemlu.go.id Kamis (29/12/2016).
Konjen RI untuk Kuching, Jahar Gultom menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Pemerintah Malaysia dan perusahaan ladang sawit karena sudah memenuhi janjinya untuk memberikan pelayanan pendidikan lewat PKBM.
"Semoga di masa akan datang akan lebih banyak lagi PKBM yang bisa dibentuk dan dioperasikan, mengingat masih banyak anak pekerja WNI di Sarawak yang belum mendapatkan akses pelayanan serupa," tegasnya.
Diakui secara resminya PKBM RI di Malaysia disambut baik Pejabat Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan RI, Prof. Ari Purbayanto. Ia mengatakan, status tersebut akan memudahkan Indonesia mengirimkan lebih banyak guru-guru profesional Tanah Air untuk mengajar anak-anak TKI di Sarawak.
"Insya Allah, pada tahun 2017 nanti, semua PKBM di Sarawak sudah memiliki guru yang dikirim dari Jakarta sehingga bisa meningkatkan lagi kuantitas dan kualitas pendidikan bagi anak-anak kita di sini," kata Ari.
Dari 16 PKBM yang sudah berjalan, sampai akhir Desember 2016 tercatat ada 884 pelajar Indonesia Tingkat SD dan SMP dengan jumlah guru 29 orang. Kurikulumnya mengikuti kurikulum Indonesia dan menginduk pada Sekolah Indonesia Kota Kinabalu Sabah.