Modus Baru Bomber di Nigeria: Gendong Bayi untuk Kecoh Aparat

Modus serangan menggunakan media perempuan telah terjadi sebelumnya, namun para pejabat mengatakan penggunaan bayi mengarah pada tren baru.

oleh Tanti Yulianingsih diperbarui 24 Jan 2017, 13:20 WIB
Diterbitkan 24 Jan 2017, 13:20 WIB
Lokasi ledakan bom bunuh diri di Nigeria. (BBC)
Lokasi ledakan bom bunuh diri di Nigeria. (BBC)

Liputan6.com, Maiduguri - Modus baru pelaku bom bunuh diri wanita di Nigeria terdeteksi. Pihak berwenang setempat memperingatkan, bahwa sekarang para bomber itu membawa bayi.

Langkah itu dilakukan untuk menghindari deteksi pihak berwenang saat mereka hendak meledakkan diri.

Dilansir dari BBC, Selasa (24/1/2017), salah satu contoh serangan dengan modus baru itu terjadi di Kota Madagali pada 13 Januari lalu. Saat itu dua wanita meledakkan perangkat bom mereka, bunuh diri, menewaskan dua bayi, dan empat orang lainnya.

Para bomber wanita itu berhasil melewati pos pemeriksaan, dikira warga sipil karena membawa bayi.

Modus serangan menggunakan media perempuan telah terjadi sebelumnya di Nigeria, namun para pejabat mengatakan penggunaan bayi mengarah pada tren baru yang membahayakan.

Kelompok pemberontak Boko Haram memang dikenal kerap sebagai dalang serangan di Nigeria, menggunakan para perempuan sebagai bomber.

Empat perempuan menyerang Madagali di Adamawa, wilayah yang direbut kembali dari Boko Haram pada tahun 2015.

"Dua orang lainnya berhasil dihentikan di sebuah pos pemeriksaan keamanan, dan meledakkan perangkat mereka," ungkap para pejabat.

Kedua wanita itu membawa bayi, tidak berhenti di pos, dan meledakkan diri setelah melewatinya.

Pada awal Desember 2016, dua bomber wanita juga menewaskan sedikitnya 45 orang di sebuah pasar yang sibuk. Serangan serupa menewaskan 25 orang tahun sebelumnya.

Pemerintah Nigeria telah memerangi kelompok itu dalam sebuah serangan besar-besaran, untuk merebut kembali banyak wilayah yang mereka kuasai.

Namun belakangan para pemberontak kian banyak serangan bom bunuh diri atas respons terhadap upaya pemerintah tersebut.

 

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya