Australia Akan Beri Tes Calistung Bagi Siswa Kelas 1 SD?

Rencana ini menuai kritik dari Partai Buruh dan Australian Education Union, yang menilai pendanaan pendidikan jauh lebih baik dari tes.

oleh Arie Mega Prastiwi diperbarui 30 Jan 2017, 08:15 WIB
Diterbitkan 30 Jan 2017, 08:15 WIB
Australia Akan Beri Tes Calistung Bagi Siswa Kelas 1 SD?
Ilustrasi siswa di Australia (ABCNews)

Liputan6.com, Canberra - Pemerintah Federal Australia tengah mempertimbangkan akan memperkenalkan ujian wajib kemampuan menulis, matematika dan membaca atau calistung bagi pelajar tahun pertama. Langkah ini dikritik Partai Buruh tidak akan membantu memperbaiki peringkat pendidikan Internasional Australia.

Dikutip dari ABCNews, pada Senin (30/1/2016), Menteri Pendidikan Federal Australia, Simon Birmingham mengatakan sebuah panel ahli akan merancang serangkaian tes yang 'mudah' untuk membantu mengidentifikasikan ketertinggalan siswa dalam hal kemampuan dasar.

Keputusan ini dilakukan setelah laporan selama 3 tahun terakhir mengindikasikan kinerja pendidikan Australia tidak mengalami kemajuan.

Salah satu laporan — Trends in International Mathematics and Science Study (TIMSS), yang dirilis November 2016 lalu —menunjukan murid tahun ke- 4 dan 8 di Australia turun peringkatnya di dunia internasional untuk pelajaran matematika dan ilmu pengetahuan.

Menteri Pendidikan Simon Birmingham mengatakan tes wajib ini tidak akan memojokkan murid, tetapi penilaian ini memungkinkan orang tua, guru dan siswa tahu apakah diperlukan suatu intervensi dini atau tidak.

"Tes ini lebih pada upaya mengidentifikasi di mana para pelajar yang berusia lebih muda dapat mengembangkan kemampuan membaca dan menulis mereka secara lebih efektif dan tepat. Dan jika mereka tidak mampu, sekolah bisa intervensi lebih dini sehingga mereka tidak semakin jauh tertinggal,” katanya.

Rencana ini menuai kritik dari Partai Buruh dan Australian Education Union, yang menilai pemenuhan komitmen kebijakan pendanaan pendidikan merupakan cara terbaik untuk meningkatkan hasil pencapaian oleh sektor tersebut. 

"Sekolah-sekolah tidak perlu ujian nasional lain lagi untuk mengatasi anak-anak yang membutuhkan pertolongan. Yang mereka perlukan adalah sumber daya untuk memenuhi kebutuhan anak-anak," kata Presiden Serikat Pendidikan Australia, Coreena Haythorpe.

Sementara itu Wakil Pimpinan Partai Buruh, Tanya Plibersek mengatakan Australia berada pada posisi sedikit di bawah rata-rata jika berkaitan dengan pendanaan untuk sekolah-sekolah, dan kurang dari 10 persen pendanaan tambahan berbasis kebutuhan yang telah disampaikan.

"Anda tidak bisa memperbaiki apa yang salah di sekolah-sekolah Australia ketika Anda memotong anggaran sebesar 30 miliar dolar Australia di sekolah-sekolah kami," kata Plibersek. 

"Ini setara dengan pemotongan satu dari tujuh guru - itu berarti kurang perhatian satu murid satu guru atau 'one-on-one' untuk anak-anak kita. Sehingga, mereka menjadi kurang fokus pada kemampuan-kemampuan dasar," lanjutnya.

Menteri Pendidikan Negara Queensland, dari Partai Buruh Kate Jones, juga mengatakan lebih banyak dana yang dibutuhkan.

"Kita memiliki Menteri Pendidikan Federal yang hendak menerapkan ujian tambahan tapi tidak akan menempatkan tambahan dana 1 dolar untuk memberikan dukungan bagi siswa yang berdasarkan ujian memang membutuhkan dukungan tambahan,” ujar Jones.

Sebuah dokumen kerangka referensi mengenai progam Year One testing mengatakan panel ahli akan bekerja untuk mengembangkan ujian ini dan melaporkan hasilnya ke pemerintah pada akhir April mendatang.

Video Pilihan Hari Ini

Video Terkini

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya