Liputan6.com, Florida - Jumat 6 Januari 2017, ruang pengambilan bagasi di Terminal 2 Bandara Fort Lauderdale, Florida, ramai oleh para penumpang yang tengah mengambil barang bawaan mereka.
Tiba-tiba, Esteban Santiago, yang juga baru turun dari pesawat, menarik menarik pistol semi-otomatis dari tasnya dan melepaskan tembakan. Lima orang tewas dan delapan lainnya luka-luka.
Dalam video TMZ yang beredar di dunia maya, seperti dilansir dari CNN, Senin (9/1/2017), pria bersenjata itu terlihat berjalan melalui daerah pengambilan bagasi di Bandara Internasional Fort Lauderdale-Hollywood, hanya beberapa langkah di belakang seorang pria dan dua anak laki-laki.
Advertisement
Beberapa orang terlihat tengah menggeret koper seraya melewati ruang bagasi. Pria bersenjata yang mengenakan sweater biru dengan garis-garis hitam di pundak dan membawa jaket di tangan kirinya kemudian terpantau di layar.
Salah satu orang di depannya tengah memeriksa ponsel, lalu Santiago menarik senjata dengan tangan kanannya dan melepaskan tiga tembakan dan menghilang dari pandangan kamera CCTV.
Pasangan yang tengah duduk di dekatnya pun jatuh ke lantai. Sedangkan seorang wanita lain terlihat berlindung di balik keranjang bagasi.
Beberapa orang lainnya terkejut dan tak sempat berlindung, refleks menjatuhkan tubuhnya ke lantai.
Juru bicara bandara, Greg Meyer mengatakan, "Kami menyadari beredar video TMZ. Saat ini penyelidikan melibatkan penegak hukum tengah dilakukan".
Kantor Broward County Sheriff belum memberikan komentar.
Menurut aduan pidana yang diajukan oleh jaksa federal, Santiago yang kini telah ditahan kepolisian setempat mengaku merencanakan serangan yang menewaskan lima orang dan membuat beberapa orang terluka itu.
"Dua dari korban luka tetap dalam perawatan intensif pada Minggu 8 Januari sore, sedangkan sisanya empat orang telah dipulangkan atau pulih di Broward General Hospital," jelas Sheriff Scott Israel.
Pihak rumah sakit memberikan keterangan berbeda, mengatakan tujuh korban, lima dari mereka menderita luka tembak dirawat di rumah sakit hingga Minggu. Satu tembakan korban dibebaskan pada Sabtu.
Ketika ditanya apakah akan dilakukan pengetatan keamanan di bandara, Israel mengatakan ia lebih peduli dengan membujuk anggota parlemen untuk menjaga senjata api dari tangan penjahat, sakit mental dan orang-orang di daftar larangan terbang.
"Jawabannya tidak untuk upaya di bandara," katanya. "Kami adalah masyarakat yang bebas. Kita sebagai orang Amerika, bebas pergi ke bandara, stadion dan gelanggang setiap hari dalam kehidupan kita."
Senjata Disita
Pemerintah federal mengaku familiar dengan Santiago. Ia mendapatkan peringatan dari kepolisian beberapa pekan sebelumnya.
Pada November, Santiago mengunjungi kantor Alaska FBI. Kala itu ia mengatakan pikirannya sedang dikendalikan oleh intelijen AS. Dia meninggalkan pistol di dalam mobil.
Sebelumnya, pihak berwenang mengatakan Santiago juga meninggalkan bayi yang baru lahir di dalam mobil, tapi juru bicara FBI Staci Feger-Pellessier mengatakan ia bersama dengan anak kecil itu ke kantor FBI. Bocah itu dalam perawatan dari FBI, sampai ibunya datang.
Tentara veteran itu juga melakukan sesi wawancara di kantor FBI menyangkut pemerintah untuk mengambil pistolnya dan memintanya menjalani evaluasi kesehatan mental. Tapi itu tidak cukup untuk membuatnya diadili terkait kelainan mental, yang akan melarang Santiago dari memiliki senjata api.
Santiago mendapatkan kembali pistolnya sebulan kemudian, ketika ia mengambil pistol dari markas polisi. Senjata itu, menurut sumber-sumber penegak hukum, digunakan dalam serangan bandara.
"Sejauh yang saya tahu, ini bukan sesuatu yang seharusnya dilarang berdasarkan informasi pihak berwenang di Alaska. Saya berpikir bahwa penegak hukum bertindak dalam hukum yang mereka miliki," kata Jaksa AS Karen Loeffler.
Sebelum kasus penembakan ini, Santiago juga memiliki beberapa masalah hukum dan akan diadili pada bulan Maret.
Berikut ini rekaman detik-detik penembakan di Bandara Florida tersebut: