Berharap Trump Dibunuh, Wanita Ini Diinterogasi Secret Service

Lowrey menuliskan cuitan di Twitter, ia berharap seseorang yang berbaik hati akan datang untuk membunuh Trump

oleh Khairisa Ferida diperbarui 23 Jan 2017, 10:31 WIB
Diterbitkan 23 Jan 2017, 10:31 WIB
20170121- Pidato Donald Trump -AFP Photo
Donald Trump turun menuju podiumnya untuk menyampaikan pidato pertamanya sebagai Presiden AS di Capitol Hill, Washington DC, AS, Jumat (20/1). Dikabarkan, Trump sendiri yang menulis dan menyusun pidato pelantikannya. (AFP Photo)

Liputan6.com, Washington, DC - Seorang perempuan di Kentucky, Amerika Serikat (AS), Heather Lowrey (26), diinterogasi Secret Service setelah ia mencuit harapannya akan ada seseorang yang membunuh Donald Trump.

"Jika seseorang cukup kejam untuk membunuh Martin Luther King (MLK), mungkin ada orang lain yang akan berbaik hati untuk membunuh Trump," cuit Lowrey pada 17 Januari seperti dilansir Daily Mail, Minggu, (23/1/2017).

Perempuan tersebut juga menuliskan tagar #bekind #trump dan #lovetrumpshate. Menurut Wave 3 News, segera setelahnya, cuitan Lowrey ramai diperbincangkan.

Lowrey menuliskan pemikirannya itu di Twitter tepat sehari setelah Martin Luther King Jr Day, yakni sebuah hari untuk merayakan protes damai dan kesetaraan. Namun tak lama setelah diposting, cuitan tersebut menghilang begitu juga dengan akunnya.

Secret Service menegaskan bahwa saat ini Lowrey masih dalam tahap penyelidikan. Demikian menurut New York Daily News.

Hingga saat ini tidak ada dakwaan yang diarahkan terhadap Lowrey. Meski demikian sejumlah tempat di mana ia bekerja telah mengambil kebijakan untuk memutuskan kontrak dengannya.

Va Va Vixens, sebuah grup penghibur di Louisville dan agensi pencari bakat Heyman dikabarkan langsung memutuskan kontrak begitu mengetahui kasus ini. Sementara itu, Lowrey belum memberi komentar apa pun.

Sejauh ini, perempuan itu merupakan satu-satunya orang yang menghadapi penyelidikan federal karena memposting tentang ancaman pembunuhan terhadap Trump yang baru tiga hari lalu disumpah sebagai presiden ke-45 AS.

Beredar kabar, Secret Service kemungkinan juga akan menyelidiki penyanyi AS, Madonna, terkait dengan pernyataannya. Dalam demo anti-Trump, diva dunia itu sempat mengatakan, ia terpikir untuk meledakkan Gedung Putih.

Madonna tidak mampu menutup kemarahannya menyusul kemenangan Trump dalam pilpres pada November 2016 lalu. Namun ia menyadari, seruannya untuk meledakkan Gedung Putih tidak akan mengubah apa pun.

Menurut laman sayap kanan Gateway Pundit, juru bicara Secret Service mengatakan mereka mengetahui pernyataan Madonna dan ada kemungkinan sang penyanyi akan diinterogasi. Namun keputusan akhir apakah akan ada penuntutan atau tidak, bergantung sepenuhnya pada kantor kejaksaan AS.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya